Pertanyaan "Kapan punya anak?" di Indonesia memang selalu menarik banyak khalayak. Youtuber Gita Savitri yang telah lama tinggal di Jerman pun lantas menyedot perhatian (atau hujatan?) warganet +62 ketika mengaku resep awet mudanya adalah childfree atau memilih tak memiliki anak yang telah disetujui pula oleh suaminya.
Keputusan Gita dan sang suami, Paul Partohap, untuk selamanya hidup berdua saja dalam rumah tangga mereka lantas membuat saya teringat pada satu kalimat dalam film drama komedi romantis (2012) produksi Starvision yang berjudul Test Pack: You're My Baby.Â
Tokoh Rahmat yang diperankan Reza Rahadian (Kapan Kawin, Critical Eleven), berujar ke istrinya, Tata yang dilakoni Acha Septriasa (Layla Majnun, June & Kopi) di hari pernikahan mereka, "Apa adanya kamu, sudah melengkapi diriku."
Film layar lebar yang diadaptasi dari novel berjudul serupa karya Ninit Yunita ini menjadi relevan di tengah ramainya kontroversi isu childfree saat ini. Disutradarai Monty Tiwa (Operation Wedding, Raksasa dari Jogja), Test Pack menawarkan perspektif yang segar namun wajar tentang cinta dan komitmen dalam pernikahan.
Selama ini, dua sejoli yang memadu kasih lalu menikah identik dengan harapan untuk segera memiliki momongan. Tak heran, dalam trailer resmi film, kita sudah disuguhi adegan saat ibunda Rahmat yang diperankan aktris senior Ratna Riantiarno menelepon, dan (berulangkali) menanyakan putranya tentang kapan hadirnya cucu setelah tujuh tahun menikah.
Siapa sangka, Rahmat yang berprofesi sebagai psikolog perkawinan ini santai saja menanggapi kecerewetan ibundanya, termasuk saat beliau berujar, "Presiden saja baru punya cucu lho!"Â
Rahmat malah lebih mengkhawatirkan reaksi Tata, istrinya yang seorang praktisi periklanan, karena sangat sensitif tiap kali disinggung tentang anak.
Umumnya, kehadiran keturunan memang (masih) lebih dibebankan ke wanita daripada pria. Hal ini karena sang istrilah yang mengandung buah hati tercinta.
Padahal, tanpa adanya sperma yang subur dari suami, mustahil sel telur seorang istri dapat berkembang menjadi janin bayi selama 9 bulan 10 hari, begitu pula sebaliknya. Kalau begitu, apakah masih tepat jika urusan kehamilan hanya dibebankan kepada istri?
Bagi Anda yang masih lajang atau sudah menikah, pro maupun kontra dengan childfree, film Test Pack ini dapat mengingatkan kembali tentang makna dan tujuan pernikahan dengan adegan yang menghibur.Â
Selama 105 menit, kita akan tergelak sekaligus tergerak untuk lebih mengapresiasi arti cinta minim syarat dalam rumah tangga.
Segala cara agar anak pun tiba
Saat tahun pertama pernikahan, digambarkan Tata yang jauh lebih bersemangat 45 untuk segera menimang sang junior. Uniknya, Tata bahkan sampai sudah mencoba semua jenis kemasan test pack yang beredar di pasaran.
Meskipun segala metode pembuahan secara alami telah dijalani Tata dan Rahmat, hasilnya berulangkali nihil. Rasa frustasi pun mulai menggerogoti Tata, namun tidak halnya dengan Rahmat.
Keduanya lantas berkonsultasi kepada dokter kandungan bernama dr. Peni. S. Ini sama persis lho ya dengan tulisan di papan nama ruang praktik sang dokter yang diperankan oleh personil Project Pop yaitu komedian almarhum Muhammad 'Oon' Fachroni.
Jadi dapat dibayangkan betapa kocaknya suasana di ruang praktek dokter. Adegan ini bisa jadi dimaksudkan agar hubungan pasien dan dokter itu dapat lebih cair dan rileks sehingga peluang kesembuhan semakin bertambah.Lalu, apakah ikhtiar Tata dan Rahmat memiliki anak dengan cara in vitro dan suntik hormon sesuai rekomendasi dokter Peni akan berhasil? Pernikahan keduanya malah semakin di ujung tanduk dengan kehadiran orang ketiga.
Mantan kembali, pernikahan diuji
Di tengah jungkir-baliknya usaha Tata menjalani program kehamilan dari dokter, Rahmat malah (tak sengaja) bertemu mantannya yaitu Shinta yang diperankan Renata Kusmanto (Mama Cake, Ketika Tuhan Jatuh Cinta) di klinik kesuburan. Berawal dari bincang santai di kantin klinik, Rahmat dan Shinta terus intens berkomunikasi.
Shinta adalah seorang model kelas atas yang dulu meninggalkan Rahmat demi menikahi mantan suaminya, Heru (Dwi Sasono). Tak kunjung dikaruniai momongan, Heru pun harus menalak istrinya karena tekanan keluarga besarnya, terutama dari ibu Heru setelah tahu menantunya ternyata tak subur.
Di sinilah, Rahmat mulai gundah gulana. Dirinya semakin kalut ketika tingkat kesuburan spermanya diuji.
Rahim dan sel telur Tata terbukti normal seusai tes lab sehingga harusnya sperma Rahmat dapat membuahinya. Anehnya, Tata belum hamil juga setelah disuntik hormon hingga membuat emosinya terus naik-turun mirip roller coaster.
Sebagai psikolog perkawinan, Rahmat sadar benar bahwa bagi mayoritas budaya dan norma masyarakat Timur, tak terkecuali di Indonesia, absennya anak sangat berpotensi memicu konflik rumah tangga yang berujung pada perceraian sehingga childfree itu (dianggap) lebih pas untuk warga Barat saja.Â
Padahal, Rahmat beranggapan bahwa jika mereka berdua (to have each other) yaitu hanya Tata dan Rahmat dalam pernikahan, itu cukup bagi Rahmat.
Tak subur, haruskah cinta dikubur?
Bagi penggemar film bergenre drama dan komedi romantis, sejumlah judul film besutan Monty Tiwa memang tak asing lagi dan layak diacungi jempol. Acha pun berhasil mendapat Piala Citra sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2012 dan Festival Film Bandung 2013 untuk aktingnya sebagai seorang istri yang jatuh bangun dalam menghadapi konflik ketidaksuburan dan cinta segitiga.
Akting Reza sebagai suami yang rumah tangganya sendiri sedang porak-poranda namun harus tetap profesional sebagai konsultan pernikahan pun juga tak kalah memikat.Â
Dirinya bahkan masih sempat mengingatkan pasangan paruh baya yaitu Bapak Sutoyo (Jaja Mihardja) dan Ibu Sutoyo (Meriam Bellina) yang telah menikah puluhan tahun namun bersikeras ingin bercerai tentang tujuan awal mereka menikah dulu.
Skenario Test Pack yang ditulis oleh Adhitya Mulya dan juga suami dari Ninit Yunita sebagai penulis novelnya ini boleh dibilang berakhir humanis dan kompromistis.Â
Di dunia nyata, absennya buah hati, baik karena pilihan (childfree) maupun keterpaksaan (childless), berpeluang sama besarnya untuk membuat cinta suci pernikahan berakhir di ruang sidang perceraian.
Syukurlah, di penghujung film, penonton kembali diingatkan bahwa cinta sebagai orangtua itu tak melulu secara biologis (hubungan darah), namun juga bisa diwujudkan dalam bentuk keluarga psikologis (ikatan cinta dan kasih sayang).
Romantisme pasangan suami istri pun tetap dapat terjalin dengan hadirnya anak kandung maupun anak adopsi seperti yang ditunjukkan oleh beberapa tokoh publik di dalam serta luar negeri.
Bagi Anda yang menginginkan film penghibur hati sekaligus sarat pesan moral tanpa menggurui, Test Pack dapat menjadi salah satu rekomendasi tontonan bersama pasangan tercinta.Â
Kita patut pula mengapresiasi Monty Tiwa yang berhasil mengadaptasi kisah novel ini ke layar lebar tanpa membuat pembaca novelnya kecewa seperti yang sering terjadi saat suatu buku yang enak dibaca lalu difilmkan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, mari segera baca novelnya dan tonton filmnya agar lebih lengkap. Selamat membaca dan menonton ya.
-Judul film: Test Pack You're My Baby
-Rating usia: D/Dewasa (remaja 18 tahun ke atas dan orang dewasa)
-Genre: Drama, Komedi
-Tahun: 2012
-Pemeran: Reza Rahadian, Acha Septriasa, Renata Kusmanto, Dwi Sasono, Jaja Mihardja, Meriam Bellina, Oon P-project
-Sutradara: Monty Tiwa
-Penulis skenario: Adhitya Mulya
-Penulis cerita: Ninit Yunita
-Produksi: StarvisionPlus
-Durasi: 1 jam 45 menit
-Penghargaan: Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2012, Pemeran Utama Wanita Terpuji dalam Festival Film Bandung 2013.
-Bahasa: Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H