Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah Kurikulum Merdeka Tepat? Inilah Pengalaman Guru Les Privat

1 April 2023   17:55 Diperbarui: 4 April 2023   07:08 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Materi kurikulum yang lebih sedikit namun tetap efektif menjadi idaman   (Ilustrasi 5: YouTube Kemendikbud RI)

Mereka lalu memilih untuk memberi makan kucing jalanan yang ada di sekitar perumahan. Selama dua minggu, mereka rutin melakukan streetfeeding setiap sore sambil mencatat jumlah kucing yang diberi makan dan memotret kegiatannya.

Siapa sangka, proyek kedua mapel tersebut membuka mata mereka bahwa selain manusia di muka Bumi ini, ada juga hewan dan tanaman yang harus dirawat sebaik mungkin. 

Tak heran, seusai proyek streetfeeding kucing-kucing tanpa tuan itu, seorang  dari mereka bercita-cita menjadi dokter hewan (vet) dan satu lagi ingin menjadi Youtuber tentang animal rescue sehingga nantinya bersama mereka dapat membangun shelter hewan, so sweet!

Materi kurikulum yang lebih sedikit namun tetap efektif menjadi idaman   (Ilustrasi 5: YouTube Kemendikbud RI)
Materi kurikulum yang lebih sedikit namun tetap efektif menjadi idaman   (Ilustrasi 5: YouTube Kemendikbud RI)
Saya lantas teringat kalimat dari Mas Mendikbudristek yang isinya bahwa Kurikulum Merdeka itu bertumpu tak hanya pada aspek kompetensi para siswa, namun juga pembentukan karakter (baik) mereka. Di Indonesia, kita tidak kekurangan orang pintar, tapi kita masih perlu (banyak) insan kreatif yang berakhlak mulia, sepakat ya?

Sekolah lebih interaktif programnya

Banjir tiap kali hujan deras dan macet parah menjadi 'ciri khas' daerah tempat tinggal saya dan juga para murid les privat itu di Tangerang. Tak heran, sekolah (terpaksa) diliburkan tiap kali banjir melanda karena akses ke jalan raya tertutup total dengan genangan air.

Seorang murid privat saya di SMP bertutur, sekalipun banjir, kini dia tetap semangat belajar karena sekolah jarak jauh (daring) tetap berjalan untuk menggantikan tatap muka. 

"Serunya lagi, kita (para siswa) bisa saling melaporkan langsung kondisi banjir di rumah masing-masing waktu sekolah online. Ya mirip reporter berita gitu, jadi lebih keren belajarnya karena enggak cuma dengerin dan ngeliatin layar laptop aja," urai siswi kelas 7 SMP yang aslinya pendiam dan pemalu tersebut, tetapi malah menyukai tugas live news report untuk mapel Bahasa Indonesia.

Kurikulum Merdeka telah dirancang dari awal untuk mendukung guru dan siswa belajar interaktif yang disesuaikan dengan kondisi relevan dan situasi unik mereka tanpa harus terbebani dengan segunung materi baku (atau kaku?) yang selama ini lekat dengan kurikulum sekolah. 

Saatnya siswa diberi keleluasaan dalam belajar memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakatnya (Ilustrasi 6: Dokpri)
Saatnya siswa diberi keleluasaan dalam belajar memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakatnya (Ilustrasi 6: Dokpri)

Riset dari Pritchett dan Beatty yang terbit dalam "International Journal of Educational Development" pada 2015 mendapati bahwa padatnya materi kurikulum ternyata malah menghambat pembelajaran di sejumlah negara berkembang karena guru lebih fokus pada capaian materi dibandingkan pemahaman belajar siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun