Mohon tunggu...
Nisrina Nabihah
Nisrina Nabihah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cerita Fantasi: Petualangan ke Dunia Magic (13)

5 Januari 2024   07:45 Diperbarui: 5 Januari 2024   07:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain gambar dengan Microsoft Designer

Episode sebelumnya, Nisrina dan teman-temannya menyelamatkan teman Lisa yang bernama Orion. Dia ditemukan di atas atap rumah kincir angin. Kemudian mereka pulang ke rumah Nisrina.

Di tengah malam, muncullah Makhluk Akar Hitam. Makhluk Robot Kilat menghadapi makhluk Akar tadi. Bagaimana kelanjutan kisahnya?

***

Ketika akar-akar akan habis dipotong Makhluk Robot Kilat, tiba-tiba ada serangan dari Makhluk Lika Asia Kejam dan membuat Makhluk Robot Kilat kalah.

"Ya ampun, bagaimana ini?" teriak Yunwu.

"Muncullah portal!" ucap Shinbi.

Mereka diteleport ke taman bunga dekat rumah kincir angin.

"Hampir saja tertangkap oleh Makhluk Lika Asia Kejam lagi," kata Yunwu.

"Iya."

"Tapi kenapa namanya Lika Asia Kejam?" tanya Nisrina.

"Itu karena di masa ada beberapa orang dari Asia yang diramalkan akan merdeka tanggal tujuh belas Agustus 1945 di Asia. Datang ke sini untuk memberi bantuan dan Lika berteman dengan seseorang dari Asia yang bernama Rosella. Jadi saat mereka masih hidup, lima sahabat diberi julukan Asia Sang Kebaikan. Tapi saat Lika tiada dan menjadi Makhluk Lika Asia Kejam karena Lika meninggal bersama sahabat baiknya," jawab Gembi.

"Maksudmu, yang pingsan lalu meninggal itu temannya dari Asia?" tanya Nisrina.

"Iya," jawab Gembi.

"Tunggu dulu. Tadi Gembi bilang kalau orang Asia yang diramalkan akan merdeka tanggal tujuh belas Agustus 1945. Nama negera orang Asia itu negara apa?" tanya Nisrina.

"Nama negeranya itu Indonesia," jawab Gembi.

"In..in.. Indonesia katamu?" tanya Nisrina.

"Iya. Memangnya kenapa, Nisrina?" Gembi balik bertanya.

"Sebab itu negaraku!" jawab Nisrina.

"Apa?"

"Stttt. Diam. Makhluk Lika akan kemari. Sembunyi!" kata Kanglim.

Lantas semua temannya diam dan bersembunyi di semak-semak, atas pohon, gundukan jerami dan di tong yang terbuat dari kayu. Semua orang ketakutan saat bersembunyi. Yunwu, Sara dan Rion bersembunyi di atas pohon.

Yurika, si kembar, Lisa dan Orion bersembunyi di semak-semak. Rayen, Lily, Isabel, Gaen, Ian, Hari, Duri, Kliga dan Kanglim bersembunyi di tumpukan jerami. Sedangkan Nisrina, Ash, Jesen, Shinbi, Gembi dan Dhubi bersembunyi di tong kayu.

Makhluk Lika itu mencari di sekitar taman dan ternyata Makhluk Lika menemukan orang-orang yang bersembunyi di semak-semak dan di atas pohon. Tapi Makhluk Lika tidak menemukan orang yang bersembunyi di tumpukan jerami dan di dalam tong kayu.

Makhluk Lika langsung pergi karena sudah pukul empat pagi. Setelah Makhluk Lika benar-benar pergi, semua orang yang tidak tertangkap mulai berkumpul.

"Bagaimana ini. Teman-teman yang bersembunyi di atas pohon dan semak-semak tertangkap," kata Hari.

"Lebih baik periksa sinyal GPS mereka," kata Nisrina.

Saat mereka akan memeriksa GPS," teman-teman, lebih baik kita ke gua persembunyianku," ajak Ian.

"Baik," sahut teman-temannya.

Saat di gua persembunyian Ian," gimana ini Yurika, si kembar, Lisa dan Orion tertangkap Makhluk Lika?" kata Kliga sedih.

"Kan Rion, Yunwu dan Sara juga," lanjut Duri.

"Teman-teman, coba cari sinyal GPS!" kata Nisrina yang baru selesai mengenakan kerudung.

"Oke!"

"Nisrina, aku menemukan sinyal GPS milik Rion!" kata Rayen.

"Sinyal GPS Rion. Mereka sedang ada di mana?" tanya Nisrina.

"Mereka ada di rumah kincir angin yang dihuni Makhluk Lika!" jawab Rayen.

"Apa?" 

Yang lain jadi kaget. Tiba-tiba Rini lari keluar gua.

"Rini, kamu mau ke mana?" tanya Nisrina.

"Teman-teman, sebentar. Aku mau mengejar Rini," kata Nisrina sambil berlari keluar gua untuk mengejar Rini.

"Nisrina, hati-hati!" kata Rayen.

Saat Nisrina berhasil menangkap Rini, Nisrina terkejut karena dia berada di tengah hutan.

"Loh, aku di mana?" kata Nisrina bingung.

Tiba-tiba Rini mengaum ke arah semak-semak. Bersamaan dengan datangnya hewan misterius yang melompat ke arah Nisrina. 

Rini langsung melompat ke arah hewan misterius itu. Seketika Rini dan hewan misterius itu menabrak satu sama lain, lalu terjatuh. Ketika itu Nisrina bisa melihat sosok hewan misterius itu. Nisrina kaget karena hewan misterius itu adalah rubah Giri ekor sembilan.

"Rubah Giri ekor sembilan!" kata Nisrina kaget.

Rubah Giri ekor sembilan itu sedang pingsan karena terbentur kepala Rini yang menggunakan teknik kepala besi.

"Kebetulan ada sungai!" kata Nisrina yang langsung mengisi botol minum dengan air sungai. Lalu membasuhkan air sungai ke wajah Rubah Giri ekor sembilan.

Setelah lama menunggu Rubah Giri ekor sembilan sadar, akhirnya tersadar juga. Rubah Giri ekor sembilan itu ketakutan.

"Tenang, Rubah Giri ekor sembilan. Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu," kata Nisrina.

"Namaku Heewu. Kalian siapa?" tanya Rubah itu.

"Aku Nisrina. Dan ini Rini" sahut Nisrina.

"Aku ke sini untuk mencari mangsa laki-laki," jawab Heewu.

"Hah. Kau memangsa laki-laki?" tanya Nisrina.

"Aku mengambil jiwa laki-laki agar menjadi manusia," jawab Heewu.

"Kamu lakukan itu hanya ingin jadi manusia?" tanya Nisrina.

"Iya, Nisrina."

"Bagaimana aku bisa membantumu agar jadi manusia?" tanya Nisrina menawarkan bantuan.

"Benarkah? Memangnya kamu bisa, Nisrina?" tanya Heewu.

"Aku bisa. Sebentar. Aku baca mantranya," kata Nisrina.

"Twinkle...twinkle star magic. Berubahlah menjadi manusia!"

Setelah Nisrina membaca mantra kabut kemilau mengelilingi Heewu. Setelah kemilau menghilang, Heewu muncul dengan wujud manusia cantik seusia Nisrina.

"Heewu, kau cantik," puji Nisrina.

"Benarkah, Nisrina?" tanya Heewu.

"Iya. Sungguhan. Lihatlah dirimu di cermin," kata Nisrina sambil memberikan cerminnya.

"Wah. Kamu benar. Aku cantik. Terima kasih Nisrina," kata Heewu.

"Iya. Sama-sama. Oh ya, daripada kamu pakai baju dan celana ketat, kamu ganti baju rajut ini saja," kata Nisrina sambil memberikan baju rajut warna putih.

"Wah. Kamu cocok jika mengenakan baju itu," puji Nisrina.

"Makasih, Nisrina."

"Sama-sama. Tapi kamu janji ya, tidak akan memburu jiwa laki-laki," kata Nisrina.

"Aku janji," jawab Heewu.

"Heewu, aku minta tolong untuk menunjukkan jalan yang kulalui tadi," kata Nisrina.

"Baik, Nisrina."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun