Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lestari Lingkungannya, SIBAT PMI Donornya

12 Juni 2016   20:22 Diperbarui: 12 Juni 2016   22:18 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan kampanye pilah sampah juga disosialisasikan ke para ibu pengajian (Dokumen Ruslan/SIBAT PMI Sukahati)

                “Sepengamatan dan sepengetahuan saya, banjir di Jakarta awal tahun 2016 ini efeknya tidak separah tahun-tahun sebelumnya.  Ini kan bukti nyata bahwa peran tim SIBAT PMI berdampak positif,” puji saya kepada keempat anggota tim SIBAT PMI di Sukahati tersebut.  “Ah, itu karena programnya Pak Ahok (Gubernur Jakarta saat ini) untuk menangani banjir juga memang bagus, Mbak.  Bisa dibilang, upaya kami ini (dalam mengurangi resiko bencana banjir) belum seberapalah,” respon Pak Ruslan merendah.  Wah, padahal menurut saya, tim SIBAT PMI di Sukahati tersebut tergolong sudah lumayan sukses lho dalam mengurangi resiko banjir dengan pencapaian dan prestasi yang telah diraih sejak 2013 hingga saat ini.   

                Di akhir wawancara, saya pun menanyakan tentang harapan tim relawan SIBAT PMI terhadap masyarakat dalam partisipasinya untuk mencegah bencana banjir.  Diwakili Pak Ruslan, beliau berpesan, “Minimal setiap warga sudah sadar bahaya banjir dengan cara tidak lagi membuang sampah ke sungai agar air sungai tetap lancar mengalir.”  Selain itu, keempat relawan pelestari lingkungan tersebut juga berharap pembuatan lubang resapan biopori dan vertical garden semakin meluas di masyarakat.  Tujuannya agar air hujan bisa diserap oleh keduanya sehingga resiko banjir bisa berkurang.  Kalau semua lahan hijau berubah menjadi hutan beton, air hujan jelas akan menggenang yang berujung dengan terjadinya banjir. Kalau sudah begitu, tindakan preventif tidak lagi efektif.

Hj. Nurhayanti/berkerudung dan Mr. Tom/berkemeja dari American Red Cross sedang melakukan demo pembuatan lubang biopori atau resapan air (Dokumen Ruslan/SIBAT PMI Sukahati)
Hj. Nurhayanti/berkerudung dan Mr. Tom/berkemeja dari American Red Cross sedang melakukan demo pembuatan lubang biopori atau resapan air (Dokumen Ruslan/SIBAT PMI Sukahati)
                Sepulang dari lokasi pembibitan di Sukahati, saya menyadari ternyata ada benang merah atau kesamaan antara para Kompasianer dan relawan SIBAT PMI.  Keduanya serupa meskipun tak sama karena bergerak dengan dilandasi idealisme di bidang masing-masing tanpa terlalu dipusingkan dengan urusan iming-iming berupa imbalan materi.  Para relawan tim pelestari lingkungan SIBAT PMI telah menunjukkan, donor nyata mereka berupa sumbangan waktu, tenaga, dan pikiran (tak terkecuali keuangan) dengan sepenuh hati untuk menghijaukan lingkungan sekaligus mengolah sampah mampu mengurangi resiko banjir. 

Pada akhirnya, semua kegiatan kemanusiaan PMI di bidang pelestarian lingkungan tersebut terbukti dapat memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat dari segala kalangan secara sosial ekonomi.  Tua-muda, pria-wanita, kaya-miskin, desa-kota, pra-pasca bencana, PMI memang diperuntukkan untuk siapapun, kapanpun, dan di manapun.  Salam Kompasiana.  Salam kesiapsiagaan bencana #SalamIndonesiaBaik

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun