Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rumah Pangan Kita, Wajah Ramah Bulog yang Berbenah

17 Mei 2018   21:52 Diperbarui: 17 Mei 2018   21:58 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulog kini melayani dari petani di desa hingga pembeli di kota (Dokpri)

Selama ini, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) identik dengan tata kelola beras.  Masyarakat Indonesia lebih mengenal Bulog sebagai lembaga resmi negara penyalur beras, terutama saat Operasi Pasar dan jatah beras rutin bulanan untuk pegawai negeri.

          Anggapan itu tak sepenuhnya salah, namun juga tak sepenuhnya benar.  Tahun ini, Bulog tepat berusia 51 tahun pada 10 Mei 2018.  Sepanjang sejarah Bulog, tugas utamanya memang berkaitan erat dengan distribusi dan menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok.

          Kini, Bulog mulai melakukan transformasi dengan menata diri dan fungsi.  Tak lagi hanya mengurusi kewajiban berupa pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO), Bulog saat ini melangkah dengan percaya diri dengan menapakkan kaki di era komersialisasi.

Rumah Pangan Kita menjadi andalan Bulog untuk ketahanan sekaligus komersialisasi pangan yang merata (Dokpri)
Rumah Pangan Kita menjadi andalan Bulog untuk ketahanan sekaligus komersialisasi pangan yang merata (Dokpri)
          Bentuk nyata komersialisasi Bulog tentunya masih berkaitan erat dengan bahan pangan pokok yaitu pengadaan "Rumah Pangan Kita (RPK)." Selain RPK, Bulog juga telah meluncurkan 6 (enam) produk pangan dengan label "KITA".    Kehadiran RPK dan produk KITA menjelang bulan Ramadan ini tentunya diharapkan untuk memberikan kepastian stok dan stabilnya harga pangan bagi rakyat.

Maka itulah, Bulog bekerja sama dengan Kompasiana mengadakan kegiatan KITANgopiwriting untuk menyebarluaskan informasi mengenai RPK beserta produk yang ditawarkannya.  Acara tersebut dihadiri oleh 25 orang Kompasianer dan sejumlah staf serta pejabat Bulog.  Dipandu host dari KompasTV, Audrey Chandra, Kopiwriting menghadirkan nara sumber dari Bulog yaitu Bapak Tri Wahyudi Saleh (Direktur Komersial Bulog), Ibu Wati (Sekretaris Perusahaan) dan Ibu Febi (Kepala Divisi Penjualan Langsung).  Selama 2 jam, Bulog memaparkan tentang RPK beserta cara pemasaran produknya.     

Lalu, bagaimanakah cara Bulog dalam melakukan bauran pemasaran (marketing mix) yang efektif?  Tantangan terbesar Bulog yaitu mengubah pola pikir (mindset) masyarakat Indonesia yang lebih akrab mengenal Bulog sebagai lembaga pemerintah yang mengurus tata niaga beras.

Bulog kini melayani dari petani di desa hingga pembeli di kota (Dokpri)
Bulog kini melayani dari petani di desa hingga pembeli di kota (Dokpri)
MarketingMix terdiri atas 4 (empat) komponen penting untuk membuat suatu produk barang maupun jasa dikenal luas oleh publik.  Komponen utama Marketing Mix yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Lokasi), dan Promotion (Promosi).  Keempatnya sering disingkat dengan sebutan '4Ps (Four Ps)'.  Nah, berikut inilah strategi jitu Bulog dalam menyebarluaskan info bermanfaat tentang RPK dan produknya.  Selamat membaca.

Produk Pangan yang Murah dan Sehat untuk Semua Masyarakat

          Pak Tri menuturkan, RPK memiliki motto (tagline) yaitu "Murah dan Sehat".  Maka itulah, Bulog telah 6 (enam) bahan pangan pokok yang rutin dikonsumsi rakyat yaitu beras, bakso daging, daging kerbau, gula pasir, minyak, dan tepung terigu.

          Beras dan daging kerbau beku menjadi produk pangan KITA yang pertama kali diluncurkan Bulog.  Lalu, trio gula, minyak, dan tepung terigu menyusul setelah beras serta daging kerbau.

Pemasaran produk KITA Bulog tersedia secara online maupun offline atau di supermarket (Dokpri)
Pemasaran produk KITA Bulog tersedia secara online maupun offline atau di supermarket (Dokpri)
          Di bulan Mei ini, Bulog juga menambah deretan produk pangan berkualitas untuk dibeli masyarakat yaitu Bakso Kita.  Bulog menggandeng perusahaan pangan yang jaminan mutunya sudah teruji yaitu KemChick/KemFarm dalam proses produksi bakso dan PTPN untuk gula serta beras dengan JAPNAS dan APERINDO.

          Selain produk pangan, Bulog ternyata juga telah lama memiliki bidang usaha komersial non-pangan.  Aset komersial Bulog non-pangan tersebut antara lain Hotel Bulog di sekitar Bandara Juanda-Surabaya sejak tahun 90-an, Wisma di Bandung-Jawa Barat dan Jawa Timur serta Banjarmasin-Kalimantan.  Bulog juga memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan logistic (trailer, wing box) dengan nama 'Jasa Prima Logistik.'

Harga Pangan yang Terjangkau dengan Kualitas Produk Terpantau

          Bulog memastikan produk pangan berlabel KITA memiliki kualitas nomor satu sekaligus dengan harga yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.  Ini karena prioritas utama Bulog adalah "pelayanan pangan" lalu membaca peluang pasar untuk menjual produk pangan dari hulu ke hilir dengan cara mengembangkan aset Bulog.

          Ibu Febi memaparkan, harga produk pangan KITA ditentukan dengan mengacu pada kebutuhan sekaligus kesanggupan masyarakat dalam membeli bahan pangan pokok.  Hal ini tentunya sangat sesuai dengan visi Bulog yaitu "Menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan."

Terigu dan Gula Pasir KITA patut tersedia selama Ramadan ini untuk menu sahur dan buka (Dokpri)
Terigu dan Gula Pasir KITA patut tersedia selama Ramadan ini untuk menu sahur dan buka (Dokpri)
          Maka itulah, bagi masyarakat yang tertarik untuk membuka RPK di rumah atau sekitar lingkungan mereka, calon pemilik RPK cukup menyediakan modal sebesar 5 juta rupiah senilai produk yang ingin dijual melalui RPK.  Bagi pengusaha RPK yang menjual daging, Bulog bahkan menyediakan mesin pendingin (freezer) untuk dipinjamkan agar kesegaran daging tetap terjaga.

          Kegiatan usaha komersial Bulog saat ini adalah wujud nyata pelaksanaan Perpres No. 48 Tahun 2016 tentang 3 (Tiga) Pilar Ketahanan Pangan yang dilakukan Bulog.  Ketiga pilar tersebut adalah Ketersediaan, Keterjangkauan dan Stabilisasi Harga.

Lokasi Rumah dan Produk Pangan KITA yang Tersebar di Seluruh Indonesia

          Selain tersedia di RPK, Bulog turut bekerjasama dengan hypermarket Transmart Carrefour dalam memasarkan produk pangan KITA hingga tersebar merata.  Bulog juga menyasar industri 'HoReKa' atau Hotel, Restoran, dan Katering untuk menggunakan produk pangan berlabel KITA.

Bulog juga menyediakan daging kerbau yang berkualitas nomor satu (Dokpri)
Bulog juga menyediakan daging kerbau yang berkualitas nomor satu (Dokpri)
          Bulog jelas telah berkembang pesat sejak pendiriannya di tahun 1967.  Di tahun 1998, Bulog memang menjadikan beras sebagai fokus utamanya.  Kini, Bulog melakukan transformasi diri dari awalnya lembaga distribusi beras hingga komersialisasi pangan yang murah dan sehat untuk seluruh lapisan rakyat Indonesia melalui RPK serta produk pangan KITA.

           Bulog pun telah melakukan persiapan matang untuk persediaan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Lebaran.  Untuk mengantisipasi meningkat drastisnya permintaan daging selama Idul Fitri, Bulog bekerja sama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan membuka ToBatAn (Toko Baitul Pangan).  Saat ini, di daerah Depok, telah berdiri sekitar 10 Toko Baitul Pangan.

          Lokasi RPK dan produk pangan KITA memang diselaraskan dengan 4 Misi Bulog -- terutama misi pertama dan keempat -- yaitu (1) Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan kepada masyarakat, (2) Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional, teknologi yang terdepan, dan sistem yang terintegrasi, (3) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan perbaikan yang berkelanjutan, dan (4) Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok.

Promosi Intensif Rumah Pangan Kita (RPK) dan Produk Kita dari Hari ke Hari

Menurut Pak Widiarso dari Bulog, aset Bulog dulunya ditangani koperasi lalu kini menjadi unit bisnis (UB).  Oleh karena itu, Bulog diizinkan untuk mencari sumber pembiayaan lainnya, termasuk dalam menggaji 4300 pegawainya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pastinya Bulog, dengan Bapak Budi Waseso sebagai nahkodanya yang baru mulai April 2018 ini, telah melakukan rebranding intensif dari lembaga stabilisasi dan stock buffering bahan pangan pokok (khususnya beras) menjadi perusahaan pangan di era komersialisasi Bulog.  Namun, pembeda utama Bulog dengan perusahaan pangan lainnya yaitu keuntungan (profit) bisnis bukan target utama, akan tetapi rugi harus dihindari.  Keuntungan yang didapat Bulog kemudian dimanfaatkan untuk investasi agar kegiatan Bulog dapat terus berkelanjutan.

Parsel Lebaran maupun seserahan pernikahan pun bisa dibuat paket cantik dan menariknya dari Bulog, mulai 100 ribu ada lho! (Dokpri)
Parsel Lebaran maupun seserahan pernikahan pun bisa dibuat paket cantik dan menariknya dari Bulog, mulai 100 ribu ada lho! (Dokpri)
Maka, keunggulan produk pangan KITA senantiasa disebarluaskan agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui manfaatnya.  Beberapa contoh nyata pemasaran dari mulut ke mulut atau gethok tular (words of mouth) yaitu pengalaman pengusaha keripik singkong lokal dari Kalimantan yang memperoleh manfaat nyata minyak KITA yang membuat keripik singkongnya mengembang lebih baik dan besar ukurannya.  Selain itu, minyak KITA dari Bulog juga dapat digunakan hingga 5x penggorengan tanpa menjadi keruh atau tetap jernih.

Tepung terigu berlabel KITA yang baru 2 bulan diluncurkan juga tidak menimbulkan resiko kegemukan.  Salah satu produsen pizza yang terkenal di Indonesia juga telah menggunakan Tepung KITA sebagai bahan baku utama pizza mereka.  Tambahan info dari salah seorang Kompasianer yang juga staf Bulog dan sekaligus pemilik RPK di rumahnya di Depok yaitu Mbak Novi, beras KITA dari Bulog sangat laris pembeliannya serta selalu dinanti stoknya oleh para ibu di lingkungan sekitarnya karena kualitas premiumnya namun dengan harga yang lebih terjangkau.

Sebelum acara KITANgopiwriting berakhir, Bu Wati juga menyampaikan adanya paket sembako yang berisi sejumlah produk pangan KITA.  Paket sembako tersebut berharga mulai dari 100 ribu dan dapat disesuaikan isi paketnya sesuai permintaan pembeli (customizable) dengan jenis paket A, B, C, dan D.  Paket KITA tersebut telah banyak dipesan untuk hantaran untuk pengantin perempuan saat resepsi pernikahan maupun acara pengajian para ibu serta parsel Lebaran.

Beras KITA premium 5 kg dari Bulog ini pulen dan lembut sehingga cocok dikonsumsi segala usia (Dokpri)
Beras KITA premium 5 kg dari Bulog ini pulen dan lembut sehingga cocok dikonsumsi segala usia (Dokpri)
Saat paket KITA dari KITANgopiwriting saya bawa pulang ke rumah orang tua, Ibu saya bukan main senangnya.  Kebetulan Ibu ingin membeli beras premium untuk stok selama Ramadan.  Pucuk dicinta ulam tiba.  Saya pulang membawa beras premium KITA 5 kg.

Selain menyukai nasi dari beras KITA yang pulen dan lembut, orang tua saya juga menggemari makanan yang digoreng dengan minyak goreng KITA.  Menurut mereka, ayam goreng hasil penggorengan minyak KITA terasa lebih gurih -- sekalipun tanpa diberi tepung bumbu -- dan warnanya pun cantik plus menarik yaitu kuning keemasan.

Nah, bagi Anda yang tertarik untuk mempromosikan RPK beserta produk pangan berkualitasnya dari Bulog, selain membeli dan mengonsumsinya, Anda juga dapat berpartisipasi dalam kompetisi media sosial untuk menyambut 51 tahun Bulog.  Tema lomba di media sosial tersebut yaitu "Krea51 Digital Bulog."  Silakan kunjungi akun Twitter dan Instagram resmi Bulog untuk keterangan lengkapnya.  Tunggu apalagi? Mari bersama kita beli dan konsumsi produk pangan KITA dari Bulog untuk mewujudkan kedaulatan pangan hingga pelosok Indonesia.

Kompasianer dan staf serta pejabat Bulog berfoto bersama setelah acara KITANgopiwriting di Jakarta awal Mei 2018 lalu (Admin Kompasiana)
Kompasianer dan staf serta pejabat Bulog berfoto bersama setelah acara KITANgopiwriting di Jakarta awal Mei 2018 lalu (Admin Kompasiana)
*Dokumentasi Pribadi (Foto 1 hingga 8) dan Berita Admin Kompasiana (Foto 9)            

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun