Siapa sih di zaman sekarang yang tidak kenal dengan kata"KB" atau "Keluarga Berencana"?. Pasti semua kalangan jelas tahu, karena program KB ini sudah digalakkan serta didukung oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1970 silam. Pada masa pemerintahan presiden Jokowisaat ini pun, program "Keluarga Berencana" semakin gencar di kampanyekan kepada masyarakat indonesia. Beliau(Presiden jokowi) juga mengatakan bahwa "Sekali lagi, investasi pada Keluarga Berencana adalah mutlak.Â
Stigma pada perempuan, diskriminasi bahkan kekerasan pada perempuan juga harus diakhiri". Hal tersebut dilakukan juga untuk menunjang pertumbuhan perekonomian serta untuk menjaga angka kelahiran disetiap daerah termasuk daerah pelosok sekalipun. Salah satu upaya pemerintah untuk mendorong kampanye program "Keluarga Berencana" ini dengan mendirikan badan khusus yang menangani permasalahan tentang "Keluarga Berencana" yaitu BKKBN atau bisa disebut dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Namun disamping itu dari segi agama, baik itu Islam, Kristen atau agama agama resmi yang ada di Indonesia jelas punya sudut pandang masing-masing dan itu sedikit kontroversial. Lalu bagaimana dengan program " Keluarga Berencana" di kalangan keluarga pesantren? Memangnya bisa?.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa pesantren merupakan salah satu tempat untuk mendalami ilmu agama islam yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Bahkan dari pesantren juga telah melahirkan banyak orang-orang hebat di Indonesia seperti GusDur(KH. Abdurrohman Wahid) dan masih banyak tokoh lainnya.Â
Disamping itu pula di keluarga pesantren juga terkenal dengan yang namanya mempunyai keturunan yang banyak. Seperti contoh  GusDur(KH. Abdurrohman Wahid) memiliki 6 saudara. Lalu beliau juga setelah menikah dengan ibu Shinta Nuriyah kemudian dikaruniai empat putri yaitu Alissa Qotrunnada Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid, Anita Hayatunnufus Wahid, Inayah Wulandari Wahid. Lalu bagaimana penerapan program "Keluarga berencana" ini di keluarga pesantren?.
Karena seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa di kalangan keluarga pesantren terdapat kelompok yang Pro-Kontra terhadap program pemerintah "Keluarga Berencana" ini karena mereka masih berlandaskan serta berpegang teguh pada hadits nabi Muhammad SAW yaitu:
"Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat" [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa'id bin Manshur dari Anas bin Malik].
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Huarirah, juga berkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Sesungguhnya ada seseorang [1] yang diangkat (ditinggikan) derajadnya di jannah (surga)". Lalu ia bertanya (terheran-heran), "Bagaimana aku bisa mendapat ini (yakni derajad yang tinggi di surga)?". Dikatakan kepadanya, "(Ini) disebabkan istighfar (permohonan ampun) dari anakmu (kepada Allah) untukmu.
Lalu ada juga hadits lain dari Abu Hurairah yang menyatakan: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Apabila manusia itu telah mati maka terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga perkara : 1. Shadaqah jariyah 2. Atau ilmu yang diambil manfaatnya 3. Anak shalih yang mendo'akannya" [Riwayat Muslim dan lain-lain].
Inilah puncak tertinggi dari keutamaan-keutamaan mempunyai anak yang masih dipegang teguh oleh keluarga pesantren, yaitu anak yang shalih yang bermanfaat bagi orang tua di dunia dan di akhirat.
Tapi ada juga keluarga pesantren yang sudah pro atau setuju dengan program pemerintah "Keluarga berencana ini", salah satunya yaitu keluarga pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang.Â
Disamping itu, keluarga pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang ini juga berpendapat bahwa tidak masalah jika mengikuti program KB yang di galakkan oleh pemerintah Indonesia ini.Â
Karena, KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemaslahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, sakinah, mawaddah dan penuh rahmah. Keluarga akan melahirkan bangsa yang tangguh. Pembolehan hukum ber-KB, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum keislaman, baik tingkat nasional maupun internasional (Ijma''al-majami').
Lalu apa alasan KB di Keluarga Pesantren PP. Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang ini?. Alasan nya mulai dari kesehatan, bahkan psikologis. Selanjutnya mari kita bahas lebih dalam tentang alasan-alasan diatas.
a. KesehatanÂ
Nampaknya alasan ini yang paling dominan mengapa beliau mengikuti program KB ini. Alasan kesehatan seperti yang dituturkan oleh ibu nyai. Falasifah, bapak KH. Hasyim, ibu nyai Hj. Lathifah, ibu nyai Bashirotul, ibu nyai Hj. Salmah dan ibu nyai Hj. Fatihah yaitu untuk mengatur jarak dan merencanakan kelahiran antara anak pertama dan keputusan anak selanjutnya, serta agar kelahiran tidak terlalu padat dan ingin menyusui dengan masa susuan maksimal (2 tahun). Lalu juga menurut ilmu kesehatan, sang ibu harus mengatur jarak kelahiran minimal dua setengah tahun, karena sang ibu memerlukan waktu tersebut untuk menjaga kesehatan pada waktu hamil agar kandungannya selamat dan juga ia perlu menyusui serta merawat bayinya dengan penuh perhatian serta agar sang ibu bisa merehabilitasi (memperbaiki) dirinya sendiri pasca melahirkan.
b. Psikologi
Selain dari alasan kesehatan terdapat juga alasan dari segi faktor psikologis. Seperti yang diungkapkan oleh ibu nyai Hj. Umi Salamah dan ibu nyai Hj. Muhimmatul Falasifah diatas. Bahwa alasan lain yang mendasari beliau mengikuti KB karena beliau merasa orang hamil itu emosinya selalu naik turun/ tidak stabil dan yang menjadi korban dari emosinya adalah anak-anak beliau sendiri, dan beliau merasa kurang bisa memperhatikan anak-anak beliau. Akibatnya, anak-anak kurang kasih sayang apabila beliau sering hamil dan melahirkan.
Ditinjau dari sisi psikologi, kebutuhan anak memang bukan hanya sebatas kebutuhan materi semata, melainkan anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang terdekatnya, khususnya orang tua. Realitanya, banyak anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang), disebabkan orang tua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.perbedaan persepsi inilah yang terkadang membuat dilema dalam hubungan antara orang tua dan anak menjadi semakin lemah.
Kedekatan hubungan antara orangtua dengan anak tentu saja akan berpengaruh secara emosional. Anak akan merasa dibutuhkan dan berharga dalam keluarga, apabila orangtua memberikan perhatiannya kepada anak. Anak akan mengganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat dibutuhkan dalam segala hal. Sebaliknya, hubungan yang kurang harmonis antara orangtua dan anak akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak. Tidak jarang anak terjerumus ke hal-hal negatif dengan alasan orangtua kurang memberikan perhatian kepada anak.
Peran orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologi anak. Perhatian dan kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai apa yang diinginkan.Â
Orangtua merupakan pemberi motivasi terbesar bagi anak, sehingga diharapkan orangtua dapat memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kedekatan antara orangtua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas pertemuan antar anggota keluarga perlu ditingkatkan dengan tujuan untuk membangun keutuhan hubungan orangtua dan anak.
Jadi demikian  merupakan  alasan mengapa  kebijakan program "Keluarga Berencana" bisa diterapkan di kalangan keluarga pesantren seperti salah satunya di pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang ini.Â
Karena pada dasarnya Islam membolehkan umatnya melakukan KB. Jika tahu dan paham betul maksud dan hikmah Islam dibalik pemberian keringanan atas pelaksanaan hubungan terputus pada berbagai kondisi darurat adalah karena terinspirasi dari pemahaman yang sempurna bahwa seorang anak menjadi tanggung jawa yang sangat besar dan wajib dipelihara dengan pemeliharaan yang sempurna dan kepedulian tinggi, atau karena alasan bahwa kelahiran seorang anak akan membahayakan sang ibu bahkan ancaman kematian.
Tapi  perlu diingat juga kalau  semuanya dikembalikan kepada  para masing-masing pribadi. Karena, program "Keluarga Berencana" yang diusung oleh pemerintah ini merupakan program yang tidak memaksakan masyarakat indonesia secara langsung, namun sampai saat ini masih merupakan sebuah program yang dianjurkan oleh pemerintah. Jadi, bersedia atau tidak masyarakat dalam melaksanakannya, negara akan terus mengusahakan agar kehidupan dimasa yang akan datang akan menjadi lebih teratur.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H