Mohon tunggu...
Nisfa Nazaria
Nisfa Nazaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pbsi Unissula 2021

Life is journey for a while

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Tindak Tutur dalam Cerpen "Pada Suatu Hari, Camar dan Ombak" Karya Ramayda Akmal

25 Juni 2022   21:37 Diperbarui: 25 Juni 2022   21:39 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tindak tutur adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan suatu maksud pembicara atau disebut juga dengan penutur dan berhubungan dengan situasi psikologis. Tindak tutur memiliki banyak jenis diantaranya konstatif, performatif, lokusi, ilokusi, perlokusi, representatif, direktif, ekspresif, komisif, deklarasi, langsung, tidak langsung, harfiah dan tidak harfiah.

Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan hasil analisis tindak tutur dalam sebuah cerpen yang berjudul "Pada Suatu Hari, Camar, dan Ombak" karya Ramayda Akmal yang diambil dari buku antologi cerpen "Wabah". Dengan dibuatnya analisis ini, diharapkan pembaca dan para akademisi dapat memahami lebih jauh masing-masing jenis tindak  tutur.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1.  Konstatif

Gurnawan (1996:43) mengemukakan bahwa konstatif merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dapat diuji kebenarannya (baik benar atau salah) dengan menggunakan wawasan dan pengetahuan umum (fakta). Berikut merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur konstatif.

(17) :"Kata bersetubuh, menjadi satu tubuh dalam bahasa Indonesia, adalah terjemahan paling menarik dari sekian banyak kata di dunia untuk hubungan badan dan menurutku itu konsep yang tepat tinimbang misalnya kata bercinta." 

Kebenaran diatas dapat diuji kebenarannya dengan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan pengetahuan, kata bersetubuh memang sinonim dari kata bercinta dalam bahasa Indonesia, yang dapat diartikan satu tubuh.

2.  Performatif 

Performatif ialah tuturan yang merupakan tindakan melakukan sesuatu dengan membuat tuturan itu (Gunarwan: 1994:43). Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur performatif.

(9) J : "Hmm, saya tidak yakin saya tahu bunga itu. Tapi akan saya cari." 

3.  Lokusi

Lokusi ialah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Maksudnya. Lokusi adalah tindak tutur yang tindak tuturnya atau ucapannya sesuai dengan makna sebenarnya, dalam artian sesuai makna denotatifnya dan sesuai kaidah sintaksis. Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur lokusi.

(7) J : "Maksud Anda? Ya, jika itu bunga pada umumnya tentu saja tahu."

(11) J : "Hmm, Ya. Saya tahu."

Tuturan (11) tersebut dituturkan karena menjawab pertanya dan merupakan makna yang sebenarnya disampaikan oleh penutur, yaitu Josep bahwa dia mengetahui hal tersebut (yang ditanyakan oleh mitra tutur).

4. Ilokusi

Ilokusi merupakan tindak tutur yang memiliki maksud lain yang tersembunyi serta dimaksudkan untuk agar melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan yang tergantung dengan konteks, misal siapa berbicara dengan siapa, berbicara dalam kondisi apa dan lain-lain. Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur ilokusi.

(13) J : "Hmm saya tidak bisa jawab ini."

(15) J : "Terima kasih banyak atas pesanannya, tetapi kami hanya melayani kebutuhan sehari-hari, dan yang legal."

Tuturan (13) diucapkan oleh Josep kepada pelanggannya yang bernama Heinrich, yang menanyakan perihal sensitif. Tuturan ini memiliki maksud bahwa penutur tidak nyaman dan membutuhkan privasi dan memberi tanda agar mitra tutur mengganti topik.

Tuturan (15) dituturkan oleh Josep kepada pelanggannya dengan maksud menolak secara halus dan sopan. Pada tuturan tersebut Josep juga menyindir pelanggannya.

 

5. Perlokusi

Perlokusi merupakan tindak tutur yang dituturkan oleh penutur dengan daya pengaruh untuk mempengaruhi mitra tutur. Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur perlokusi.

(14) H : "Ya baiklah. Kalau kamu bisa bawakan saya dua gram saja, kamu selipkan baik-baik di salah satu bagian daun Amaryllis, dan bawa bersama barang lain, kamu berhak mendapatkan ongkos lima kali lipat di luar pembayaran yang biasa. Kuletakkan dibalik pot bunga depan pintu." 

(16) H : "Grass adalah kebutuhan sehari-hariku. Dan dua gram itu legal. Anggap saja ini tawaran bonus, kalau kamu berhasil, ambilah uang itu. Ya? Aku akan duduk di depan jendela dan siap melambaikan tangan selama dua jam kedepan..."

Dua tuturan tersebut memiliki maksud yang sama, yaitu dituturkan untuk mempengaruhi mitra tutur. Disini penutur (Heinrich) mempengaruhi mitra tutur (Josep) dengan iming-iming bayaran yang lebih besar dari tarif normal agar mitra tutur terpengaruh dan mau melakukan sesuatu yang dimintanya.

6. Representatif

Representatif ialah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apayang diujarkan. Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur representatif.

(1) H : "Selamat siang. Heinrich nama saya. Apa ini Pos Ninja?"

(2) J : "Ya, benar. Apa yang bisa kami bantu?"

(3) H : "Saya membutuhkan beberapa barang. Saya mendapatkan nomor Pos Ninja dari kolega saya bernama S. Saya positif dan sekarang isolasi ke-5."

(4) J : "Terima kasih informasinya. Pos Ninja akan menyediakan kebutuhan Anda dengan cepat, tepat, rahasia, dengan bonus doa-doa."

(6) H : "...Hmm, Aku tidak membutuhkan banyak. Namun beberapa benda itu sangat penting, pertama, belikan aku wortratsel yang klasik terbitan Thalia seri terbaru. Dengan foto burung-burung tropis. Kedua, aku mau puding cokelat dan kayu manis merk Muller sepuluh bungkus. Dan, hmm, apakah kamu tahu berbagai jenis bunga?"

Tuturan (1), (2), dan (4) merupakan tuturan dengan maksud menyatakan, karena penutur memperkenalkan diri mereka masing-masing dan itu mengikat penutur atas kebenarannya. Tuturan (3) dan (6) menunjukkan bahwa tindak tutur tersebut menyebutkan hal-hal apa yang diinginkan untuk dipenuhi. Dalam kasus cerpen ini, pelanggan menyebutkan hal-hal yang menyangkut informasi jasa dan menyebutkan hal-hal yang diinginkan untuk dipenuhi oleh penawar jasa.

7. Direktif

Direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Termasuk dalam jenis tuturan direktif antara lain; memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memberi aba-aba. Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur direktif.

(5) J : "Silakan menyampaikan satu-satu yang Anda butuhkan untuk kami catat sebaik-baiknya..."

(8) H: "Baik. Belikan saya Amaryllis warna merah dengan kelopak yang banyak."

Tuturan (5) merupakan tuturan direktif dengan maksud menyuruh dan meminta pelanggan menyebutkan permintaannya, agar segera dicatat dan ditinjak lanjuti. Begitu juga dengan tuturan (8) pelanggan meminta untuk dibelikan bunga Amaryllis dengan kelopak yang banyak kepada mitra tutur.

8. Langsung

Tuturan Langsung merupakan sebuah tuturan yang bermodus deklaratif dapat mengandung arti yang sebenarnya dan berfungsi untuk menyampaikan informasi secara langsung. Tuturan langsung berkaitan dengan fungsi dan struktur. Berikut ini merupakan tuturan dari cerpen Pada Suatu Hari, Ombak, dan Camar yang termasuk dalam tindak tutur langsung.

(10) H : "Bagus. Dan satu lagi, ini yang terpenting. Kamu tahu Grass?"

(12) H : "Kamu pernah mencoba?"

Tuturan (10) merupakan tuturan langsung karena penutur bertanya secara langsung tentang pengetahuan mitra tutur tanpa makna tersirat. Begitu juga dengan tuturan (12).

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa jumlah tuturan yang terdapat dalam cerpen tersebut sebanyak 17 tuturan. 17 tuturan tersebut terdiri dari 1 tindak tutur konstatif, 1 tindak tutur performatif, 2 tindak tutur lokusi, 2 tindak tutur ilokusi, 2 tindak tutur perlokusi, 5 tindak tutur representatif, 2 tindak tutur direktif dan 2 tindak tutur langsung.

Penulis :

Dr. Aida Azizah S. Pd., M. Pd. (Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unissula)

Nisfa Nazaria (Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unissula)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun