Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Cara Menyiasati Mahalnya Produk Ramah Lingkungan

12 April 2021   02:58 Diperbarui: 14 April 2021   09:54 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi produk ramah lingkungan (eco friendly)| Sumber: Thinkstock via Kompas.com

Berapa harga sikat gigi Anda selama ini? Maukah Anda jika membeli sebuah sikat gigi bambu seharga Rp30.000 ke atas per buahnya?

Jika jawabannya "tidak" atau "pilih sikat gigi yang lebih murah sajalah", Anda tidak sendirian. Sikat gigi dari plastik yang banyak kita jumpai di pasaran memang harganya murah-meriah.

Harga vs menjaga alam seringkali tidak terelakkan. Inginnya sih ramah di kantong dan lingkungan sekaligus sosial, ya kan?

Hari Bumi (Earth Day) diperingati 22 April setiap tahun. Pembelian dan pemakaian produk ramah lingkungan menjadi salah satu cara kita melestarikan bumi ini.

Nah, tapi saat harapan berbenturan dengan kenyataan, tentu saja ada yang harus disesuaikan. Hal ini juga berlaku untuk pemakaian produk ramah lingkungan.

Pengalaman pribadi saya mendapati memang saat kita membeli sebuah produk eco-friendly, di harga yang sama kita bisa mendapatkan lebih dari 1 produk yang tak termasuk go green. Contoh sederhananya yaitu sabun mandi padat.

Sebuah brand sabun mandi lokal yang natural menjual produk mereka dari harga mulai Rp20.000 per buah seberat 25 gram. Sementara itu, kita bisa mendapat 4 sampai 5 buah sabun mandi lebih berat yang bukan ramah lingkungan dengan harga serupa.

Namun, kata bijak "ada harga, ada rupa" memang tepat adanya. Saya merasakan langsung bahwa kulit lebih lembab dan tak mudah kering karena minimnya kandungan kimia pada sabun mandi alami.

Potongan harga dari produk ramah lingkungan sayang untuk dilewatkan (Ilustrasi: www.dreamstime.com)
Potongan harga dari produk ramah lingkungan sayang untuk dilewatkan (Ilustrasi: www.dreamstime.com)
Menyikat gigi dengan sikat gigi bambu juga terasa lebih menyegarkan di mulut. Batang sikat gigi bambu pun bisa dikompos nantinya setelah tak dipakai lagi.

Tapi, tetap saja saya tetap harus selektif ketika membeli produk hijau. Selain harganya yang (lumayan) mahal, saya pun tak ingin terjebak dengan hidup konsumtif yang malah berujung pada menumpuknya sampah.

Maka, inilah 3 hal yang bisa kita lakukan saat berhadapan dengan tingginya harga produk ramah lingkungan. Selamat membaca dan mencobanya segera!

Mau atau perlu?

Setelah menaruh minat pada isu lingkungan, saya sempat ingin mengganti (semua) produk saya dengan yang lebih ramah lingkungan. Jadilah saya mencari info via internet tentang sejumlah green brands di Indonesia.

Meskipun begitu, saya tersadar setelah melihat benda lama saya masih bisa dipakai sekalipun tak ramah lingkungan. Lalu, haruskah saya membuangnya begitu saja?

Syukur Alhamdhulillah, saya lebih memilih untuk menghabiskan yang ada dulu. Nanti ketika perlu (bukan sekadar mau), barulah saya membeli produk hijau saja.

Kadang kita lupa bahwa apapun produknya, baik yang eco-friendly maupun bukan, prinsip cermat dan hemat tetap harus dilakukan. Cinta lingkungan bukan berarti gaya hidup kita kemudian jor-joran.

Awal tahun 2021 ini, saya sempat ingin membeli produk perlengkapan mandi yang go green. Mulai dari sabun, shampoo, sikat gigi, hingga pasta gigi sudah masuk daftar wishlist saya.

Eh, setelah memeriksa ulang isi kamar mandi, ternyata barang yang memang benar-benar saya perlukan (hanyalah) sikat gigi. Produk lainnya masih bisa dipakai hingga 1-2 bulan ke depan.

Ketika kita bisa membedakan antara keinginan vs keperluan, harga pun tidak akan terasa (terlalu) mahal. Umur pemakaian sikat gigi bambu dan plastik sama-sama sekitar 2-3 bulan.

Bedanya, bulu sikat gigi bambu itu tetap lebih lembut sekalipun sering dipakai. Saya pun mantap memutuskan untuk tetap memakai sikat gigi bambu hingga seterusnya dengan bye-bye plastic!

Yuk jaga kelestarian alam dengan produk ramah lingkungan (Ilustrasi : www.nurserylive.com)
Yuk jaga kelestarian alam dengan produk ramah lingkungan (Ilustrasi : www.nurserylive.com)

Cari penawaran terbaik

Informasi harga dan adanya diskon maupun promo ini bisa kita peroleh di akun media sosial brands ramah lingkungan tersebut, terutama via Instagram. Lebih baik lagi jika kita bisa berhasil memperoleh produk giveaway dari kuis mereka.

Potongan harga (diskon) juga akan sangat terasa karena mayoritas green brands itu harganya di atas rata-rata. Hal ini terjadi karena produk alami tersebut bergantung pada ketersediaan bahan baku lokal sehingga tak bisa diproduksi massal layaknya produk pabrikan.

Saya pribadi lebih memilih membandingkan harga beberapa eco-friendly product tersebut via marketplace. Bendanya bisa sama-sama sikat gigi bambu, namun harga dan kualitasnya seringkali berbeda.

Saat hendak memilih sebuah sikat gigi bambu, saya mendapati ada yang harganya Rp35.000/buah. Brand lainnya seharga Rp18.000/buah.

Jelas brand kedua 50% lebih murah. Tapi, bulu sikatnya lebih kasar berdasarkan review pembeli sebelumnya.

Jika kondisi gigi geligi Anda normal dan tanpa lubang, bulu sikat gigi yang kasar mungkin tak akan jadi masalah besar. Namun, ceritanya akan sangat berbeda saat gigi kita termasuk sensitif sehingga gampang ngilu, tak terkecuali saat menyikat gigi.

Selain faktor harga, kita juga harus mencermati kandungan bahan dari produk lingkungan tersebut. Tak sedikit orang yang alergi dengan zat-zat tertentu, bahkan meskipun sifatnya alami.

Maka itulah, setelah membandingkan harga, calon pembeli juga harus jeli dan teliti membaca deskripsi produk yang dicantumkan pada marketplace. Jika satu brand, sekalipun ramah lingkungan, tidak terbuka tentang kandungan produknya, lebih baik pikir 1000 kali sebelum membelinya.

Pilih pemesanan terdekat

Setelah saya sering mencari info tentang eco-friendly products,, saya pun mengetahui bahwa banyak brands yang berasal dari luar Jabodetabek. Ada yang berlokasi masih di Pulau Jawa-Bali dan juga hingga sampai Sumatra serta Kalimantan.

Sebelum memesan produk mereka, biasanya saya cari dulu keberadaan cabang mereka di Jabodetabek. Selain lebih hemat ongkos kirimnya karena lebih dekat, kita juga mengurangi emisi karbon karena jauhnya perjalanan kurir dengan kendaraan berbahan bakar fosil (avtur, bensin, solar).

Lokasi counter brands ramah lingkungan yang berada di sekitar juga memungkinkan kita untuk bisa mengirimkan kemasan bekas untuk didaur ulang. 

Sepengetahuan saya, ada beberapa brands kosmetik maupun perawatan tubuh serta kulit (body & skincare) ramah lingkungan yang menyediakan tempat khusus di gerai mereka untuk menampung kemasan kosong setelah dipakai konsumen.

Program daur ulang tersebut pastinya dapat mengurangi jumlah sampah yang berasal dari kemasan sekali pakai. Kalau semua kemasan bekas tersebut, terutama dari plastik, menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, bisa dibayangkan betapa menggunungnya tumpukan mereka setiap hari.

Selain harga dan transparansi kandungan suatu produk ramah lingkungan, kebijakan brands yang memberlakukan daur ulang kemasan mereka patut kita pertimbangkan sebelum membeli. Prinsip saya saat ini, tak mengapa produknya (sedikit) lebih mahal asalkan bekas kemasannya tidak mencemari lingkungan.

Hadirnya lokasi terdekat suatu brand yang eco-friendly juga menguntungkan konsumen ketika suatu kasus terjadi tanpa disangka. Misalnya, produk tersebut ternyata menimbulkan efek samping kesehatan bagi pemakainya.

Konsumen bisa langsung mendatangi gerai terdekat untuk melaporkan hal tersebut dan meminta solusinya. Tindakan itu tentunya lebih efisien dan efektif daripada dengan cara mengirimkan kembali produk ke produsen untuk ditukar karena lokasi brand jauh di luar pulau, apalagi sampai ke luar negeri.

Idealnya, sebelum membeli produk ramah lingkungan, kita telah melakukan riset maupun survei kecil-kecilan dari segi kebutuhan pemakaian dan keberadaan lokasi suatu brand. Jika harganya murah, namun ternyata produknya bermasalah, nantinya malah membuat kondisi kantong kita terkuras parah.

Mari biasakan membeli suatu produk dan juga jasa, khususnya yang berlabel eco-friendly, dengan mata dan hati terbuka. Manfaatnya selain kelestarian alam terjaga, pemakainya pun akan lebih sehat dan terawat kondisi tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun