Mendengarkan merupakan proses intelektual dan emosional dengan mengumpulkan dan mengintegrasi antara input, fisik, emosional, dan intelektual dari orang lain dan berusaha menangkap pesan serta maknanya (Sari, 2016). Dalam mendengarkan aktif, pendengar tidak hanya sekedar “mendengar” suara lawan bicara, tetapi juga melibatkan pemahaman terhadap emosi dan makna dari pesan yang disampaikan lawan bicara. Keterampilan mendengarkan aktif menjadi pondasi penting dalam membangun hubungan yang hangat, aman, dan penuh kepercayaan, terutama dalam komunikasi interpersonal.
Apa sih komunikasi interpersonal itu?
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua orang yang saling menjalin hubungan interpersonal (De Vito, 1995). Komunikasi ini biasanya melibatkan dua orang atau lebih sebagai komunikator dan komunikan yang tidak hanya berlangsung satu arah, namun dapat berlangsung dua arah baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal sangat berperan penting dalam kehidupan dikarenakan komunikasi ini dapat membuat hubungan antar individu semakin dekat. Kedekatan antar individu sendiri dapat meningkat dengan adanya komunikasi interpersonal yang berkualitas. Komunikasi interpersonal yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui teknik mendengarkan secara aktif.
Apa sih mendengarkan secara aktif itu?
Menurut De Vito (2013), kegiatan mendengarkan secara aktif dapat diartikan sebagai suatu proses aktif dari menerima rangsangan (stimulus) pada telinga (aural). Kegiatan mendengarkan sendiri sering dipahami secara samar, bahkan sering dianggap sebagai kegiatan pasif dalam komunikasi. Oleh karena itu, mendengarkan secara aktif perlu ditingkatkan untuk lebih memperjelas kualitas suatu komunikasi, utamanya komunikasi interpersonal. Selain itu, dalam mendengarkan secara aktif, perlu diperhatikan beberapa dimensi, diantaranya penginderaan, pengolahan atau evaluasi, dan memberi respon.
Dalam dimensi penginderaan, proses mendengarkan berarti memperhatikan kata-kata dari isis pesan yang akan disampaikan dan sekaligus menerima tanda-tanda nonverbal seperti, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan lain sebagainya. Kemudian, dalam dimensi pengolahan atau evaluasi, proses mendengarkan berarti melibatkan aktivitas yang dapat memahami terkait makna dari apa yang disampaikan, menafsirkan makna, mengevaluasi bahasa nonverbal, serta mengingat pesan yang disampaikan. Sementara itu, dimensi respon berarti pendengar memberi signal verbal dan nonverbal kepada pengirim pesan atas apa yang telah didengar. Dengan demikian, menjadi pendengar yang aktif bukanlah hal yang mudah. Namun, menjadi pendengar aktif merupakan hal yang sangat penting dan juga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu diperhatikan mengenai beberapa teknik mendengarkan aktif yang nantinya dapat meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal.
Apa aja sih teknik mendengarkan aktif itu?
Dalam meningkatkan komunikasi interpersonal, teknik mendengarkan aktif sangat diperlukan. Berikut beberapa teknik mendengarkan aktif yang dapat dilakukan:
1. Mendengarkan secara partisipatif
Salah satu kunci utama mendengarkan secara aktif yakni adanya sikap partisipatif. Dalam sikap partisipatif, persiapan fisik dan mental sangat diperlukan. Kegiatan mendengarkan dapat didukung dengan adanya posisi tubuh yang baik dan juga menerima sinyal-sinyal yang disampaikan melalui komunikasi nonverbal dengan baik. Selain itu, kesiapan mental juga dapat memberikan dorongan untuk berpartisipasi dalam mendengarkan secara aktif.
Sebagai pendengar, partisipasi dalam kegiatan komunikasi yakni setara dengan pembicara atau sumber informasi. Pendengar harus siap secara emosional dan intelektual untuk terlibat dalam proses berbagi makna dalam suatu komunikasi. Namun, sikap partisipatif sendiri bukan berarti sikap tegang dan tidak nyaman ketika mendengarkan. Melainkan, tubuh tetap rileks dalam menyimak pesan yang akan disampaikan sembari menangkap pesan melalui kata-kata (verbal) yang diucapkan dan bahasa tubuh (nonverbal) yang menyertainya.
Dalam membantu meningkatkan partisipasi suatu komunikasi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yakni yang pertama dengan berusaha secara maksimal untuk mendengar dengan mengaktifkan panca indera. Yang kedua, melawan dan menghindrai hal-hal yang dapat mengganggu atau mengintervensi komunikasi yang sedang dilakukan. Dan yang ketiga, tidak membiarkan diri untuk melamun atau membiarkan pikiran melantur jauh dari pokok pembicaraan, tetapi berusaha membangun asumsi bahwa pesan yang disampaikan mempunyai makna yang bernilai dan bermanfaat.
2. Mendengarkan secara empati
Berempati merupakan proses dimana suatu individu ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain. Melalui empati, setiap individu dapat memahami makna atau maksud sepenuhnya dari orang lain. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa mendengar secara empati tidak hanya melibatkan pikiran saja, melainkan juga menempatkan perasaan secara proporsional dalam komunikasi tersebut.
Dalam mendengarkan secara empati, bagaimana sudut pandang dari lawan bicara dalam suatu komunikasi itu harus diingat.mencoba menyelami pikiran dan perasaan lawan bicara juga merupakan langkah yang baik dalam mendengarkan secara aktif. Selain itu, setiap penghambat fisik dan psikologis atas kesetaraan harus dihilangkan untuk mendorong keterbukaan dam empati, misalnya dengan tidak memotong pembicaraan dan juga menjaga jarak fisik dengan lawan bicara.
3. Mendengarkan tanpa menilai namun kritis
Maksud dari mendengarkan tanpa menilai disini yakni mendengarkan dengan mengedapankan pikiran yang terbuka dan berusaha memahami setiap makna dari pesan yang disampaikan, sehingga tidak melakukan penilaian sebelum mendengarkan sepenuhnya. Hal ini tidak mudah, apalagi jika berhadapan dengan pernyataan yang berlawanan dengan apa yang dipikirkan, sehingga hal tersebut membuat kegiatan mendengarkan menjadi hal yang penting.
Sikap kritis dalam kegiatan mendengarkan sangat perlu dilakukan untuk menciptakan komunikasi yang lebih bermakna. Memahami pesan yang akan disampaikan dengan sangat baik dapat dilakukan melalui mendengarkan secara terbuka. Sementara itu, sikap kritis akan membantu menganalisis dan mengevaluasi pesan-pesan yang disampaikan. Dalam hal ini, menyadari bias yang dapat terjadi dalam menangkap pesan sangat diperlukan. Bias-bias yang terjadi dapat mengganggu proses mendengarkan secara aktif dalam merespon balik lawan bicara secara akurat. Bias tersebut juga dapat menyebabkan distorsi atau penyimpangan dari makna yang sebenarnya.