Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

10 Tahun Sekamar Bersama Kucing dalam Film "Kimi to Boku (You and Me)"

18 Februari 2024   20:37 Diperbarui: 18 Februari 2024   20:43 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpisahan dengan hewan tercinta itu pasti menyesakkan dada (Ilustrasi 4: MyDramaList)

Relakan Kucing yang Dicintai 'Pergi'

Saat menonton adegan Yamamoto dan Gin’ougo melewati hari di kamar apartemen, mau tak mau saya pun teringat masa-masa bersama Wawan saat dirinya masih sehat. 

Bagi para orang tua anabul alias anak bulu, kehadiran mereka adalah teman yang menyenangkan karena tanpa harus berkata-kata (atau berpura-pura?) layaknya manusia, kita dapat merasakan tulusnya cinta dari para anabul itu.

Gin’ougo pun menjadi penyemangat untuk Yamamoto yang jatuh bangun meniti karir sebagai mangaka dengan begitu ketatnya persaingan di dunia manga. Untuk menutupi biaya hidup sehari-hari mereka berdua, Yamamoto juga bekerja sebagai kasir supermarket.

Perpisahan dengan hewan tercinta itu pasti menyesakkan dada (Ilustrasi 4: MyDramaList)
Perpisahan dengan hewan tercinta itu pasti menyesakkan dada (Ilustrasi 4: MyDramaList)
Tanpa terasa, Gin’ougo pun menjadi kucing tua. Setelah menguburkan Wawan karena sakit di usia tuanya, saya akhirnya paham bahwa kematian hewan peliharaan itu jelas tak terelakkan, namun hal itu tetap menyakitkan dan menyesakkan.

Adegan saat Yamamoto membawa Gin’ougo berobat ke vet juga membuat saya kembali terkenang dengan pengalaman yang sama dengan Wawan saat di dokter hewan. Keputusan dilematis antara 'menidurkan (euthanasia)' atau membiarkan Gin’ougo meninggal secara alami pun sempat dialami Yamamoto setelah mendengar hasil diagnosis di klinik hewan.

Jiwa Kucing Selalu di Sekitar Kita

Jika kita belum pernah merawat hewan, pasti melihat seseorang yang menangisi anabul tercintanya setelah mereka meninggal maupun hilang tanpa kabar itu mungkin terasa absurd dan berlebihan serta tak masuk akal. Itu pulalah yang dilihat teman Yamamoto ketika melihatnya terpuruk setelah hanya foto-foto Gin’ougo yang kini tersisa.

Tapi, percayalah, seperti halnya manusia yang terdiri atas jiwa dan raga, kucing pun juga memiliki ruh selain bentuk fisiknya. Yamamoto masih merasakan Gin’ougo ada di sekitarnya sekalipun dunia mereka berdua kini telah beda dimensinya.

Kucing selalu berada di sekitar kita dalam bentuk jiwa dan juga raga (Ilustrasi 5: MyDramaList)
Kucing selalu berada di sekitar kita dalam bentuk jiwa dan juga raga (Ilustrasi 5: MyDramaList)

Hal serupa juga saya rasakan usai Wawan raganya tak lagi bersama saya serta Buban, yaitu kucing betina berusia dua tahun yang juga hasil rescue dan selama dua tahun ini tinggal bersama Wawan di lantai dua rumah. 

Kenangan tentang Gin’ougo ternyata juga memotivasi Yamamoto untuk tak lama-lama bersedih dan terus melanjutkan hidup karena (jiwa) hewan yang telah kita rawat itu ternyata tetap ingin pemiliknya bahagia meskipun raga mereka tak lagi ada di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun