Syukur Alhamdulillah, beberapa pelaku UMKM yang juga menjadi peserta BRILianpreneur 2022 tersebut bersedia untuk berbagi pengalaman (jatuh bangun) mereka dalam membangun usaha. Namun, apapun kisahnya, mereka semua sama-sama ingin produknya mampu menembus pasar global dengan optimalisasi digitalisasi.
Semoga isi artikel berikut ini dapat bermanfaat dan menginspirasi para pembaca untuk terus memajukan UMKM. Semakin banyak jumlah UMKM yang berkualitas di suatu negara, maka makin kokoh pula perekonomian negara tersebut.
1. Added value buat UMKM diburu
Nilai tambah (added value) suatu produk langsung menarik minat saya saat melihat booth UMKM CV Gemilang Inovasi dari Sukabumi yang menjual keripik singkong dan cuanki tanpa MSG. Menurut Kak Jihan yang dengan cekatannya melayani antrian pengunjung stan keripik singkong 'Yammy Babeh' dan cuanki 'Ciomy',
"Produk kami mengusung konsep Halal Mood booster Food, termasuk dengan memakai bumbu cabe kering yang ditumbuk sendiri dari cabe segar."
Tren Halal Food & Beverages ini tak eksklusif untuk kaum muslimin saja lho! Menurut data Google Trend 2020-2021, pencarian topik “halal food” terus meningkat di seluruh dunia sejak pandemi Covid-19.
Tak heran, Yammy Babeh dan Ciomy telah berhasil menarik buyer dari luar negeri, baik secara direct selling maupun reseller. Konsumen dari Australia (ekspor setiap dua bulan sekali), Hongkong, Kanada, dan Malaysia adalah sejumlah buyer asing yang mengetahui produk mereka via "Business Matching" yang difasilitasi oleh BRI.
Setelah mencicipi tester keripik singkong dan cuanki dari UMKM yang konsisten mengikuti BRILianpreneur yang digelar pertama kali pada tahun 2019 hingga kini (4x berturut-turut), tanpa ragu saya membeli paket bundling yang ditawarkan. Wah, keluarga sampai order lagi via sebuah lokapasar yang menjadi mitra BRILianpreneur karena kehabisan stok yang dibeli dari JCC hehehe...
Pemilihan UMKM yang dapat mengikuti BRILianpreneur memang telah melalui seleksi berupa proses kurasi oleh para ahlinya sehingga UMKM siap berdaya saing secara global. Menurut Diana Nazir sebagai Lead Curator BRILianpreneur 2022, selain seleksi administrasi berupa identitas dan legalitas UMKM yang jelas, jenis produk yang sesuai dengan analisis 'ESG (Enviromental, Social, & Governance)' menjadi seleksi kunci.
Artinya, produk UMKM tak hanya bernilai ekonomis, namun juga bermanfaat sosial bagi banyak orang (inklusif). Sebagai catatan, kekurangan (disabilitas) pendengaran yang dialami Ade Soelistyowati tak menghalanginya untuk berjuang membangun CV Gemilang Inovasi hingga Yammy Babeh mampu menembus pasar internasional.