Ikhlas itu memperluas silaturahmi
Ketika hubungan baik kita dengan orang lain terganggu, dampaknya bisa meluas ke orang-orang di sekitarnya. Contohnya, saat kita bersitegang dengan kepala keluarga salah satu tetangga kita, hubungan dengan istri maupun anak-anaknya biasanya akan menjadi renggang pula secara otomatis.
Oleh karena itu, saling memaafkan dapat menghancurkan tembok kebekuan itu. Suasananya akan semakin cair dengan saling mengikhlaskan.
Mampu memaafkan dan mengikhlaskan juga menimbulkan simpati dari orang lain. Saat seseorang dikenal sebagai pemarah dan pendendam, orang lain pun akan memilih untuk menjauhi orang tersebut.
Keikhlasan yang terpancar dari rasa memaafkan yang tulus jelas akan dirasakan oleh orang lain. Saat berada di sekitar orang yang pemaaf, kita pun akan merasa lebih aman dan nyaman.
Orang-orang seperti itulah yang kita ingin untuk berteman maupun bekerja bareng mereka. Saat ada masalah yang beresiko memicu perselisihan, kita tahu mereka akan menghadapinya dengan lapang dada dan kepala dingin tanpa harus marah-marah.
Ternyata, memaafkan dan mengikhlaskan itu sederhana namun banyak hikmah serta manfaatnya. Saat kita konsisten melakukannya, InsyaAllah hidup pun akan lebih cerah dan membawa berkah, Aamiin YRA.
"Taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja'alanaallaahu wa iyyaakum minal 'aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu 'aamin wa antum bi khair (semoga Allah swt masih akan mempertemukan kita dengan Ramadan-Ramadan berikutnya dalam keadaan Iman, Islam serta Sehat  Sejahtera)." Dengan kerendahan hati ijinkan, kami mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H, Mohon Maaf Lahir Bathin atas segala Kesalahan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H