Pasar tradisional telah lama menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Setiap menjelang hari besar seperti Idul Fitri, pasar rakyat selalu dipenuhi oleh para pembeli dan penjual. Di Jakarta, bahkan ada daerah yang bernama pasar seperti Pasar Minggu, Pasar Senen, dan Pasar Rebo.
Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, pasar rakyat mendapat saingan berat dengan adanya pusat perbelanjaan modern. Selain itu, adanya marketplace untuk belanja online membuat pasar rakyat harus membenahi dirinya agar tak tergerus oleh perkembangan zaman.
Selama ini, pasar rakyat memang masih identik dengan lokasi dan kondisi belanja yang kurang nyaman. Sebut saja pasar yang becek, kumuh, dan bau. Tambahkan pula dengan copet yang berkeliaran saat pasar ramai dan pedagang yang curang. Tak heran, masyarakat pun  enggan berbelanja ke pasar.
Padahal, pasar rakyat mayoritas diisi oleh pedagang yang termasuk ke dalam pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Ketika pasar sepi apalagi sampai mati, maka usaha rakyat kecil yang menjadi korban utama. Â Masyarakat pun akan kehilangan tempat belanja yang murah meriah.
Maka itulah, program Revitalisasi Pasar diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI sesuai NAWACITA dengan target 5000 pasar rakyat sepanjang tahun 2015 -- 2019. Â Ini berarti setiap tahunnya, ada sekitar 1000 pasar rakyat yang direvitalisasi oleh pemerintah bersama pihak swasta.
 Menurut Hasil Survei Pasar Tradisional oleh Surveyor Indonesia pada tahun 2014 lalu, jumlah pasar rakyat tercatat yaitu sebanyak 9.559 lokasi dan 2.639.633 pedagang di pasar rakyat.  Salah satu pasar yang telah direvitalisasi yaitu Pasar Gunung Batu di Bogor -- Jawa Barat.  Berikut ini liputannya.
Revitalisasi Fisik Pasar Gunung Batu
Sebagai warga yang berdomisili di Bogor, saya menyaksikan langsung kondisi Pasar Gunung Batu sebelum dan sesudah mengalami program Revitalisasi Pasar. Sebelum direvitalisasi, pasar tersebut selalu becek, apalagi saat musim hujan. Lapak di sana pun berantakan sehingga membingungkan pembeli.
 Sesuai UU No. 7 Tahun 2014, Revitalisasi Pasar Rakyat bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para pedagang dan pelaku ekonomi yang ada di masyarakat. Revitalisasi pasar juga berfungsi untuk memudahkan akses dan membuat lebih nyaman transaksi jual beli yang bermutu tinggi.
Kini, bangunan baru Pasar Gunung Batu yang berlantai dua dengan lahan parkir di depannya membuat suasana belanja semakin aman dan nyaman. Omset pedagang di sana pun meningkat karena sekarang pembeli tak hanya dari kalangan bawah dan menengah, namun juga para pemilik mobil pribadi.
Kondisi fisik Pasar Gunung Batu pun telah sesuai dengan Prototipe Pasar Rakyat menurut Permendag No. 37 Tahun 2017 yaitu antara lain ventilasi dan sistem pencahayaan terbuka serta zonasi pasar sesuai jenis produk. Manfaatnya, pembeli bisa berlama-lama berbelanja di sana bersama keluarga.
Revitalisasi Manajemen Pasar Gunung Batu
Sebelum revitalisasi, keluhan terbanyak pedagang pasar adalah pungutan liar (pungli) tanpa adanya manajemen pasar yang profesional.  Masalah serupa juga dialami pedagang di Pasar Gunung Batu. Mereka sudah membayar iuran kebersihan dan keamanan, tapi kondisi pasar masih acak-acakan.
 Oleh sebab itu, revitalisasi pasar lebih dari sekadar membangun gedung pasar rakyat.  Bagi para pemerintah daerah yang sedang merevitalisasi pasar tradisional mereka, Kemendag RI merekomendasikan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152: 2015 sebagai rujukan untuk Pasar Rakyat.
Setelah direvitalisasi, Pasar Gunung Batu bahkan berhasil memperoleh piala Adipura Provinsi Jawa Barat untuk kategori kebersihan pada tahun 2016. Setiap hari, ada petugas kebersihan yang bertugas di lantai 1 dan 2 pasar serta program Jum'at Bersih yang turut melibatkan partisipasi aktif para pedagang.
Sebagai pembeli, kebersihan pasar yang konsisten jelas menimbulkan kenyamanan dan ketenangan saat berbelanja. Para ibu yang berbelanja di Pasar Gunung Batu mengaku, kini mereka tak ragu lagi berbelanja sayur dan buah segar di sana karena kualitasnya sudah mirip seperti di supermarket.
Revitalisasi Ekonomi Pasar Gunung Batu
Prinsip revitalisasi ekonomi pasar rakyat adalah pengembangan kegiatan ekonomi lokal yang bersifat formal maupun informal (local economic development). Bagi penduduk di sekitar Pasar Gunung Batu, kini wisata kuliner bisa dinikmati mulai sore hingga malam hari dalam suasana bersih dan tertata rapi.
 Saat pagi hingga siang hari dibuka untuk belanja bahan pangan, maka mulai sore pedagang makanan dan minuman jalanan (street food) mulai memadati halaman Pasar Gunung Batu. Pelaku UMKM kuliner yang ingin berjualan di sana harus memenuhi kriteria kebersihan yang ditetapkan pengelola pasar.
Menurut para pedagang kuliner di Pasar Gunung Batu, mulai dari kondisi gerobak, alat masak, dan alat makan yang mereka pakai hingga lokasi jualan mereka harus terjaga kebersihannya. Setiap bulan, ada inspeksi rutin dari petugas resmi Unit Pasar Gunung Batu untuk mengevaluasi para pedagang pasar.Â
Tak heran, Pasar Gunung Batu tetap sibuk hingga malam dengan adanya pusat jajanan kuliner di sana. Para pembeli tak perlu jauh-jauh ke pusat kota untuk bisa berwisata kuliner.Akses ini jelas mengurangi resiko kemacetan yang dihadapi pembeli jika harus berbelanja ke tempat yang lebih jauh. Â Â
Revitalisasi Sosial Pasar Gunung Batu
Revitalisasi pasar juga bertujuan untuk meningkatkan lingkungan dan kehidupan sosial yang berdampak positif bagi masyarakat. Pasar yang bersih, rapi, dan tertata menyebabkan para pedagang dan pembeli semakin terbiasa untuk hidup teratur, tak terkecuali mengurangi jumlah pencopet di pasar.
Bagi para pedagang maupun pembeli di Pasar Gunung Batu, minimnya kasus pencopetan sejak revitalisasi pasar telah membuat tenang suasana jual beli. Ketika pasar masih becek dan kumuh serta berantakan, para pencopet sulit dibedakan dari pembeli, khususnya ketika pasar sedang penuh dan ramai.
Ketika pembeli sudah kecopetan, otomatis mereka akan batal berbelanja. Â Tentu saja, pembatalan itu mengakibatkan kerugian bagi pedagang. Â Namun, kondisi Pasar Gunung Batu yang kini lebih bersih dan aman serta lengkap dengan adanya fasilitas ATM terdekat berhasil menciptakan keteraturan di sekitarnya.
 Kedepannya, Pasar Gunung Batu akan menyediakan fasilitas Ruang Ibu Menyusui agar pasar tersebut layak untuk keluarga. Tidak dapat dipungkiri, para ibu menjadi pembeli terbanyak yang mengunjungi pasar rakyat karena di tangan merekalah, menu sehat dan lezat tersedia untuk keluarga.
Data Kemendag RI (2016) menunjukkan peningkatan omzet sebesar 24,38 % per tahun pada pasar rakyat yang menjalani revitalisasi. Para pedagang di Pasar Gunung Batu mengakui, selain pembeli lama yang setia, kini pembeli mereka bertambah dari kaum muda yang mendambakan kenyamanan berbelanja.
Pasar Gunung Batu memiliki slogan "Pasar Bersih, Belanja Nyaman." Â Slogan tersebut sesuai dengan branding Program Revitalisasi Pasar "Pasar Rakyat: Ramah, Segar, dan Terpercaya." Â Keamanan, kebersihan, dan kenyamanan adalah kunci sukses revitalisasi pasar. Â Yuk, mari belanja di pasar rakyat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H