Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Parapuan Berdaya maka UMKM pun Berjaya

31 Januari 2022   20:18 Diperbarui: 31 Januari 2022   20:24 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UMKM di Indonesia dapat berjaya dengan peran aktif parapuan (Dokpri)

Berbagi menjadi dasar bisnis diawali

            Pandemi di Indonesia yang dimulai sejak Maret 2020 lalu tak pelak membuat gaya hidup digital merambah semua sektor, tak terkecuali cara kita berbelanja.  Lelah dengan masker sekali pakai yang (kurang) ramah lingkungan, saya pun beralih ke masker kain yang dapat dipakai berulangkali setelah dicuci sekaligus dapat disumbangkan kepada parapuan yang berjualan di sekitar saya tinggal yaitu di Tangerang.    

Masker kain produksi UMKM 'Cantik Collection' menghubungkan saya dengan pemiliknya yang enerjik, Siti Rohmayanti (23 tahun).  Siti sendiri lulus kuliah sekitar enam bulan setelah pandemi berlangsung. 

Gadis asal Karawang ini menciptakan lapangan kerja di masa pandemi dengan niat memberdayakan kaum ibu di sekitarnya.  Dirinya menggandeng dua orang ibu sebagai tim produksi masker, tas kain, dan ikat rambut (scrunchies) dari sisa kain gorden sebagai produk fesyen yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Masker kain jadi solusi cantik yang ramah lingkungan (Dokpri)
Masker kain jadi solusi cantik yang ramah lingkungan (Dokpri)

"Tujuan saya memulai bisnis yaitu selain memanfaatkan kain perca sehingga tak terbuang percuma, saya pun ingin agar semakin banyak wanita yang berdaya," tutur Siti.  "Kalau perempuan dapat berkreasi dan menyalurkan mimpi mereka, maka otomatis mereka dapat mandiri secara ekonomi," tambahnya lagi.

          Kedua ibu tersebut, Bu Eni (53 tahun) dan Bu Opung (48 tahun), memang tak paham tentang detil teknis belanja online karena keterbatasan faktor usia dan latar belakang pendidikan formal.  Namun, pendapatan mereka tentunya terdongkrak dengan penjualan produk Cantik Collection via Instagram, WhatsApp, dan salah satu lokapasar daring ternama di Indonesia.

          Data dari Google dan Kantar tahun 2020 menunjukkan ada sekitar 35% perempuan pemilik UMKM yang telah memanfaatkan digital dari seluruh penjualan online di Indonesia.  Siti dengan UMKM miliknya yaitu Cantik Collection beserta timnya jelas termasuk salah satu yang memperoleh manfaat penjualan digital.

Infografis: Instagram @think.women
Infografis: Instagram @think.women

          Siti mengungkapkan, di awal usahanya, Cantik Collection dapat mengirimkan masker kain hingga 100 paket per bulan.  Pembelinya sebagian besar berasal dari Jabodetabek dan sekitar Pulau Jawa.

          Di tahun 2021, dengan mulainya sistem kerja dan sekolah/kuliah secara hybrid (daring plus luring), maka Siti pun memperlebar jenis usahanya dengan produksi tas kain setelah permintaan masker kain mulai mendatar.  Hasilnya, keuntungan tas kain tersebut dapat menafkahi kedua ibu penjahit yang membantunya secara tetap sekaligus memperkerjakan tambahan ibu/teteh penjahit saat pesanan sedang melonjak.            

Melayani dengan senyum dan sopan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun