Peluang itulah yang ditangkap oleh Ponpes Agropreneur At-Taufiq di Bekasi.  Menurut Ibu Zubaidah, Ponpes At-Taufiq ini memang bertujuan mencetak santri yang tak hanya ahli agama, namun juga mampu membuka lapangan kerja, terutama menjadi pengusaha.  "Kami memilih sektor agribisnis karena memang itulah sumber daya alam yang banyak tersedia di sekitar lokasi pesantren.  Apalagi Indonesia terkenal dengan tumbuhannya, baik sayur-mayur, buah-buahan, maupun tanaman obat-obatan," tutur Bu Zubaidah.  Beliau pun menunjukkan beberapa contoh tanaman obat yang dibawa ke pameran antara lain kunyit putih (Curcuma zedoaria) untuk mengobati radang tenggorokan, keladi tikus (Typhonium flagelliforme) untuk mengobati kanker, dan jintan hitam/Habbatussauda (Nigella sativa Linn) untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Ringkasnya, Ponpes At-Taufiq ini juga adalah pelaku socialpreneur, selain sebagai agropreneur  "Ponpes kami belum memiliki santri dengan latar belakang ekonomi yang memadai seperti di ponpes lainnya.  Itulah sebabnya, kami masih mengandalkan hasil pertanian yang dikelola para santri di ponpes untuk membiayai kegiatan ponpes sehari-hari," ungkap Bu Zubaidah.  Semoga doa dan harapan beliau segera menjadi kenyataan ya, Amin.
     Di luar agribisnis, pengunjung pameran juga dapat melihat stand yang kelak dapat melahirkan the nextKang Abik dan penerus Ahmad Fuadi yaitu boothsantrinulis.com. SantriNulis ini bahkan memiliki program menulis intensif di tahun 2017 ini yaitu "30 Hari Menulis Buku."  Jadi, para santri yang memiliki hobi dan bakat menulis dapat menyalurkan kisah menarik yang terjadi selama mereka menyantri seperti halnya pengalaman Kang Abik dan Ahmad Fuadi.  Bukankah tulisan yang berdasarkan real-life experiences itu akan lebih menggugah hati para pembacanya?
         Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H