Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agar Ratu Keluarga Tidak Stress Karena Diabetes

26 November 2017   16:57 Diperbarui: 26 November 2017   17:02 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dr.H.M.Subuh MPPM selaku Dirjen P2P Kemenkes RI memaparkan kondisi kasus diabetes secara nasional dan global (Dokumentasi Acara)

Pastinya, tidak semua ibu mengalami DMG saat hamil. Namun, ada sejumlah faktor pada perempuan yang membuatnya termasuk golongan resiko tinggi untuk menderita DMG selama kehamilan. Faktor-faktor tersebut yaitu: usia lebih dari 35 tahun, kegemukan sebelum hamil, memiliki riwayat keluarga diabetes, pernah mengalami aborsi atau bayi lahir mati sebelumnya, dan riwayat melahirkan bayi besar (lebih dari 4 kg). Gaya hidup yang kurang gerak atau lebih banyak duduk, riwayat hipertensi, dan penyakit dalam (kardiovaskular) juga meningkatkan terjadinya DMG.

Ternyata diabetes pada wanita kini lebih banyak terjadi pada usia yang lebih muda dan masih produktif (Dokumentasi Acara)
Ternyata diabetes pada wanita kini lebih banyak terjadi pada usia yang lebih muda dan masih produktif (Dokumentasi Acara)
3) Bagaimana cara pencegahan maupun pengobatan diabetes pada wanita?

Oleh karena itu, skrining semua ibu hamil untuk mendeteksi ada tidaknya diabetes dianjurkan sebagai protokol standar dari Kemenkes RI.  Perkembangan fase DMG menuju DM tipe 2 ternyata sebagian besar dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup. Sesuai INPRES No. 1/2017, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dengan 3 peningkatan kegiatan utama yaitu (1) aktivitas fisik/olahraga selama 30 menit sebanyak 3x per minggu, (2) budaya konsumsi rutin buah dan sayur setiap hari, dan (3) deteksi dini faktor resiko kesehatan untuk menyaring kasus DM lebih awal, serta kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan untuk memutus kejadian diabetes.

Nah, jika sudah terkena DM maupun DMG, pengobatan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu terapi nutrisi dan terapi medis. Terapi nutrisi yaitu dengan membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi ibu hamil maksimal 30-35% dari kalori total. Adapun terapi medis merupakan terapi obat-obatan yang dilakukan sesuai rekomendasi dokter yaitu dengan Insulin, Metformin, dan Sulfonylurea. Berdasarkan pengalaman dr. Farid dalam menangani ibu hamil dengan DMG, para pasien tersebut umumnya (jauh) lebih disiplin dalam terapi pengobatan dibandingkan wanita diabetes yang tidak sedang hamil. Hal itu bisa terjadi karena para pengidap DMG tidak hanya memprioritaskan kesehatan dirinya, namun juga mementingkan kesehatan bayi yang sedang dikandungnya agar lahir utuh dan sehat.

Ibu hamil harus mewaspadai dampak negatif dari diabetes gestasional baik pada sang ibu maupun bayinya kelak (Ilustrasi: www.georgeinstitute.org.in)
Ibu hamil harus mewaspadai dampak negatif dari diabetes gestasional baik pada sang ibu maupun bayinya kelak (Ilustrasi: www.georgeinstitute.org.in)
Tentunya, pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh (complete medical check-up) pada wanita sebelum menikah maupun hamil sangat perlu dan penting untuk dilakukan.  Bukankah mencegah (selalu) lebih baik daripada mengobati? Salam sehat selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun