Mohon tunggu...
Nisma Liana Afrik
Nisma Liana Afrik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Haii...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Mengenal Teori Belajar Kognitivisme

31 Mei 2024   18:24 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:02 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wuge You: Pinterest

Ini adalah kerangka konseptual yang bertujuan untuk menerapkan konsep subsumsi dalam pendidikan. Alat atau pembelajaran mental yang dikenal sebagai pengatur lanjutan membantu siswa menggabungkan informasi baru dengan informasi yang sudah mereka miliki. Berbeda dengan menghafal, atau hafalan, ini menghasilkan pembelajaran yang signifikan. Untuk menggunakan advance organizer dalam praktik pembelajaran, guru membuat Rancangan Pembelajaran (RP). RP Selain mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, RP ini juga mencakup daftar materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Selain itu, akan lebih bermanfaat bagi guru untuk mengadakan apersepsi, di mana siswa dapat membandingkan apa yang akan mereka pelajari hari ini dengan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya.  Setelah pelajaran selesai, guru meminta siswa untuk merenungkan kembali ringkasan materi yang baru mereka pelajari..

2. Differensiasi Progresif

Pengembangan dan elaborasi berbagai konsep diperlukan dalam proses belajar. Komponen umum dan inklusif dikenalkan lebih awal daripada komponen yang lebih khusus, yang berarti pembelajaran dari umum ke khusus.

3. Belajar Superodinat

Setelah mendapatkan informasi, proses struktur kognitif berkembang ke arah diferensiasi. Proses ini terkait konsep dalam struktur kognitif tersebut.

4. Penyesuaian Integratif

Siswa akan menemukan dua atau lebih nama konsep menyatukan konsep yang sama atau bahwa nama yang sama digunakan untuk lebih dari satu konsep.

d. Pembelajaran menurut aliran kognitivistik Jeromde S. Brunner

Penganut setia teori kognitif, terutama studi perkembangan fungsi kognitif adalah Jeromde S. Brunner. Bruner menggunakan pendekatan yang disebut sebagai discovery learning, di mana siswa menyusun bahan yang dipelajari dalam bentuk yang akhirnya dapat diakses. Prosedur ini berbeda dengan reception learning atau expository teaching, di mana guru menjelaskan semua informasi dan murid wajib mempelajarinya. Menurut Bruner, siswa wajib melalui tiga tahapan perkembangan intelektual seiring dengan pertumbuhan kognitif mereka:

1. Enaktif (enactive), belajar tentang dunia melalui tindakan atau respons terhadap suatu objek. Anak wajib diberikan kesempatan untuk bermain dengan bahan-bahan dan alat pembelajaran supaya mereka dapat memahami bahan dan alat tersebut berfungsi dan menggunakan keterampilan motorik mereka untuk memahami dunia di sekitar mereka.

2. Ikonik (iconic), dengan menggunakan model, gambar, dan visualisasi verbal, anak-anak dapat belajar tentang dunia sekitar melalui perbandingan (komparasi) dan perumamaan (tamsil). Mereka tidak perlu mengubah objek pelajaran secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun