Pastinya, tidak semua ibu mengalami DMG saat hamil. Namun, ada sejumlah faktor pada perempuan yang membuatnya termasuk golongan resiko tinggi untuk menderita DMG selama kehamilan. Faktor-faktor tersebut yaitu: usia lebih dari 35 tahun, kegemukan sebelum hamil, memiliki riwayat keluarga diabetes, pernah mengalami aborsi atau bayi lahir mati sebelumnya, dan riwayat melahirkan bayi besar (lebih dari 4 kg). Gaya hidup yang kurang gerak atau lebih banyak duduk, riwayat hipertensi, dan penyakit dalam (kardiovaskular) juga meningkatkan terjadinya DMG.
Oleh karena itu, skrining semua ibu hamil untuk mendeteksi ada tidaknya diabetes dianjurkan sebagai protokol standar dari Kemenkes RI. Â Perkembangan fase DMG menuju DM tipe 2 ternyata sebagian besar dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup. Sesuai INPRES No. 1/2017, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dengan 3 peningkatan kegiatan utama yaitu (1) aktivitas fisik/olahraga selama 30 menit sebanyak 3x per minggu, (2) budaya konsumsi rutin buah dan sayur setiap hari, dan (3) deteksi dini faktor resiko kesehatan untuk menyaring kasus DM lebih awal, serta kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan untuk memutus kejadian diabetes.
Nah, jika sudah terkena DM maupun DMG, pengobatan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu terapi nutrisi dan terapi medis. Terapi nutrisi yaitu dengan membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi ibu hamil maksimal 30-35% dari kalori total. Adapun terapi medis merupakan terapi obat-obatan yang dilakukan sesuai rekomendasi dokter yaitu dengan Insulin, Metformin, dan Sulfonylurea. Berdasarkan pengalaman dr. Farid dalam menangani ibu hamil dengan DMG, para pasien tersebut umumnya (jauh) lebih disiplin dalam terapi pengobatan dibandingkan wanita diabetes yang tidak sedang hamil. Hal itu bisa terjadi karena para pengidap DMG tidak hanya memprioritaskan kesehatan dirinya, namun juga mementingkan kesehatan bayi yang sedang dikandungnya agar lahir utuh dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H