Suatu hari, saat sedang berada di perpustakaan, Sam bertemu dengan Reyhan. Kali ini, dia merasa lebih tenang dan tidak lagi merasakan rasa sakit yang sama seperti dulu.
"Sam, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" sapa Reyhan dengan senyum.
"Aku baik, Reyhan. Bagaimana denganmu?" jawab Sam dengan ramah.
"Aku juga baik. Senang melihatmu kembali," kata Reyhan.
Percakapan mereka berjalan dengan lancar dan tanpa ketegangan. Sam merasa lega karena akhirnya bisa berbicara dengan Reyhan tanpa merasa terluka.
Sam menyadari bahwa meskipun cintanya kepada Reyhan tidak terbalas, dia telah belajar banyak dari pengalaman itu. Dia belajar tentang kekuatan cinta, rasa sakit, dan bagaimana bangkit dari keterpurukan.
Sam memutuskan untuk benar-benar melanjutkan hidupnya dan membuka hati untuk kesempatan baru. Dia percaya bahwa suatu hari nanti, dia akan menemukan seseorang yang benar-benar mencintainya dan bisa membuatnya bahagia.
Di akhir ceritanya, Sam berdiri di atas panggung pada acara wisuda, memberikan pidato sebagai perwakilan mahasiswa. Dalam pidatonya, dia berbicara tentang pentingnya menerima kenyataan dan terus bergerak maju.
"Dalam hidup, kita sering kali dihadapkan pada kenyataan yang pahit. Namun, bukan berarti kita harus menyerah. Kita harus belajar untuk menerima, memaafkan, dan terus melangkah maju. Karena di setiap akhir, selalu ada awal yang baru. Let's get move on!"
Sam menutup pidatonya dengan senyum lebar, menyadari bahwa dia telah menemukan kekuatan dalam dirinya untuk melanjutkan hidup dan mengejar mimpi-mimpinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H