Mohon tunggu...
Nisa Nursiyah
Nisa Nursiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Seseorang yang mempunyai minat di bidang media, menulis, seni, pemeranan, dan travelling. Juga memiliki pekerjaan impian sebagai tim kreatif di salah satu stasiun TV.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Multimedia dalam Jurnalisme, Apakah Penting?

2 Maret 2023   14:36 Diperbarui: 2 Maret 2023   16:39 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.istockphoto.com/

Internet membuat hal yang berbau cetak berangsur-angsur mengadaptasikannya ke dalam dunia digital.

Perkembangan teknologi membuat media berita menjadi mudah untuk dijangkau. Tidak hanya dalam bentuk tulisan, namun bisa juga berbentuk video, audio, foto, infografis, dan lain-lain. Membuat berita semakin jelas dan mudah dipahami.

Diciptakannya platform-platform informasi membuat masyarakat lebih mudah untuk mengakses dan mendapatkan suatu informasi. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak ketinggalan informasi tentang peristiwa yang sedang terjadi.

Dalam penelitian yang bertajuk "What is Multimedia" oleh Mark Deuze (2004), secara logika jurnalisme multimedia harus melihat lebih jauh melalui perspektif kelembagaan, organisasi, teknologi, yang akan mempengaruhi pekerjaan jurnalis.

Maka dari itu, jurnalis multimedia dituntut untuk berpikir kritis mengenai makna yang dimiliki dari produk yang diciptakannya.

Terdapat dua cara untuk mendefinisikan multimedia dalam jurnalisme.

1. Menyajikan berita di situs web dengan menggunakan dua atau lebih format media, seperti tulisan, audio, musik, gambar bergerak atau tidak bergerak, animasi grafis, termasuk juga elemen interaktif dan hipertekstual.

2. Menyajikan berita dengan melalui berbagai media, seperti situs web, SMS, MMS, radio, televisi, surat kabar dan majalah.

Multimedia tidak hanya diproduksi atau disajikan dalam satu bentuk, namun multimedia harus disajikan dalam beberapa bentuk.

Dalam era modern, jurnalistik mengalami perkembangan serta inovasi dengan melibatkan bentuk-bentuk media yang membantu masyarakat untuk memahami informasi.

Fotografer dan videografer memiliki keuntungan untuk memahami logika dinamika dari disrupsi untuk mengejar perubahan teknologi pada bentuk foto dan video dalam jurnalisme.

Dalam penelitian "Visual Storytelling in The Age of Post Industrialist Journalism" oleh David Campbell (2013) , Disrupsi merupakan sebuah bentuk penurunan dari media cetak yang membuat ekologi informasi baru melalui internet dengan mendominasi layar yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam jurnalisme.

Perspektif institusional dalam melihat jurnalisme multimedia ialah sebagai kontes berkelanjutan antara ruang berita, pemasaran, dan departemen teknis. Dicirikan dengan situasi yang sangat dinamis dan kompleks pada setiap perusahaan yang bertemu secara berbeda.

Perspektif teknologi masih menjadi diskusi pro dan kontra pada aplikasi perangkat lunak yang standar namun dibuat khusus untuk digunakan memproduksi, mengedit, menerjemahkan, mengintegrasikan produk media secara digital.

Multimedia memiliki tiga jenis, masing-masing memiliki kegunaan dan bentuk yang berbeda.

Multimedia Interaktif

Media yang biasanya mengacu pada produk dan layanan digital yang terdapat dalam sistem berbasis komputer yang merespons tindakan pengguna dengan konten yang disajikan seperti teks, gambar bergerak, animasi, video, audio, dan video game.

Multimedia Hiperaktif

Media yang memiliki struktur elemen-elemen yang saling terkait dan pengguna dapat mengarahkannya, seperti world wide web (WWW), website, dan game online.

Multimedia Linier

Media hanya dapat digunakan oleh pengguna dengan menjadi penikmat dan penonton pada produk multimedia. Seperti, televisi, film, koran, dan sejenisnya.

Masyarakat mulai berbondong-bondong menggunakan multimedia dimulai dengan tumbuhnya penggunaan sosial media.

Multimedia ini sebuah kombinasi dari teks, foto, video, grafik, dan interaktivitas pada situs web.

Hal ini dilakukan untuk menyajikan sebuah cerita untuk menarik perhatian pembaca, hingga saat dikolaborasikan pada media dapat saling melengkapi informasi dan bukan mengulangi informasi.

Adanya mode penceritaan visual dapat menawarkan banyak keuntungan. Cerita dapat memiliki konteks yang lebih besar dan subjeknya memiliki suara, dengan begitu lebih mudah untuk didistribusikan melalui saluran digital baru yang tidak dibatasi publikasi cetak.

Multimedia bukan hanya menjadi tantangan bagi masyarakat, namun juga bagi mahasiswa untuk mendalami dan terlibat dalam perkembangan teknologi yang terjadi.

 Artikel ini ada versi audionya loh, ayo klik dan dengarkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun