Berbagi dengan jari adalah cara berkomunikasi
      Kalau begitu, apakah Gen-Z termasuk tipe yang tidak peduli dan enggan berbagi dengan orang serta lingkungan sekitarnya? Sebaliknya, dengan adanya internet sejak mereka lahir, Gen-Z menjadi generasi berpikiran terbuka dan global.  Contohnya adalah update status mereka di media sosial, terutama Instagram Stories (Instastories).
      Rima termasuk Gen-Z yang cakap berkomunikasi dengan siapa saja dan dengan media apapun.  Saya sempat bingung karena teman-teman kuliahnya memanggilnya dengan sebutan "Kak Rima." Ternyata, panggilan itu membuatnya akrab dengan mereka.  Saat ada temannya yang berselisih, Rima kerap menengahi karena dianggap lebih senior.  Dirinya juga tak segan berbagi ilmu, terutama untuk mata kuliah yang banyak memakai Bahasa Inggris.
      Mayoritas Gen-Z pun dikenal lebih mengejar pengalaman daripada kepemilikan, termasuk momen traveling yang dibagikan melalui media sosial.  Rima termasuk pencinta traveling, khususnya wisata alam.  Hobi travelingnya itu pun dibiayainya sendiri, mantap!
      "Jadi lebih cair waktu ngobrol langsung karena kita sudah tahu sedikit banyak tentang media sosialnya," urai Rima.  "Apa itu namanya bukan stalking (menguntit), Rim?" saya memastikan.  "Wah, enggaklah, Miss! Kalau dia suka kuliner, dari media sosialnya, jadi bisa tanya tentang info tempat makan oke tapi sesuai kantong mahasiswa hehehe..." jawabnya kreatif.
      Di tangan Gen-Z inilah, semoga masa depan Indonesia semakin jaya dengan dukungan fasilitas teknologi dan karakter yang terpuji.  Saat lelah dan perlu inspirasi yang berbeda, para Gen-Z ini bisa mengandalkan segarnya aroma dari Kayu Putih Aroma, terutama Lavender.  Saat energi terisi, maka ide dan inovasi kreatif pun akan lancar mengalir kembali.  Setuju ya?  Â