Film animasi pendek ini menggambarkan tentang hiruk-pikuk keseharian di Jakarta. Tak sedikit orang yang lelah dengan kerasnya hidup di ibukota, namun tak kuasa menghindarinya karena gelimang harta di sana.
Â
Surat untuk Jakarta ini dibuat dan disutradarai oleh tiga orang animator. Selama 2 menit 5 detik durasinya, kita akan melihat padatnya rutinitas kegiatan di Jakarta mulai dari pagi hingga malam hari yang harus dijalani.
Film ini nir dialog seperti umumnya film animasi pendek lainnya. Penonton disuguhi oleh rangkaian gambar demi gambar yang akan menerbangkan imajinasi (mind-blowing) mereka tentang Jakarta sesuai faktanya.
Surat untuk Jakarta ini memang menggambarkan suasana Jakarta sebelum COVID-19 yang terjadi mulai 2020. Meskipun begitu, film ini tetap relevan di masa pandemi karena ada benang merahnya yaitu 'kembali ke rumah.'
Penonton bisa memaknai sendiri arti kata 'kembali' dan 'rumah' dalam Surat untuk Jakarta. Kuat dan efektifnya berbagai pesan yang dapat disampaikan dalam singkatnya durasi film ini memang patut diacungi jempol.
Wajarlah saat film ini meraih piala Film Animasi Terbaik pada Festifal Film Indonesia 2016 dan Best Picture pada Hellofest 2016. Berikut ini tautannya di Youtube untuk Anda tonton langsung :
Surat untuk Jakarta - Pijaru (2016)
2. Film "Mudik" (2017)
Tema pulang kampung diangkat Pijaru sebagai film animasi pendek setelah Surat dari Jakarta. Istilah 'mudik' pun dipilih sebagai judul film animasi berdurasi 2 menit 45 detik yang juga nihil dialog ini.
Selama ini mudik identik dengan antrian dan kemacetan yang harus dihadapi oleh orang dewasa. Namun, bagaimana mudik dipandang oleh seorang anak?
Untuk film Mudik, animator dari Pijaru menggandeng tim dari Cuatro Studio sebagai partner kolaborasi. Sekilas pandang, kita akan mengira Mudik adalah film animasi untuk anak-anak.
Namun, seiring waktu penonton akan menyadari bahwa film Mudik sejatinya menyindir orang dewasa melalui perilaku buah hati mereka. Â Tingkah laku itu pun terbawa hingga mereka menjalani mudik.
Secara kualitas gambar, film Mudik memang lebih cerah warnanya daripada Surat untuk Jakarta. Mungkin ini disesuaikan dengan tokoh utamanya yaitu seorang anak laki-laki usia SD.