Keluarga dengan pendapatan yang dibawah UMR memiliki resiko 15 kali lebih besar terhadap anaknya yang terserang gizi kurang maupun buruk, dikarenakan kurangnya pasokan pangan yang dibutuhkan oleh balita maupun anak-anak. Frekuensi penyakit dikarenakan infeksi penyakit dan gizi yang buruk bisa jadi bumerang untuk generasi yang akan datang jika tidak ada penanggulangan yang baik.
UNICEF melapor bahwa proporsi balita yang mengalami wasting, ( berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan), indonesia menduduki peringkat kelima setelah India, Nigeria, Pakistan, dan Bangladesh. Gizi buruk dan kurang gizi merupakan dampak yang memicu kematian pada balita selain itu mengganggu perkembangan kecerdasan pada anak yang mengalami gizi buruk.
Upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi marasmus antara lain dengan meningkatkan pendapatan keluarga agar tercukupi pasokan pangan sang anak dan pengetahuan sang ibu untuk menangani atau mencegah anaknya yang terkena Marasmus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H