Mohon tunggu...
Nisrina Sri Susilaningrum
Nisrina Sri Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Great Learner

Great Learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenangan Dini Hari yang Menyedihkan

10 Juli 2015   23:26 Diperbarui: 10 Juli 2015   23:26 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jangan paksa saya melakukan hal yang konyol…!!!” murka sang ayah berkali-kali seperti kesetanan.

***

Peristiwa di suatu subuh pada bulan suci yang penuh berkah itu masih melekat di benak ketiga bocah itu hingga kini. Walau telah berlalu dua dekade lebih, namun tetap saja kenangan yang menyedihkan tersebut tak bisa terhapus.

Salahkah keinginan ketiga bocah itu untuk menghabiskan pagi bersama kedua orang tuanya seperti keluarga kecil yang lain?

Haruskah keinginan sederhana itu dibalas dengan tidak semestinya?

Tak bisakah sang ayah mengemukakan alasannya dengan lebih arif, tentang mengapa beliau tidak dapat mengabulkan keinginan mereka?

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang hingga kini masih menggelayut di benak, dan tetap menjadi misteri hingga mereka dewasa. Pertanyaan yang akan terus menjadi misteri, karena mereka tak bisa lagi bertanya. Sebab sang ayah telah lama pergi dari hidup mereka.

Mereka bertiga hanya dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Hikmahnya adalah komunikasi, sebuah kunci yang amat sederhana dalam menjaga keharmonisan keluarga.

Bila komunikasi kita dengan anggota keluarga yang lain mulai terasa ada kendala, maka waspadalah sebab hal itu bisa membahayakan hubungan. Baik itu hubungan suami istri, maupun hubungan orang tua dan anak.

Bagaimanakah komunikasi Anda dengan keluarga?

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun