Rasa penasaran kita akan suatu makanan dan juga minuman yang sedang jadi trending topic pada akhirnya tak akan menggeser kesukaan kita dengan menu lokal yang sudah akrab dikenal. Mungkin ini ya faktor tetap larisnya restoran khas Indonesia seperti rumah makan (RM) Padang dan Warung Tegal (Warteg), bahkan di saat pandemi seperti saat ini.
Saya pun pernah membaca artikel tentang seorang pengusaha sukses dari Indonesia yang tetap menggemari bakso kaki lima meskipun telah mencicipi hidangan paling mahal dari banyak negara di seluruh dunia. Bagi pebisnis senior itu, ada cita rasa khas bakso kaki lima yang sulit tergantikan kelezatannya.
Kalau sudah begitu, makanan pun akan habis dikonsumsi sehingga food waste pun tak terjadi.Â
Sederhananya, lidah lokal itu akan lebih klop dengan menu lokal daripada hidangan global yang cukup 1-2x saja dicicipi.
Mungkin lain kali BTS Meal bisa menyajikan kuliner khas Indonesia sehingga tak hanya laris dibeli, tapi juga habis dikonsumsi. Kebayang deh hebohnya BTS Meal jika menunya adalah rendang!
4. Biasakan makan bersama
Saat keluarga di Indonesia masih berjumlah besar dalam satu rumah seperti di zaman kakek-nenek kita dulu, food waste terbukti rendah. Â Hal itu karena makanan yang tersedia pasti ada yang menghabiskan nantinya.
Ironisnya, sekarang dengan stok makanan lebih melimpah di rumah, keluarga inti yang jauh lebih sedikit anggotanya malah lebih sering membuang makanan. Food waste pun semakin banyak terjadi ketika seseorang makan sendirian karena tinggal di rumah kost atau kontrakan tanpa keluarga, misalnya bagi pemesan BTS Meal yang termasuk mahasiswa atau kaum pekerja.
Saat makan bersama, kita bisa berbagi porsi makanan yang ada sehingga makanan tak tersisa.Â
Sarapan pagi dan makan malam adalah dua waktu makan yang sebaiknya dinikmati bersama seisi keluarga atau orang lain yang tinggal bersama kita agar semakin akrab suasananya sekaligus menghindari food waste.
Berbagi kepada yang membutuhkan juga patut dilakukan saat ada banyak makanan di rumah, seperti kepada para orang yang hidup di jalanan. Tentunya makanan yang dibagikan itu harus yang masih layak makan dan bukannya stok sisa yang hampir mendekati atau bahkan sudah kadaluarsa.
Makanan berlebih dapat pula diberikan ke hewan jalanan maupun yang berada di tempat penampungan (shelter hewan). Tak hanya para hewan yang lahap mengonsumsinya, bahkan para pekerja di tempat tersebut (kennel boys) pun sangat senang ketika ada donasi makanan untuk mereka dan juga kumpulan anabul/anak bulu yang ditampung di sana.
Sampah rumah tangga, terutama food waste, itu memang masalah yang tak bisa dianggap remeh. Yuk, mari bersama kita kurangi food waste sebagai bentuk syukur atas rezeki dari Allah SWT dan wujud nyata kepedulian sosial yang sekaligus ramah lingkungan.