“Jangan paksa saya melakukan hal yang konyol…!!!” murka sang ayah berkali-kali seperti kesetanan.
***
Peristiwa di suatu subuh pada bulan suci yang penuh berkah itu masih melekat di benak ketiga bocah itu hingga kini. Walau telah berlalu dua dekade lebih, namun tetap saja kenangan yang menyedihkan tersebut tak bisa terhapus.
Salahkah keinginan ketiga bocah itu untuk menghabiskan pagi bersama kedua orang tuanya seperti keluarga kecil yang lain?
Haruskah keinginan sederhana itu dibalas dengan tidak semestinya?
Tak bisakah sang ayah mengemukakan alasannya dengan lebih arif, tentang mengapa beliau tidak dapat mengabulkan keinginan mereka?
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang hingga kini masih menggelayut di benak, dan tetap menjadi misteri hingga mereka dewasa. Pertanyaan yang akan terus menjadi misteri, karena mereka tak bisa lagi bertanya. Sebab sang ayah telah lama pergi dari hidup mereka.
Mereka bertiga hanya dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Hikmahnya adalah komunikasi, sebuah kunci yang amat sederhana dalam menjaga keharmonisan keluarga.
Bila komunikasi kita dengan anggota keluarga yang lain mulai terasa ada kendala, maka waspadalah sebab hal itu bisa membahayakan hubungan. Baik itu hubungan suami istri, maupun hubungan orang tua dan anak.
Bagaimanakah komunikasi Anda dengan keluarga?