Tahun 2015 lalu, saya juga berkesempatan menyaksikan malam final FFPI 2015 yang bertemakan “Indonesiaku, Kebanggaanku.” Menurut saya, setelah dua kali menghadiri malam final FFPI dari Kompas TV, film pendek yang diproduksi pelajar (junior) dan mahasiswa (senior) sama-sama mampu menyajikan kombinasi ide dan tampilan visual yang memikat, meyakinkan, serta memukau para penontonnya. Andaikan tidak diberitahukan sebelumnya, para penonton pasti akan kesulitan untuk menentukan dengan tepat, manakah film yang diproduksi pelajar dan manakah film hasil mahasiswa.
Sama seperti FFPI 2015, FFPI 2016 ini juga tidak sebatas penilaian secara teknis pembuatan film. Tak heran, selain satu finalis berupa film animasi, ada pula tiga film dokumenter pendek yaitu“Kihung (Jalan Menikung)” , “Merengguk Asa di Teluk Jakarta”, dan “Mata Hati Djoyokardi”. Dewan juri lainnya, Ifa Isfansyah menambahkan, “penilaian film tidak hanya secara teknisnya. Tapi, lebih ke gagasan film yaitu film tematik tentang humanisme yang saling mengisi dengan unsur teknis film.” Sebab itu pula, film di FFPI 2016 tidak dikotak-kotakkan menjadi film fiksi, animasi, ataupun dokumenter. Inilah keenam finalis juara FFPI 2016:
Juara 1 : I Love Me (IKJ)
Juara 2 : Different (Binus)
Juara 3 : Merengguk Asa di Teluk Jakarta (UNJ)
Kategori Pelajar
Juara 1 : Izinkan Saya Menikahinya (SMA Rembang Purbalingga)
Juara 2 : Mata Hati Djoyokardi (SMA Khadijah Surabaya)