Sepengetahuan saya, ada beberapa brands kosmetik maupun perawatan tubuh serta kulit (body & skincare) ramah lingkungan yang menyediakan tempat khusus di gerai mereka untuk menampung kemasan kosong setelah dipakai konsumen.
Program daur ulang tersebut pastinya dapat mengurangi jumlah sampah yang berasal dari kemasan sekali pakai. Kalau semua kemasan bekas tersebut, terutama dari plastik, menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, bisa dibayangkan betapa menggunungnya tumpukan mereka setiap hari.
Selain harga dan transparansi kandungan suatu produk ramah lingkungan, kebijakan brands yang memberlakukan daur ulang kemasan mereka patut kita pertimbangkan sebelum membeli. Prinsip saya saat ini, tak mengapa produknya (sedikit) lebih mahal asalkan bekas kemasannya tidak mencemari lingkungan.
Hadirnya lokasi terdekat suatu brand yang eco-friendly juga menguntungkan konsumen ketika suatu kasus terjadi tanpa disangka. Misalnya, produk tersebut ternyata menimbulkan efek samping kesehatan bagi pemakainya.
Konsumen bisa langsung mendatangi gerai terdekat untuk melaporkan hal tersebut dan meminta solusinya. Tindakan itu tentunya lebih efisien dan efektif daripada dengan cara mengirimkan kembali produk ke produsen untuk ditukar karena lokasi brand jauh di luar pulau, apalagi sampai ke luar negeri.
Idealnya, sebelum membeli produk ramah lingkungan, kita telah melakukan riset maupun survei kecil-kecilan dari segi kebutuhan pemakaian dan keberadaan lokasi suatu brand. Jika harganya murah, namun ternyata produknya bermasalah, nantinya malah membuat kondisi kantong kita terkuras parah.
Mari biasakan membeli suatu produk dan juga jasa, khususnya yang berlabel eco-friendly, dengan mata dan hati terbuka. Manfaatnya selain kelestarian alam terjaga, pemakainya pun akan lebih sehat dan terawat kondisi tubuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H