Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kini Santri Milenial, Nanti Pengusaha Sukses Terkenal

24 November 2017   22:39 Diperbarui: 24 November 2017   22:44 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Punya byk kisah menarik dr ponpes? Jago nulis? Gabung di http://santrinulis.com supaya jadi santri zaman now (Dokpri)

          Peluang itulah yang ditangkap oleh Ponpes Agropreneur At-Taufiq di Bekasi.  Menurut Ibu Zubaidah, Ponpes At-Taufiq ini memang bertujuan mencetak santri yang tak hanya ahli agama, namun juga mampu membuka lapangan kerja, terutama menjadi pengusaha.  "Kami memilih sektor agribisnis karena memang itulah sumber daya alam yang banyak tersedia di sekitar lokasi pesantren.  Apalagi Indonesia terkenal dengan tumbuhannya, baik sayur-mayur, buah-buahan, maupun tanaman obat-obatan," tutur Bu Zubaidah.  Beliau pun menunjukkan beberapa contoh tanaman obat yang dibawa ke pameran antara lain kunyit putih (Curcuma zedoaria) untuk mengobati radang tenggorokan, keladi tikus (Typhonium flagelliforme) untuk mengobati kanker, dan jintan hitam/Habbatussauda (Nigella sativa Linn) untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Ibu Zubaedah, seorang pengurus ponpes agropreneur At-Taufiq di Bekasi (Dokpri)
Ibu Zubaedah, seorang pengurus ponpes agropreneur At-Taufiq di Bekasi (Dokpri)
          Ketika ditanya harapannya untuk Ponpes At-Taufiq, Bu Zubaidah berharap akan semakin banyak donatur dan sponsor yang mendukung dana operasional ponpes ini.  Ternyata, sebagian besar santri Ponpes At-Taufiq Bekasi ini adalah anak yatim atau tidak mampu sehingga tidak dipungut SPP.  

Ringkasnya, Ponpes At-Taufiq ini juga adalah pelaku socialpreneur, selain sebagai agropreneur   "Ponpes kami belum memiliki santri dengan latar belakang ekonomi yang memadai seperti di ponpes lainnya.  Itulah sebabnya, kami masih mengandalkan hasil pertanian yang dikelola para santri di ponpes untuk membiayai kegiatan ponpes sehari-hari," ungkap Bu Zubaidah.  Semoga doa dan harapan beliau segera menjadi kenyataan ya, Amin.

          Di luar agribisnis, pengunjung pameran juga dapat melihat stand yang kelak dapat melahirkan the nextKang Abik dan penerus Ahmad Fuadi yaitu boothsantrinulis.com. SantriNulis ini bahkan memiliki program menulis intensif di tahun 2017 ini yaitu "30 Hari Menulis Buku."  Jadi, para santri yang memiliki hobi dan bakat menulis dapat menyalurkan kisah menarik yang terjadi selama mereka menyantri seperti halnya pengalaman Kang Abik dan Ahmad Fuadi.  Bukankah tulisan yang berdasarkan real-life experiences itu akan lebih menggugah hati para pembacanya?

Daun jintan hitam ini memiliki banyak khasiat menurut pengobatan Islami (Dokpri)
Daun jintan hitam ini memiliki banyak khasiat menurut pengobatan Islami (Dokpri)
          Pastinya, IIEE 2017 telah menampilkan sisi lain yang wow dari santri milenial zaman now untuk disebarkan ke masyarakat luas.  Santri tak lagi melulu diasosiasikan dengan sarung dan peci, namun juga dengan jas dan dasi.  Profesi yang ditekuni santri kekinian juga tak selalu berputar di urusan keagamaan karena mendirikan perusahaan telah menjadi pilihan yang meyakinkan.  Mulai dari ekonomi kreatif hingga budidaya produk agribisnis yang efektif, para santri di Indonesia dapat mnegelolanya dengan sepenuh hati untuk kebaikan seluruh anak negeri.

Selain meluluskan santri yang memahami agama, ponpes juga sangat berpotensi menghasilkan para wirausaha yang mendunia (Dokpri)
Selain meluluskan santri yang memahami agama, ponpes juga sangat berpotensi menghasilkan para wirausaha yang mendunia (Dokpri)
              

                  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun