Sejak tahun 1996 hingga akhir tahun 2017, PTFI telah memberikan sebanyak 10.145 beasiswa.
Beasiswa ini berfokus pada para anak dan pemuda dari jenjang pendidikan SMP hingga Perguruan Tinggi. Â Lokasi pendidikan penerima beasiswa PTFI tidak hanya di Papua, namun juga di Jawa, Sulawesi, hingga luar negeri seperti Amerika, Darwin - Australia, Cina (Republik Rakyat Tiongkok), Filipina, dan Aachen - Jerman.
Sampai tahun 2017, peserta beasiswa aktif dari PTFI yang dikelola bersama LPMAK sebanyak 662 siswa dan 91 orang telah menyelesaikan pendidikan di 3 jenjang pendidikan (SMP, SMA, dan PT). Â PTFI dan LPMAK juga memberikan Dana Bantuan Akhir (DBTA) kepada 37 orang mahasiswa tingkat D3 dan S1 serta 8 orang mahasiswa S2.
Penerimaan beasiswa dilakukan secara terbuka dan bekerjasama dengan institusi mitra serta diprioritaskan bagi anak-anak Kamoro, Amungme, dan 5 kerabat suku (Dani, Damal, Moni, Mee, dan Nduga).
Setelah lulus seleksi beasiswa, penerima beasiswa mengikuti program Matrikulasi. Program tersebut bertujuan untuk penyesuaian pendidikan di lembaga studi baru dan pengenalan budaya serta karakteristik masyarakat pada daerah kota studi tujuan.
 Salah seorang penerima beasiswa PTFI yang hadir di FIFEST 2018, Apriton Komangal, menceritakan pengalamannya menerima beasiswa sejak SMA hingga kini berkuliah di sekolah penerbangan. Apriton berasal dari dataran tinggi di Timika.
Lulus SMU, Apriton yang sejak kecil bercita-cita menjadi seorang pilot ini pun kembali mengikuti proses seleksi beasiswa untuk memasuki sekolah penerbangan. Kali ini, dirinya berhasil meraih beasiswa lagi dan pergi ke Semarang lalu ke Cipanas -- Jawa Barat untuk menjalani pendidikan sebagai calon pilot komersil.
Apriton pun berpesan kepada adik-adik kelasnya di Papua untuk terus giat belajar dan bekerja keras, khususnya penerima beasiswa PTFI. Adanya beasiswa membuat para siswa bisa fokus belajar maupun kuliah tanpa dipusingkan urusan biaya.
 "Saya ingin ke depannya semakin banyak pilot, dokter, dan guru dari penduduk asli sebab sejak kecil mereka memahami kondisi penduduk di pedalaman di Papua," harap Apriton. FTPI pun telah membangun Bandara Tsinga dan Aroanok di sekitar Gunung Jayawijaya. Semoga harapan Apriton akan menjadi kenyataan di masa depan.