Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Ramadhan, Saatnya Berinvestasi Reksadana untuk Kesejahteraan Masa Depan

9 Juni 2016   07:08 Diperbarui: 10 Agustus 2017   16:22 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Syukur Alhamdulillah, Ramadhan 1437 H ini diawali secara bersamaan di seluruh Indonesia sejak Senin 6 Juni 2016.  Maka segala hal yang rutin hadir saat Ramadhan dapat dijumpai kembali.  Contohnya, menu buka shaum dan sahur, bukber alias buka bersama, acara TV, iklan sirup dan sarung yang berulang kali, persiapan mudik Lebaran, dan sebagainya.

Hmm, lalu apa ya kesamaannya semua hal yang telah disebutkan tadi? Yup, benar sekali! Semuanya memerlukan dana yang berwujud pengeluaran keuangan.  Wajarlah saat Idul Fitri menjelang, kalimat ini yang selalu ditunggu banyak orang : “Wah, THR sudah turun nih!” Ramadhan dan Lebaran memang belum lengkap tanpa hadirnya dana Tunjangan Hari Raya.  Ramadhan dan Lebaran juga identik dengan naiknya harga barang, terutama sembako.  Tak terkecuali harga sandang alias pakaian.  Jadi, berapapun besar THR yang diterima, sepertinya akan tersedot semua untuk konsumsi.Eh, apakah semua dana THR langsung habis untuk berbelanja?

Padahal, setelah Ramadhan dan Lebaran, masih panjang lho hari yang harus dijalani sampai gajian lagi di akhir Juli 2016 nanti.  Ramadhan dan Lebaran tahun ini juga bersamaan waktunya dengan tahun ajaran baru atau kenaikan kelas seperti halnya tahun 2015 lalu. Bagi para orang tua di Indonesia, bulan Juni dan Juli adalah bulan untuk membayar dana ekstra bagi pendidikan anak, khususnya untuk buah hati yang memasuki sekolah baru atau kuliah. Terbayang kan, jumlah dana yang harus disiapkan untuk biaya pendidikan dan konsumsi Lebaran.

Belakangan ini, saya tambah menyadari, jauh lebih menyenangkan ketika dana untuk semua macam pengeluaran keuangan sudah disiapkan jauh-jauh hari.  Sebut saja untuk dana jangka panjang seperti dana pensiun, dana pendidikan anak, dana beribadah (pergi haji bagi kaum muslim), dan sebagainya.  Untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah pun tetap perlu dana yang sudah dicicil dari sekarang misalnya dana liburan, dana umroh, dan lainnya.  Bahkan pembayaran tagihan bulanan di bulan berikutnya juga sudah harus dialokasikan dari gajian di bulan sebelumnya.  Kalau tidak, bisa saat gajian datang, semua penghasilan otomatis melayang.

Memang benar “hemat dengan cara menabung adalah pangkal kaya.”  Tapi zaman sekarang, ketika kondisi ekonomi terus bergejolak seperti pasang surutnya air laut, menabung saja tidak cukup.  Ingat lho,nilai tukar uang itu menurun sepanjang waktu.  Paling sederhananya bisa dilihat dari sangat signifikannya peningkatan biaya sekolah sepuluh tahun lalu dengan saat ini. Harus ada sumber dana masa depan lainnya yang nilainya bisa terus bertambah karena mengalami perputaran asset.  Maka investasi reksadana dapat menjadi pilihan investasi yang terbaik, terutama untuk dana jangka panjang dan menengah.

Lalu, kenapa harus investasi reksadana? Ditilik dari definisinya, reksadana adalah media investasi kolektif yang berasal dari kumpulan uang masyarakat yang kemudian dikelola oleh manajer investasi (MI) dalam bentuk unit penyertaan (UP) saham pada perusahaan swasta maupun badan pemerintahan.  Secara resiko, reksadana merupakan investasi terbaik karena memiliki beragam tingkat resiko dari konservatif (jangka pendek), moderat (jangka menengah), dan agresif (jangka panjang).

Inilah contoh rumus perhitungan reksadana sesuai jangka waktunya (Sumber Ilustrasi 2)
Inilah contoh rumus perhitungan reksadana sesuai jangka waktunya (Sumber Ilustrasi 2)
Nah, apakah reksadana dan danareksa itu sama atau berbeda? Ternyata reksadana itu adalah nama produk investasinya dan danareksa sebagai badan pengelola investasinya.  Saya juga belum lama ini mengetahui perbedaan kedua istilah tersebut.  Memulai investasi reksadana untuk persiapan dana masa depan pun ternyata sangat praktis dan bisa dari nominal yang sangat terjangkau.  Saat ini, sudah beragam investasi reksadana di Indonesia yang ditawarkan secara online dan nominal awal investasi minimumnya dari Rp.200.000/bulan.  Pasti bisalah ya untuk menyisihkan uang sebesar dua ratus ribu dari THR Lebaran tahun ini untuk memulai investasi reksadana yang dananya sangat bermanfaat di masa mendatang.

Berikut ini beberapa panduan yang harus diperhatikan ketika seseorang akan memulai investasi reksadana yang paling tepat.  Jikalau sudah melek literasi keuangan, maka urusan keuangan akan lebih menyenangkan sehingga kesejahteraan masa depan pun akan menjadi kenyataan.

Pertama,Tujuan keuangan yang ingin diwujudkan

Pastikan sebelum memulai investasi apapun, tak terkecuali investasi reksadana, seseorang sudah mengetahui tujuan yang ingin dicapainya. Ibaratnya seseorang yang sedang melakukan perjalanan, dia harus mengetahui tempat yang akan ditujunya.  Tujuan keuangan tersebut bisa yang bersifat produktif seperti dana untuk modal bisnis dan pendidikan maupun yang konsumtif seperti membiayai liburan atau pembelian kendaraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun