Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dewi 'KOMiK' Puspasari Menginspirasi Pecinta Film menjadi Komunitas Berbagi

23 April 2023   19:47 Diperbarui: 23 April 2023   20:35 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto 1: Kompasiana News)

"Leaders build great communities that help one another"- Leadership lessons from 'The Woman King' movie (2022).  "Para pemimpin membangun sejumlah komunitas hebat yang saling membantu satu sama lain"- Pelajaran kepemimpinan dari film 'The Woman King' (2022).

Bagi Dewi Puspasari, menonton film adalah hobinya sejak kecil selain menulis. Tak heran, tulisannya sebagai blogger (narablog) pun mayoritas berisi tentang ulasan film.

Hobi menonton film itu pulalah yang memotivasi perempuan pecinta kucing (cat lover) yang berasal dari Malang-Jawa Timur itu menjadi ketua sebuah komunitas bernama 'KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub)' sejak tahun 2017. Siapa sangka, berawal dari Komunitas Pecinta Film yang Hobi Nonton dan Nulis, kini KOMiK pun telah menjelma sebagai komunitas yang turut serta berbagi kepada masyarakat dan juga lingkungan sekitar.

Di sinilah peran Mbak Puspa atau Mbak Depus, begitu dirinya akrab disapa, sebagai pemimpin KOMiK begitu menginspirasi. Di bawah koordinasinya selama lima tahun ini, anggota KOMiK tak sedikit yang tumbuh dan berkembang lebih dari sekedar pecinta film.

Sebagai anggota KOMiK (Komiker) sejak tahun 2016 sehingga merasakan dua kali pemimpin KOMiK, saya merasakan langsung gaya kepemimpinan Mbak Puspa yang hangat dan bersahabat. Meskipun begitu, wibawa beliau di depan para anggota KOMiK tetap terjaga.

Mbak Puspa termasuk tipe pemimpin perempuan yang mengayomi sekaligus memotivasi. Dirinya tak segan-segan untuk langsung merangkul anggota baru KOMiK sehingga dapat segera luwes beradaptasi.

Sementara itu, untuk anggota lama KOMiK, Mbak Puspa  senantiasa menciptakan peluang baru agar artikel tulisan film mereka dapat membuat kemajuan baik secara personal maupun profesional. Salah satunya yaitu dengan menerbitkan kumpulan artikel ulasan film hasil karya para anggota KOMiK menjadi buku sehingga dapat dibaca masyarakat luas.

Boleh dibilang, saya termasuk anggota komunitas yang tak terlalu aktif mengikuti kegiatan KOMiK secara offline maupun online karena kesibukan kerja. Namun, syukur Alhamdulillah, selama enam tahun menjadi anggota KOMiK, saya telah mempunyai dua buku antologi yang diterbitkan bersama sejumlah anggota KOMiK lainnya.

(Sumber foto 2: Instagram KOMiK)
(Sumber foto 2: Instagram KOMiK)


Itu semua tentunya tak lepas dari peran Mbak Puspa sebagai punggawa KOMiK. Beliau rutin berbagi informasi baik melalui grup WA komunitas maupun mengirimkan pesan pribadi kepada para anggota KOMiK yang belum ikut bergabung dalam grup WA.

Mbak Puspa pula yang turut aktif dengan mengampanyekan promosi film nasional agar penontonnya dapat menyamai atau bahkan melebihi penonton film asing. Tentu saja, kampanye beliau tersebut tak dibayar karena memang tujuannya lebih untuk menunjukkan semangat berbagi dari komunitas pecinta film.

Selain menjadi ketua KOMiK, profesi Mbak Puspa sehari-harinya adalah sebagai konsultan IT. Beliau juga sedang menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya di sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) di Jabodetabek.

Namun, di antara setumpuk kesibukan profesional Mbak Puspa maupun personalnya sebagai seorang isteri, ternyata dirinya tetap mampu menyeimbangkan kontribusinya sebagai pemimpin komunitas. Tak hanya urusan tulis-menulis artikel film, Mbak Puspa juga rajin mencari sumber penghasilan bagi anggota KOMiK dengan menggandeng pihak industri film seperti perusahaan dan rumah produksi film baik luring maupun daring.


Tak dapat dipungkiri, profesi penulis maupun blogger di Indonesia memang belum dapat menjamin apalagi menjanjikan kesejahteraan secara materi. Wajarlah ketika mayoritas penulis dan blogger di Indonesia memiliki pekerjaan lain sebagai sumber nafkah utama.

Sekalipun begitu, sekecil apapun penghasilan tambahan dari menulis tak dapat dipandang sebelah mata. Hal inilah yang tak luput dari perhatian Mbak Puspa  saat pandemi mulai terjadi di Indonesia tahun 2020 lalu.

Beliau berhasil menggandeng sponsor untuk kerjasama penulisan ulasan sebuah film asing yang diputar di layanan film streaming online bagi anggota KOMiK. Saat itu, insentif yang diterima para penulis dari KOMiK jelas dapat membantu kondisi keuangan yang menurun karena berkurangnya kegiatan offline, tak terkecuali event meliput pemutaran perdana suatu film yang teratur dilakukan KOMiK.

Sepengetahuan pengamatan saya selama menjadi anggota KOMiK, Mbak Puspa adalah sosok pemimpin yang ulet dan kreatif dalam mencari sumber pendanaan kegiatan komunitas. Jika 100% bergantung dari dana operasional yang diberikan oleh Kompasiana sebagai payung besar untuk wadah komunitas dari para jurnalis warga (citizen journalist) yang populer disebut sebagai 'Kompasianer' tersebut, kegiatan KOMiK mungkin terbatas.

(Sumber foto 3: Dokumentasi pribadi)
(Sumber foto 3: Dokumentasi pribadi)


Sifat komunitas yang lebih informal dan disatukan karena kesamaan visi dan misi anggotanya memang bukanlah tempat yang tepat untuk mencari keuntungan materi semata. Semangat gotong-royong dan berbagi dalam komunitas itulah yang berhasil dihidupkan oleh Mbak Puspa bersama KOMiK.

Contoh paling sederhananya yaitu lomba menulis artikel blog (blog competition) yang diadakan oleh KOMiK. Jujur, secara materi, hadiahnya dapat dibilang tak seberapa nominalnya jika dibandingkan dengan hadiah lomba blog dari sponsor 'kakap' seperti perusahaan besar dan institusi pemerintahan.

Ajaibnya, hal tersebut tak menyurutkan minat dan semangat para Komiker maupun  Kompasianer selain anggota KOMiK dalam mengikuti lomba blog dari KOMiK. Saya termasuk yang sering tertarik untuk mengikutinya karena tema lombanya unik, menarik, dan banyak pesan baik yang dapat disampaikan kepada para pembaca artikel blog sehingga sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Latar belakang Mbak Puspa yang sebelumnya pernah bekerja sebagai jurnalis di sebuah harian dan editor majalah internal suatu perusahaan sedikit banyak pasti membantu beliau dalam mengenali situasi dan kondisi KOMiK beserta para Komikernya. Hadiah lomba blog KOMiK memang tak akan membuat pemenangnya lantas menjadi 'sultan', tetapi tetap ada hal-hal bermanfaat dan positif  dari lomba blog review film itu.

Bagi pembaca artikel lomba blog KOMiK, mereka memperoleh sejumlah informasi baru tentang film Indonesia dan juga film asing yang tak ditemui di media lainnya. Ini dapat kita lihat pada dua tema lomba yang pernah diadakan KOMiK yaitu 'Sejarah dan perjuangan bangsa dalam bingkai sinema' (2017) dan 'Perempuan dan sinema' (2022) yang bekerjasama dengan komunitas lainnya di Kompasiana yang berfokus pada Kompasianer perempuan yaitu Ladiesiana.

Artikel blog ulasan film yang terkumpul dari kedua lomba tersebut ternyata benar-benar patut diacungi jempol secara kualitas maupun kuantitas. Kita dapat mengetahui sejarah film hitam putih di Indonesia yang bahkan telah diproduksi dengan akting meyakinkan  saat Indonesia baru merdeka kurang dari 10 tahun.

Kita juga jadi mengenal sutradara wanita pertama di Indonesia yaitu Ratna Dumilah yang menyutradarai film Sedap Malam di tahun 1950, luar biasa bukan? Saya pun kini memahami betul alasan Mbak Puspa berjibaku dalam menerbitkan artikel dari kedua lomba tersebut secara mandiri hingga menjadi buku yang dapat dibaca lebih luas oleh masyarakat.

Jadi, walaupun secara materi, para peserta kedua lomba blog KOMiK tersebut, termasuk pemenang lombanya tidak memperoleh nominal yang 'wah', tetapi kami mendapatkan karya abadi berupa artikel yang diabadikan dalam bentuk buku. Saya merasa bersyukur dengan mengikuti kedua lomba blog KOMiK karena sekarang saya dapat mencantumkan pengalaman publikasi sebagai penulis buku antologi dalam daftar riwayat hidup saya.

(Sumber foto 4: Instagram KOMiK)
(Sumber foto 4: Instagram KOMiK)


Ya, seorang pemimpin yang baik pastinya menyadari bahwa para pengikutnya tak hanya melulu mengincar kepuasan secara keuangan, namun juga penghargaan non-materi sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi kepada komunitas selama ini. Setiap kali usai bepergian ke luar daerah, Mbak Puspa kerapkali mengadakan event giveaway via media sosial KOMiK dengan hadiah berupa oleh-oleh ataupun cenderamata dari dana pribadinya yang dibelinya di daerah tersebut.

Untuk urusan berbagi, Mbak Puspa  juga tak hanya fokus dengan anggota komunitas KOMiK ataupun rekan sesama Kompasianer, namun juga kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.  KOMiK ikut berdonasi via crowdfunding untuk campaign 'Jaga Hutan Jaga Masa Depan' dari LSM Hutan Itu Indonesia dalam rangka menyambut Hari Bumi tahun 2022 lalu yang diperingati setiap 22 April.

Mekanismenya yaitu setiap artikel blog yang ditulis Komiker dengan tema film religi -- karena saat itu bertepatan dengan bulan Ramadan- lalu dikonversi dalam bentuk nominal rupiah tertentu untuk kemudian didonasikan. Bagi saya, pengalaman berdonasi via tulisan untuk pertama kalinya tersebut sangatlah mengesankan sekaligus menyenangkan sehingga saya pun kembali mengikutinya dengan komunitas lainnya.

Donasi yang digagas Mbak Puspa sebagai Ketua KOMiK itu juga tak hanya uang, namun juga barang. Oktober 2022 lalu, Mbak Puspa  menggalang donasi buku untuk sebuah taman baca hasil swadaya masyarakat di Depok, termasuk buku karya anggota KOMiK, dan sebagian buku hasil donasi tersebut juga dikirimkan hingga ke daerah NTT (Nusa Tenggara Timur) karena masih susahnya akses buku di sana, terutama buku anak-anak.

Jika ditanya secara pribadi, saya dan juga mayoritas Komiker jelas ingin Mbak Puspa dapat lebih lama lagi memimpin KOMiK sebagai komunitas pecinta film yang tahun 2022 lalu telah genap berusia sewindu  alias delapan tahun. Namun, sebagai pemimpin yang bijak, Mbak Puspa menyadari betul bahwa regenerasi itu penting dan mutlak dalam suatu organisasi.

Beliau sudah mengisyaratkan bahwa periode kepemimpinannya akan berakhir setahun atau dua tahun lagi. Sebagai anggota komunitas, kami juga mengamati bahwasanya Mbak Puspa  telah menyiapkan sistem kepengurusan KOMiK yang sistematis dan terstruktur sehingga pemimpin komunitas di era berikutnya dapat melanjutkan perjalanan program komunitas dengan lebih terarah serta berkelanjutan.

Maka itulah, artikel ini dapat menjadi kado indah sekaligus kejutan menyenangkan bagi Mbak Puspa nantinya di akhir masa kepemimpinannya di komunitas setelah menakhodai KOMiK. Doa dan harapan saya agar kiprah beliau bahkan semakin meluas manfaatnya di dunia sinema Indonesia setelah profilnya diketahui lebih banyak orang melalui karya tulis sederhana ini, meskipun Mbak Puspa tak lagi menjabat sebagai Ketua KOMiK.

(Sumber foto 5: Instagram KOMiK)
(Sumber foto 5: Instagram KOMiK)


Sejatinya, pemimpin dan komunitas ataupun warga yang dipimpinnya dapat saling menginspirasi dengan 1001 kebaikan yang memberdayakan. Semoga ke depannya, pemimpin wanita setipe Mbak Puspa bersama komunitas KOMiK yang dipimpinnya dengan sepenuh hati ini, dapat tambah banyak kita jumpai di Indonesia. Salam berbagi inspirasi.

(Sumber foto 6: Instagram KOMiK)
(Sumber foto 6: Instagram KOMiK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun