Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perbedaan Itu Normal dalam Road Movie "Mencari Hilal"

20 April 2022   23:31 Diperbarui: 25 April 2022   03:03 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uniknya, kali ini Heli - yang biasanya menentang Mahmud - malah bersemangat untuk membela ayahnya dengan cara 'memanfaatkan' posisi kawan lama Mahmud yang sempat kecewa dalam pemilihan kepala daerah.

Film yang diproduseri Putu Widjanarko ini membuka mata saya bahwa aspek spiritual dan material itu saling melengkapi. Bukankah sejatinya dunia ini tempat kita untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan di akhirat kelak?

Haruskah kita memilih antara kebahagiaan atau kebenaran? (Ilustrasi: indonesianfilmcenter.com)
Haruskah kita memilih antara kebahagiaan atau kebenaran? (Ilustrasi: indonesianfilmcenter.com)

Kebahagiaan vs kebenaran

Pernahkah Anda di posisi ingin menasihati seseorang namun lantas mengurungkannya karena khawatir efeknya malah membuat orang lain tersinggung? Tarik-menarik antara memilih untuk merasa bahagia vs menjadi benar itu juga menjadi fokus film berdurasi 94 menit ini.

Akibatnya, Mahmud dan Heli sampai diturunkan di jalan oleh supir bus karena Mahmud yang terus-menerus mengingatkan pak supir tentang waktu sholat. Sepanjang jalan, dialog ayah dan anak itu dipenuhi nuansa perang urat syaraf antara siapa yang lebih benar meskipun itu nantinya akan membuat satu sama lain terluka.

Heli yang beraliran liberal dan sekuler serta lebih mementingkan hubungan antar manusia (Hablum minannaas) sempat tak mengerti jalan pikiran ayahnya yang lebih berfokus pada hubungannya dengan Yang Maha Kuasa (Hablum minallah) sehingga tampak saklek atau kaku dalam menjalankan perintah agama. Di sisi lain, Mahmud pun tak habis pikir dengan putranya yang terus mendebatnya tentang agama sedangkan Heli sendiri bukanlah sosok agamis.

Film Mencari Hilal ini juga menyampaikan pesan tersirat bahwa kebenaran vs kebahagiaan itu tak harus dipertentangkan kok. Sederhananya, kita memang harus selalu mengingat bahwa kita sudah sepakat untuk tidak sepakat.

Lalu berhasilkah Mahmud menemukan hilal yang dengan susah payah dicarinya itu? Lalu, apakah hubungan bapak dan anak antara Mahmud dan Heli akhirnya dapat menemukan titik temu?

Untuk pecinta film religi yang menggelitik, film Mencari Hilal ini layak untuk disaksikan sambil menunggu waktu berbuka atau saat ngabuburit. Seusai menontonnya, Insyaallah kita akan dapat semakin memahami tujuan Allah SWT dengan menciptakan begitu banyak perbedaan di muka dunia ini. Salam jayalah selalu sinema Indonesia.

- Judul film: Mencari Hilal
- Tanggal rilis: 15 Juli 2015 (Indonesia)
- Sutradara: Ismail Basbeth
- Pemeran: Deddy Sutomo; Torro Margens; Erythrina Baskorowati; Oka Antara
- Perusahaan produksi: MVP Pictures; Studio Denny JA; Dapur Film; Argi Film; Mizan Productions
- Produser: Raam Punjabi; Hanung Bramantyo; Putut Widjanarko; Salman Aristo
- Penghargaan: Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun