Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Operasi Harga Daging Sapi, Dari Misi Revolusi Menjadi Solusi Pasti

30 Juni 2016   15:10 Diperbarui: 30 Juni 2016   15:21 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi tentang harga daging sapi dengan Kemendag RI di Anomali Coffee Menteng Jakarta, 22 Juni 2016 (Dokpri)

Selain keempat kementerian tersebut, pemerintah juga menggandeng pelaku sektor keuangan yaitu Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk tercapainya financial inclusion (pemerataan akses keuangan) bagi peternak sapi dengan adanya akses ke bank yang lebih mudah sehingga kondisi keuangan mereka lebih sehat.  Jika keuangan petani sapi lebih terjamin, maka mereka tidak akan mudah membantai sapi betina indukan demi mengejar keuntungan sesaat.  Untuk pembangunan infrastruktur dan manufaktur, maka pemerintahan kini sedang membangun industri RPH yang modern agar lebih efisien jalannya usaha potong sapi. 

 “Pemerintah juga saat ini giat-giatnya membangun waduk untuk mengairi pertanian dan peternakan sesuai tujuan Nawacita Pak Jokowi yang menargetkan berdirinya 69 waduk di seluruh Indonesia hingga 2019.  Pengalaman pemerintah selama ini mendapati bahwa ketersediaan pasokan air sangat menunjang kelancaran usaha peternakan, seperti contohnya usaha ternak sapi dan jagung yang ada di Kupang, Nusa Tenggara Timur,” urai Pak Tom.

            Untuk menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia, maka pemerintah juga telah menggelar Operasi PasarDaging Sapi yang dilakukan bersama oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian (Kementan).  Info lokasi dan daftar alamat lengkap dari nama pengelola operasi pasar daging sapi di 26 provinsi di Indonesia tersebut dimuat dalam situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dapat dibaca di tautan berikut ini.  Saya mencoba langsung menu daging sapi lada hitam yang dihidangkan saat Nangkring Kompasiana dengan Kemendag seminggu lalu itu.  Ternyata, daging sapinya berasal dari “Pasar Ramadhan” yang digelar oleh Kemendag.  Mau tahu rasa dan tekstur dagingnya? Lembut, lunak, dan lezat lho.  Maknyuusslah pokoknya!

            Nah, dari segi edukasi konsumen, maka inilah saatnya mengubah pola pikir dan perilaku (mindset and behavioral changes) mereka tentang konsumsi daging sapi dari daging segar ke konsumsi daging beku.  Pak Tom menyadari benar bahwa selama ini, masyarakat Indonesia lebih senang membeli potongan daging sapi segar daripada daging sapi beku. Tak heran, permintaan daging sapi segar selalu jauh melampaui permintaan daging beku. 

Hmm, pasti inilah penyebab sapi indukan turut dipotong juga untuk memenuhi melonjaknya permintaan pasar dan pedagang yang ada.  “Padahal, secara ekonomis, stok daging sapi segar yang dibekukan tetap menguntungkan karena ketika demand (permintaan) konsumen meningkat, stok daging beku tersebut dapat segera dijual setelah dikeluarkan dari ruang penyimpanan beku (chill storage),” terang Pak Tom.

Operasi Pasar Daging Murah tersedia di 26 provinsi di seluruh Indonesia (Sumber : https://www.kominfo.go.id/content/detail/7767/daging-untuk-rakyat-komitmen-pemerintah-lewat-operasi-pasar/0/kerja_nyata)
Operasi Pasar Daging Murah tersedia di 26 provinsi di seluruh Indonesia (Sumber : https://www.kominfo.go.id/content/detail/7767/daging-untuk-rakyat-komitmen-pemerintah-lewat-operasi-pasar/0/kerja_nyata)
            Daging sapi jelas memiliki potongan bagian yang berbeda-beda.  Perbedaan bagian daging sapi itulah yang lalu menentukan jenis kualitas dagingnya.  Ada harga jelas ada rupa.  Semakin berkualitas potongan dagingnya, maka semakin mahal pula harganya.  Secara ekonomi, kenyataan tersebut tentu tidak dapat dihindari lagi.

            Namun, bukan berarti masyarakat umum – terutama dari kelas menengah dan bawah – jadi tidak bisa menikmati daging sapi.  Komitmen pemerintah untuk terjaminnya sumber gizi berupa protein (zat pembangun tubuh) dari daging sapi yang harganya terjangkau oleh masyarakat luas harus selalu didukung sekaligus dimonitor manfaatnya.  Kemakmuran dan kesejahteraan penduduk suatu bangsa salah satunya ditopang dari kedaulatan dan swasembada pangan di negara tersebut.  Yuk, bersama kita konsumsi daging bekunya, majukan peternak sapinya, dan dukung program pemerintah Indonesia.   

COO Kompasiana, Pepih Nugraha/kemeja putih dan Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong (Dokpri)
COO Kompasiana, Pepih Nugraha/kemeja putih dan Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong (Dokpri)
           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun