Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama featured

Tiga Cara Bijak Mengenalkan Gadget pada Anak

8 Oktober 2015   15:21 Diperbarui: 5 Juli 2018   13:51 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang tua harus bijak sekaligus aktif dalam mengenalkan dan mendampingi para buah hati dalam hal penggunaan gadget  (Sumber Ilustrasi: gizmodo.com)

Sepuluh hingga lima belas tahun lalu, gadget masih menjadi monopoli orang dewasa. Namun, saat ini, gadget telah menjadi milik hampir semua lapisan usia. Anak-anak, termasuk balita sekalipun tak luput dari pengaruh menjamurnya gadget (smartphone, tablet, phablet, laptop, dan sebagainya). Fenomena ini tak ubahnya seperti pedang bermata dua bagi para orang tua. Gadget jelas bisa mencerdaskan ataupun menjerumuskan anak-anak.

Pengaruh lingkungan pertemanan dan media informasi menjadi faktor penentu anak-anak selalu up-to-date dengan trend gadget terbaru. Manfaat hadirnya gadget adalah kemudahan orang tua berkomunikasi dengan anak-anak, kapanpun dan di manapun saja mereka berbeda. 

Tugas-tugas sekolah yang menuntut pencarian informasi melalui internet juga menjadi lebih ringan dengan gadget. Aplikasi permainan (games) yang sangat variatif pada gadget turut membantu anak dalam mengisi waktu luang mereka. Kehadiran gadget membuat anak menjadi lebih cepat melek dengan kemajuan dunia IT (information and technology) dibandingkan anak-anak seusia mereka sekitar 20 – 30 tahun lalu.

Di lain pihak, para orang tua pun tak kalah khawatir dengan gadget yang ada di tangan anak mereka. Fakta menjamurnya penyebaran materi yang berkaitan dengan pornografi dan kekerasan di internet tak pelak membuat orang tua dagdigdug hatinya karena cemas. 

Gadget telah mengkarbit anak menjadi lebih dewasa sebelum waktunya dengan mengetahui banyak materi yang lebih tepat untuk dikonsumsi oleh orang dewasa. Sayangnya, hal tersebut terkadang tidak dibarengi dengan kecerdasan emosional dan kematangan psikologis anak.  

Tentu saja, orang tua zaman sekarang tidak mungkin menghalangi anak mereka untuk menggunakan gadget. Hal ini terutama saat dipicu oleh realita bahwa sang anak melihat banyak temannya sudah memiliki gadget. 

Orang tua yang sebenarnya melihat sang anak belum memerlukan gadget akhirnya terpaksa membelikan gadget karena tidak tega (kebanyakan tidak tahan) dengan rengekan sang buah hati yang terus-menerus.

Kejadian seperti itu bisa dihindari ketika orang tua telah mengetahui cara yang bijak dalam mengenalkan gadget pada anak. Hal pertama dan terutama yang harus diingat orang tua adalah gadget bukanlah aksesoris sehingga bisa meningkatkan status sosial ekonomi seorang anak ketika sudah memilikinya. Manfaat yang dapat dirasakan oleh sang anak dengan memakai gadget seharusnya menjadi pertimbangan pertama bagi semua orang tua saat membelinya.

Uraian tentang 3 U (Usia, Usaha, dan Uang) berikut ini bisa menjadi panduan praktis dan bermanfaat bagi orang tua ketika sang buah hati mulai merajuk untuk dibelikan gadget.

 Usia Anak

Sebenarnya tidak ada patokan baku tentang usia anak untuk mulai memakai gadget. Tetapi, perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) seorang anak bisa menjadi acuan yang tepat. Menurut Jean Piaget, seorang tokoh terkenal psikologi perkembangan dari Swiss, seorang anak memasuki tahap berpikir yang nyata secara operasional (operasional konkrit) pada usia 7 hingga 11 tahun.

Pada rentang usia 7 hingga 11 tahun, anak bisa lebih memahami orang lain dan lingkungan di sekitarnya sehingga lebih bisa berempati dan tidak seegois seperti usia sebelumnya (0 – 7 tahun). Anak juga lebih mampu berpikir secara logis mengenai banyak hal dan mengkategorikannya dalam kelompok yang tepat.

Anak-anak pada usia tersebut sudah bisa untuk diajak berdiskusi dengan orang tuanya ketika mereka minta dibelikan gadget untuk pertama kalinya. Selanjutnya orang tua dapat menanyakan anak tentang motivasinya untuk memiliki gadget.

Jawaban dari anak adalah indikator tentang kesiapannya sebelum dapat mempunyai gadgetnya sendiri. Orang tua juga harus tenang saat bertanya sehingga tidak mudah tergoda untuk segera meluluskan permintaan sang buah hati yang sangat ingin memiliki gadget pertamanya.

Oleh karena itu, sebelum anak berusia tujuh tahun atau memasuki usia sekolah dasar, orang tua sebaiknya tidak keburu nafsu untuk mengenalkan anak dengan gadget. Apalagi sampai membelikannya lebih karena tidak ingin anaknya dicap kampungan dan ketinggalan zaman dibandingkan teman-temannya.

Usaha Anak untuk Memiliki Gadget

Setelah mengetahui motivasi sang anak, orang tua dapat mengajarkan anak bahwa mereka dapat memiliki gadget melalui proses yang juga melibatkan usaha mereka sendiri. Hal ini penting dilakukan sehingga anak akan menjadi lebih menghargai gadget yang dimilikinya kelak sebagai hasil dari jerih-payahnya.

Anak dan orang tua dapat bersama-sama mencari informasi yang relevan tentang gadget yang ingin dibeli. Informasi tersebut meliputi fitur yang dimiliki gadget serta harganya. Orang tua sekaligus dapat mengajarkan anak tentang pentingnya melakukan riset sebelum melakukan apapun, meskipun secara kecil-kecilan dan sederhana, melalui proses pencarian informasi tentang gadget.

Setelah mencari informasi, anak lalu harus belajar bernegosiasi dengan orang tuanya tentang gadgetnya yang kelak akan dibeli. Mayoritas orang tua pasti ingin segera membelikan gadget yang pertama kalinya untuk anak dengan uang orang tua seluruhnya. Namun, dengan mewajibkan anak untuk menabung sebelum memperoleh gadgetnya sendiri jelas lebih bermanfaat untuk masa depan anak karena melatih kegigihan dan kesabaran seorang anak sedari dini.

Uang yang Dimiliki Orang Tua

Gadget tentu saja bukan termasuk ke dalam kebutuhan primer dalam suatu keluarga seperti halnya sandang, pangan, dan papan. Meskipun maksud orang tua memang baik yaitu untuk memfasilitasi kepentingan anak, skala prioritas yang tepat dalam penggunaan dana untuk semua anggota keluarga juga harus selalu menjadi pertimbangan sebelum membeli gadget.

Pemahaman tersebut harus diingat baik-baik oleh tua sehingga tidak jor-joran atau berlebihan dalam menghabiskan dana ketika membeli gadget untuk anak. Gadget yang secara fisik seolah hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dan informasi, ternyata dapat juga berfungsi sebagai media pendidikan dan pembelajaran dalam suatu keluarga dalam proses pembelian dan pengunaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun