1. Hemat pengeluaran rutin
Pagi hari, saldo e-money saya terpotong 6 ribu dari Stasiun Tanah Abang-Bogor dengan waktu tempuh 1.5 jam. Sorenya, saya menambah 2 ribu dan 30 menit yaitu dari Stasiun Bogor-Sudimara sebesar 8 ribu selama 2 jam perjalanan.
Jadi, dalam sehari saya membayar total 14 ribu untuk naik KAI Commuter dengan waktu perjalanan 3.5-4 jam.
KAI Commuter bisa menghemat ongkos saya sampai 30% per hari dan tak macet pula daripada jika saya naik bus termurah (ekonomi AC) antar Jabodetabek yang rawan macet.
Saat gajian, saya mengisi saldo (top up) e-money KAI Commuter dan busway serta e-wallet ojek online (ojol) untuk sebulan ke depan. Kini, naik KCL juga semakin praktis sejak aplikasi C-Access dari KAI Commuter tersambung dengan e-wallet ojol langganan saya, wah nyaman deh!
Selain fitur tarif antar stasiun, C-Access akan tambah oke jika memuat berita seputar tips (penghematan) keuangan bagi para 'anker atau anak kereta.' Artikel berfaedah itu pun dapat menemani perjalanan jadi lebih bermanfaat.
2. Â Mendukung Sharing Economy
Sharing economy adalah "sistem ekonomi dengan penggunaan teknologi untuk memfasilitasi akses layanan barang atau jasa antara dua pihak atau lebih."Â
Ojol tergolong sharing economy yang banyak dipakai pengguna KAI Commuter, termasuk saya saat di pagi hari.
Bagi saya, naik ojol itu lebih cepat dan praktis untuk sampai ke stasiun. Tak heran kan, driver ojol memenuhi stasiun di jam sibuk.