5. Multi-Factor Authentication (MFA)
MFA adalah lapisan tambahan dalam keamanan data yang mengharuskan pengguna memverifikasi identitas mereka lebih dari sekali. Misalnya, setelah memasukkan kata sandi, pengguna mungkin perlu memasukkan kode yang dikirim ke ponsel mereka. Ini membuat peretasan menjadi jauh lebih sulit, bahkan jika kata sandi bocor. Kurangnya penerapan MFA di beberapa lingkungan pelanggan menjadi celah besar yang memungkinkan terjadinya serangan. Maka, penting bagi perusahaan untuk tidak hanya mengaktifkan MFA, tetapi juga memaksa pengguna untuk menggunakannya secara konsisten.
Namun, pelaksanaan keamanan data tidak hanya tanggung jawab penyedia platform. Misalnya contoh kasus baru-baru ini yang melibatkan Snowflake, perusahaan penyedia layanan data warehouse berbasis cloud. Pada 2024, lebih dari 100 lingkungan pelanggan Snowflake mengalami serangan siber, tetapi menariknya, Snowflake menegaskan bahwa serangan tersebut bukanlah akibat dari kerentanan di platform mereka. CEO Sridhar Ramaswamy menyatakan bahwa tanggung jawab keamanan sepenuhnya ada di tangan pelanggan mereka. Meski platform mereka aman, banyak pelanggan yang tidak mengaktifkan multi-factor authentication (MFA), yang akhirnya menyebabkan celah keamanan.
Kasus Snowflake ini mengingatkan kita bahwa meskipun platform penyimpanan data memiliki fitur keamanan bawaan, seperti enkripsi dan pemantauan, pengguna tetap harus proaktif dalam menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan. Contohnya, Snowflake sekarang mewajibkan MFA diaktifkan secara otomatis untuk akun baru, tetapi tanggung jawab mengamankan akses tetap ada pada pengguna.
Kesimpulan
Singkatnya, keamanan Data Warehouse tidak hanya tentang menyimpan data, tetapi juga tentang menjaga data tetap aman dari ancaman yang terus berkembang. Menggunakan langkah-langkah seperti pembatasan akses, enkripsi, pemantauan terus-menerus, serta penerapan MFA adalah hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan. Namun, yang tidak kalah penting, perusahaan juga harus aktif melibatkan karyawannya melalui pelatihan keamanan yang memadai.
Dengan adanya kasus seperti serangan terhadap pelanggan Snowflake, kita diingatkan bahwa keamanan tidak bisa sepenuhnya dilimpahkan kepada penyedia layanan. Perusahaan tetap harus bertanggung jawab atas cara mereka melindungi data di platform tersebut. Pada akhirnya, keamanan yang baik tidak hanya melindungi data, tetapi juga meningkatkan reputasi perusahaan serta kepercayaan pelanggan.
Apalagi di era di mana data menjadi aset paling berharga, menjaga keamanan Data Warehouse bukan lagi sekadar pilihan, tetapi menjadi keharusan. Dengan ancaman yang terus berkembang, perusahaan harus selalu waspada dan siap beradaptasi. Keamanan yang baik bukan hanya melindungi data, tetapi juga meningkatkan reputasi dan daya saing perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.
Referensi:
Gosain, A., & Arora, A. (2015). Security Issues in Data Warehouse: A Systematic Review. Procedia Computer Science, 48, 149-157. https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.04.164