Kita juga jadi mengenal sutradara wanita pertama di Indonesia yaitu Ratna Dumilah yang menyutradarai film Sedap Malam di tahun 1950, luar biasa bukan? Saya pun kini memahami betul alasan Mbak Puspa berjibaku dalam menerbitkan artikel dari kedua lomba tersebut secara mandiri hingga menjadi buku yang dapat dibaca lebih luas oleh masyarakat.
Jadi, walaupun secara materi, para peserta kedua lomba blog KOMiK tersebut, termasuk pemenang lombanya tidak memperoleh nominal yang 'wah', tetapi kami mendapatkan karya abadi berupa artikel yang diabadikan dalam bentuk buku. Saya merasa bersyukur dengan mengikuti kedua lomba blog KOMiK karena sekarang saya dapat mencantumkan pengalaman publikasi sebagai penulis buku antologi dalam daftar riwayat hidup saya.
Ya, seorang pemimpin yang baik pastinya menyadari bahwa para pengikutnya tak hanya melulu mengincar kepuasan secara keuangan, namun juga penghargaan non-materi sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi kepada komunitas selama ini. Setiap kali usai bepergian ke luar daerah, Mbak Puspa kerapkali mengadakan event giveaway via media sosial KOMiK dengan hadiah berupa oleh-oleh ataupun cenderamata dari dana pribadinya yang dibelinya di daerah tersebut.
Untuk urusan berbagi, Mbak Puspa  juga tak hanya fokus dengan anggota komunitas KOMiK ataupun rekan sesama Kompasianer, namun juga kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.  KOMiK ikut berdonasi via crowdfunding untuk campaign 'Jaga Hutan Jaga Masa Depan' dari LSM Hutan Itu Indonesia dalam rangka menyambut Hari Bumi tahun 2022 lalu yang diperingati setiap 22 April.
Mekanismenya yaitu setiap artikel blog yang ditulis Komiker dengan tema film religi -- karena saat itu bertepatan dengan bulan Ramadan- lalu dikonversi dalam bentuk nominal rupiah tertentu untuk kemudian didonasikan. Bagi saya, pengalaman berdonasi via tulisan untuk pertama kalinya tersebut sangatlah mengesankan sekaligus menyenangkan sehingga saya pun kembali mengikutinya dengan komunitas lainnya.
Donasi yang digagas Mbak Puspa sebagai Ketua KOMiK itu juga tak hanya uang, namun juga barang. Oktober 2022 lalu, Mbak Puspa  menggalang donasi buku untuk sebuah taman baca hasil swadaya masyarakat di Depok, termasuk buku karya anggota KOMiK, dan sebagian buku hasil donasi tersebut juga dikirimkan hingga ke daerah NTT (Nusa Tenggara Timur) karena masih susahnya akses buku di sana, terutama buku anak-anak.
Jika ditanya secara pribadi, saya dan juga mayoritas Komiker jelas ingin Mbak Puspa dapat lebih lama lagi memimpin KOMiK sebagai komunitas pecinta film yang tahun 2022 lalu telah genap berusia sewindu  alias delapan tahun. Namun, sebagai pemimpin yang bijak, Mbak Puspa menyadari betul bahwa regenerasi itu penting dan mutlak dalam suatu organisasi.
Beliau sudah mengisyaratkan bahwa periode kepemimpinannya akan berakhir setahun atau dua tahun lagi. Sebagai anggota komunitas, kami juga mengamati bahwasanya Mbak Puspa  telah menyiapkan sistem kepengurusan KOMiK yang sistematis dan terstruktur sehingga pemimpin komunitas di era berikutnya dapat melanjutkan perjalanan program komunitas dengan lebih terarah serta berkelanjutan.
Maka itulah, artikel ini dapat menjadi kado indah sekaligus kejutan menyenangkan bagi Mbak Puspa nantinya di akhir masa kepemimpinannya di komunitas setelah menakhodai KOMiK. Doa dan harapan saya agar kiprah beliau bahkan semakin meluas manfaatnya di dunia sinema Indonesia setelah profilnya diketahui lebih banyak orang melalui karya tulis sederhana ini, meskipun Mbak Puspa tak lagi menjabat sebagai Ketua KOMiK.