Oleh karena itu, inisiatif Jumiati untuk menambah penghasilan keluarga, setelah dirinya hamil dan melahirkan, dengan mengoptimalkan potensi lokal daerahnya dapat menjadi salah satu alternatif untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Â
Kondisi ekonomi yang memadai dalam suatu keluarga berpengaruh besar dalam tingkat kesehatan dan status gizi ibu dan anak. Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Ali Khomsan, dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004-2005, pada masyarakat nelayan di Indramayu menunjukkan bahwa semakin tinggi status sosial-ekonomi suatu keluarga nelayan, semakin baik status gizi keluarga tersebut.Â
Kekurangan protein beresiko pada tidak optimalnya pertumbuhan bayi selama dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. Â Penelitian Khomsan (2005) dari IPB mendapati bahwa status gizi keluarga nelayan di Indramayu juga dipengaruhi oleh tingkat kecukupan konsumsi protein dalam keluarga.
Hari Nelayan Nasional, Kesehatan Sedunia, dan Kartini tahun ini tepat kiranya untuk mengingatkan kembali masyarakat luas tentang pentingnya pemberdayaan perempuan, dalam hal ini nelayan perempuan, untuk menggerakkan roda pembangunan nasional. Â
Pemberdayaan perempuan, seperti cita-cita mulia R.A. Kartini dahulu saat mendirikan sekolah untuk perempuan, tidak hanya berdampak positif terhadap sang perempuan sendiri, tapi juga untuk kemajuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat di daerah mereka tinggal.Â
Kewirausahaan yang telah dirintis Jumiati berhasil memberdayakan nelayan perempuan yang berpendidikan rendah. Banyak di antara mereka tidak lulus SD, bahkan buta aksara.Â
Tapi, berbekal ide yang aplikatif, semangat untuk maju dan kerja keras, keterbatasan pendidikan dan modal mampu diatasi dengan baik oleh Jumiati dan kelompok nelayan perempuannya.
Selain mangrove dan kerang, potensi maritim yang ada di lautan Indonesia masih banyak yang belum tergali. Produk perikanan selain dijual dalam bentuk utuh dan segar, juga dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan produksi lebih lanjut, tanpa harus mengorbankan nilai gizinya saat dikonsumsi.Â
Misalnya, produk nugget, bakso, dan sosis ikan yang bisa diproduksi dalam skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).Â