Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki dua musim. Keduanya yaitu musim kemarau dan musim hujan. Saat musim kemarau, jelas suhu udara panas. Â Ketika musim hujan, udara pun terasa dingin. Namun, selama kedua musim itu, angin terus menderu sepanjang waktu.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan melimpahnya hembusan angin di negeri tropis seperti Indonesia. Angin dapat dikonversi menjadi sumber energi yang sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Tetapi, bagaimana jika angin (juga) menjadi penyebar virus penyakit?
Contoh yang paling sering ditemui oleh masyarakat Indonesia adalah saat periode pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke hujan dan sebaliknya. Penderita influenza, batuk, pilek, dan masuk angin akan meningkat jumlahnya selama masa pancaroba.
![Berkebun memang menyenangkan tapi bisa terkena hembusan angin yang mengganggu kesehatan (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/163-cropped-smaller-5b7103b143322f106d5dae62.jpg?t=o&v=770)
Selain saat pancaroba, angin di saat dinginnya malam hari atau terik siang hari juga berpotensi membawa virus penyakit. Kondisi ekstrem suhu tubuh baik berupa kepanasan maupun kedinginan sama-sama berakibat pada menurunnya daya tahan atau imunitas tubuh seseorang.
Tak heran, masyarakat Indonesia sejak lama telah familiar dengan ramuan tradisional untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bentuknya berupa jamu yang dikonsumsi dalam bentuk cairan. Jamu berasal dari tanaman herbal seperti buah adas, cengkeh, jahe, dan sejenisnya.
![Tolak Angin Sido Muncul kini tersedia varian](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/009-cropped-smaller-5b7103ebaeebe17c8a277b44.jpg?t=o&v=770)
Tentunya jamu buatan Ibu itu harus segera dihabiskan. Kalau pun ingin dibawa dalam wadah botol, maka jamu rebusan itu juga hanya kuat selama 3 -- 4 jam. Setelah itu, bau dan rasa jamunya jadi tak enak alias tak layak minum lagi. Sayang kan kalau sampai terbuang begitu saja.
Maka itulah, kehadiran "Tolak Angin Sido Muncul" dalam bentuk kemasan (sachet) yang praktis sangat membantu kenyamanan badan dalam keseharian. Tolak Angin semakin membantu saat kami sekeluarga harus ke luar rumah dengan kondisi cuaca (ekstrim) yang tak menentu.
![Saat bepergian, yuk bawa Tolak Angin sebagai bekal perjalanan (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/095-cropped-smaller-5b7103ff43322f071d659789.jpg?t=o&v=770)
Fungsi utama Tolak Angin memang untuk mengatasi gejala masuk angin. Namun, pengalaman kami sekeluarga mendapati, Tolak Angin sebagai Obat Herbal Terstandar juga mampu mengobati beberapa keluhan kesehatan lainnya seperti batuk, sakit perut, dan radang.Â
Saat bepergian, gangguan pencernaan tak lagi menyusahkan
Selain masuk angin, perut kembung sehingga menimbulkan mual sering menyerang saat menaiki kendaraan. Tambahkan pula jika kita mengonsumsi makanan di tempat yang sedang kita tuju sementara perut (plus lidah) kita belum terbiasa dengan beragam jenis kuliner lokal tersebut.Â
![Tolak Angin idealnya masuk daftar belanja bulanan sebagai penambah daya tahan tubuh di segala musim (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/014-cropped-smaller-5b71041643322f57f86a1f97.jpg?t=o&v=770)
Wajarlah ketika Ibu saya pun selalu mengingatkan seisi keluarga untuk meminum Tolak Angin sebelum dan membawanya selama kami bepergian. Kandungan Caryophylli Folium (daun cengkeh) 10% dalam Tolak Angin dapat mengatasi mual dan gangguan pencernaan.
Ketika mual dan perut kembung karena masuk angin, biasanya seseorang akan mengeluarkan isi perutnya (muntah). Anak-anak maupun orang dewasa sama-sama beresikonya mengalami muntah saat di kendaraan. Parahnya, usai muntah, badan terasa bertambah lemah.
![Kemasan sachet membuat Tolak Angin praktis dibawa ke mana-mana dan kapan saja (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/116-cropped-smaller-5b710459677ffb5e397ebfb3.jpg?t=o&v=770)
Ketika berolahraga, otot tubuh terasa lebih bertenaga
Bagi yang rutin berolahraga, kasus otot cedera (keseleo) bisa dihindari sekaligus diminimalisir. Apapun kondisi cuacanya, baik berangin maupun angin sepoi-sepoi, seseorang yang teratur berolahraga di luar ruangan (relatif) tidak akan terlalu terganggu stamina tubuhnya.
Tapi, jadi lain ceritanya bagi tubuh yang jarang berolahraga, termasuk saya. Maunya sih badan prima selepas olahraga. Eh, jadinya malah pegel-pegel tak karuan. Beginilah akibatnya nasib otot tubuh (yang kaku) karena jarang olahraga hahaha... Pernah mengalaminya juga?
![Penggemar olahraga bisa menambah stamina tenaganya dengan rutin mengonsumsi Tolak Angin Sido Muncul (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/111-cropped-smaller-5b7104646ddcae2fdb1a4314.jpg?t=o&v=770)
Lalu, jika otot tubuh terasa nyeri setelah berolahraga, jangan panik. Bersama Daun Mint, Isorae Fructus (kayu ules) 10% bekerja untuk mengurangi rasa nyeri (analgetik). Keringat panas dingin saat berolahraga pun tak lagi terasa dengan mengonsumsi Tolak Angin. Leganya! Â Â Â Â Â Â
Selama berkebun, dahak dan batuk semakin menurun
Beberapa waktu ini, saya harus beraktifitas di kebun dan taman. Kelihatannya ringan, ternyata (lumayan) melelahkan. Serbuk tanaman yang diterbangkan angin rentan berujung gangguan pernafasan yaitu batuk. Tanah kotor juga berpotensi membuat tubuh terserang diare.
![Serbuk sari dari bunga yang cantik ini berpotensi membuat batuk namun dapat diatasi dengan Tolak Angin (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/013-cropped-smaller-5b71047b6ddcae0a4b4a0932.jpg?t=o&v=770)
Untuk mengatasi dahak dan batuk akibat menghirup udara yang berisi segala macam partikel via angin, tak terkecuali serbuk bunga, Foeniculi Fructus (buah adas) 10% menjadi solusinya. Sebelum berkebun, maka 1 sachet Tolak Angin Bebas Gula teratur saya minum.
Nah, sesuai 2 (dua) hasil uji klinis yaitu, "Uji Toksisitas Subkronik" dari Fakultas Farmasi -- Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta mendapati Tolak Angin dapat diminum dalam jangka panjang sesuai dosis anjuran. Jadi, selalu baca ya aturan minum di bagian belakang sachet.Â
![Silakan ikuti aturan minum sesuai dosis anjuran untuk mendapatkan kondisi kesehatan yang diharapkan (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/13/010-cropped-smaller-5b710194ab12ae4941186bd3.jpg?t=o&v=770)