Ironisnya, sampah makanan tersebut berasal dari bahan pangan yang tampilan visualnya sudah diseleksi dengan ketat oleh pihak katering, sehingga the ugly food tak akan sampai meja dapur karena sudah dibuang dari awal meskipun masih segar ataupun tidak busuk.
Bayangkan betapa ruginya ketika food loss dan food waste terjadi secara bersamaan.
Food waste mulai menyedot perhatian publik ketika Food Agricultural Organization (organisasi pangan sedunia) pada tahun 2011 merilis laporan tahunannya.Â
Menurut FAO, sekitar 1/3 atau 33.33% pasokan makanan yang harusnya bisa dikonsumsi malah terbuang (wasted) ataupun hilang (lost) setiap harinya.
Penyebab utamanya yaitu tidak dimanfaatkannya the ugly food itu. Masyarakat telah terbiasa dengan pandangan bahwa the more beautiful, the fresher (lebih menarik berarti lebih segar)Â yang dipromosikan iklan komersial.
Padahal, selama pangan tersebut masih segar dan layak diolah, kita tetap bisa mengonsumsinya dan nilai gizinya pun tak berubah kok.Â
Bisakah kita membedakan rasa wortel yang bengkok dengan yang lurus ketika mereka telah menjadi sayur sop?
Menurut keterangan dari Kepala Perwakilan Badan Pangan PBB (FAO) di tahun 2020, sampah makanan atau food waste di Indonesia mencapai 13 juta ton setiap tahun.Â
Maka itulah, kita harus mengampanyekan tentang sejumlah cara memanfaatkan the ugly food itu untuk mengurangi sampah makanan, terutama dari rumah tangga di Indonesia.
Ketiga cara di bawah ini juga bisa dilakukan dengan mudah dan murah. Yuk, kita wujudkan bersama gaya hidup minim sampah makanan mulai sekarang juga!
1. Diolah dengan variasi resep
The ugly food ini bisa banget lho diolah menjadi beragam makanan dan minuman. Hasilnya pun bisa lezat dan tetap sehat.