Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dari Pesta sampai Wisuda, Mobilnya Bersama Saja

12 November 2017   11:26 Diperbarui: 12 November 2017   11:33 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat jam berangkat dan pulang sekolah serta kerja, otomatis padatnya kendaraan membuat jalan macet total (Ilustrasi 2 : Dokpri)

Maraknya angkutan online saat ini memang sangat menunjang konsep berbagi tumpangan (ridesharing).  Dulu, orang lebih terbiasa (plus gengsi) dengan naik mobil pribadi atau taksi karena enggan naik kendaraan umum.  Tetapi sekarang, saya perhatikan, tiap akan bepergian lebih dari 2 orang, kalimat pertama yang muncul adalah, "Naik aplikasi (kendaraan) ini atau itu aja yuk!" Lumayan kan, jadi irit bensin, parkir, dan tenaga tapi tetap bisa menikmati nyamannya mobil pribadi. Polusi udara tentu berkurang dengan menaiki satu mobil bersama.

Setahu saya, ada beberapa tetangga di Jakarta yang pergi kerja dengan satu mobil bersama karena jalurnya searah.  Beberapa teman yang bekerja di segitiga emas, Thamrin-Kuningan-Sudirman, bertutur bahwa mereka juga menaiki satu mobil untuk pulang ke Bogor bersama.  Tentunya ada iuran bensin dan tarif tol yang ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal.  Giliran menyetir, mereka pun telah menyusun jadwalnya masing-masing bagi yang mampu menyetir. 

Uber turut meluncurkan program berbagi tumpangan kendaraan/ridesharing agar setiap mobil terisi sesuai kapasitasnya sehingga mengurangi jumlah kendaraan di jalan (Ilustrasi 8 : www.uber.com/id/helping-cities/
Uber turut meluncurkan program berbagi tumpangan kendaraan/ridesharing agar setiap mobil terisi sesuai kapasitasnya sehingga mengurangi jumlah kendaraan di jalan (Ilustrasi 8 : www.uber.com/id/helping-cities/
TomTom, sebuah produsen GPS, pun melakukan studi di tahun 2017.  Hasil TomTomTraffic Index menempatkan Jakarta sebagai kota termacet ketiga di dunia setelah Mexico City dan Bangkok, hiks.  17 tahun lalu, tepatnya tahun 2000, riset dari Japan International Cooperation Agency(JICA) memprediksi Jakarta akan mengalami 'lumpuh total (gridlock)' di tahun 2014.  Duh, jangan sampai ya, kemacetan di Indonesia menembus posisi jawara dunia.  Oleh karena itu, masyarakat Jakarta patut mendukung kampanye program #Unlockcitydan #UnlockJakarta dari Uber Indonesia dengan berbagi tumpangan kendaraan (ridesharing) untuk mengurangi tingginya tingkat kemacetan agar Jakarta tak 'lumpuh total' dalam 5 tahun ke depan.


Pastinya, selain banjir tahunan, penduduk Jakarta sangat berharap masalah kemacetan akan berkurang dari tahun ke tahun.  Bagi yang memiliki mobil pribadi, daripada menganggur di garasi rumah atau hanya memuat 1-2 orang, kan lebih produktif tuhya dengan berbagi tumpangan ke tetangga atau rekan kerja.  Yuk, mari kita kurangi macet yang membuat pusing dengan berbagi tumpangan (ridesharing).  Sepakat ya semuanya?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun