Ketika kue Bika Ambon khas Medan menjadi menu takjil di masjid kami, maka beliaulah yang paling semangat saat dibagikan kue kuning menyala yang manis dan lembut itu. Seingat saya, beliau sampai menghabiskan 6 potong!
Sementara itu, Ibu saya yang lahir dan besar di Jawa Tengah itu begitu antusias saat panitia takjil di masjid menyajikan Tempe Mendoan. Namun, menurut beliau, lezatnya tempe mendoan itu juaranya tetap dipegang oleh ibu beliau alias almarhum nenek.
Takjil Ramadan yang dinantikan
Di perumahan tempat keluarga kami tinggal, ada grup WA per RT maupun RW. Nah, di grup WA itulah, para warga yang berasal dari propinsi tertentu, sering mendapat request makanan maupun minuman khas daerah mereka yang jarang dijumpai untuk takjil masjid.
Tetangga saya yang berasal dari Manado pun lalu menyajikan Tinutuan (Bubur Manado). Rasanya mantap banget lho karena keluarga besar beliau memang pengusaha katering terkenal di daerah asalnya.
Warga lainnya yang berasal dari Palembang juga ikut unjuk gigi dengan menyuguhkan Pempek yang dibuat sendiri dari awal. Keluarga mereka memasaknya mulai dari ikan tenggiri segar yang kemudian digiling hingga membuat cuka pempek yang rasa asamnya bukan main segarnya, maknyus!
Namun, ada pula warga yang membeli matang takjil khas daerah karena keterbatasan waktu untuk memasak. Tetangga yang berasal dari Bandung memilih untuk menyajikan Colenak yang manis dan legit. Colenak adalah peuyeum yang dibakar dan dicocol gula merah yang sudah dilelehkan lalu dicampur parutan kelapa sebagai topping yang menambah nikmat.
Warga yang berasal dari Yogyakarta-Jakarta ada pula yang membagikan Cenil yang dipesannya dari penjual jajanan tradisional keliling. Cenil terbuat dari campuran tepung sagu dan air yang dimasak di atas api sambil terus diaduk hingga kental dan kenyal lalu dilapisi dengan kelapa parut, garam, serta daun pandan.
Ramadan memang membawa keberkahan sekaligus kenangan, termasuk menu takjil yang dibagikan di masjid perumahan kami, baik bagi warga maupun para musafir yang ikut berbuka di masjid kami tersebut. Semoga kelezatan takjil berupa makanan khas daerah tersebut dapat menjadi energi bagi para kaum muslimin untuk tetap semangat beribadah setelah berbuka, yaitu sholat tarawih sehingga kualitas ibadah selama bulan suci ini semakin bertambah.