Untuk sahur, buah-buahan kaya serat plus karbohidrat sebagai sumber energi sepanjang hari ideal untuk dikonsumsi. Pilihannya antara lain pisang, alpukat, apel, dan sebagainya.
Sayur-sayuran
Setipe dengan buah, sayur juga mengandung serat makanan (dietary fibre). Namun, ada sedikit perbedaan dalam mengolahnya.
Manfaat vitamin dan mineral dalam sayur akan lebih optimal jika dimasak terlebih dahulu daripada jika hanya dimakan mentah seperti buah. Cara memasaknya bisa berupa dikukus (gado-gado, pepes), ditumis (variasi cah), direbus (sop, soto bening), dan dipanggang (digabung dengan pangan hewani).
Jenis masakan sayuran yang kaya air seperti sup-supan sesuai dimakan saat sahur agar perut tak terlalu kaget saat diisi lagi setelah tidur semalaman. Saat berbuka, jenis sayur tumis lebih pas agar tak makan berlebihan setelah menyantap beragam takjil.
Idealnya, kita tak bolak-balik memanaskan sayur yang bisa mengakibatkan hilangnya kandungan gizi di dalamnya karena faktor pemanasan yang berulang. Amannya, kita memasak sayur yang disantap untuk sekali makan langsung habis.
Sayur juga bisa dicampur saat akan membuat telur dadar (omelet sayur). Ini untuk menyiasati orang-orang, khususnya anak kecil, yang sulit memakan sayur.
Kacang-kacangan
Selain buah dan sayur, kacang-kacangan juga kaya serat. Mereka antara lain kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, kacang polong, dan lainnya.
Tentu kacang-kacangan harus dimasak dahulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan kacang juga berfungsi untuk mematikan jamur maupun sporanya yang mungkin saja bersarang di kacang.
Selain serat, kacang-kacangan juga termasuk sumber karbohidrat dan vitamin B-komplek. Kerja sel saraf yang optimal, khususnya sel-sel otak, adalah manfaat utama vitamin B-komplek.
Â
Serat membuat kita lebih lama kenyang karena sifatnya seperti spons (busa) yang menahan cairan. Saat berpadu dengan vitamin B-komplek yang menyampaikan sinyal ke otak bahwa kita telah kenyang, maka peluang makan berlebihan pun bisa dihindari sejauh mungkin.