Mohon tunggu...
Nisa Nursiyah
Nisa Nursiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Seseorang yang mempunyai minat di bidang media, menulis, seni, pemeranan, dan travelling. Juga memiliki pekerjaan impian sebagai tim kreatif di salah satu stasiun TV.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemaknaan di Film Tenggelamnya Kapal van Der Wijck (2013) dari Sudut Mata Remaja

13 November 2022   21:29 Diperbarui: 13 November 2022   21:34 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tahu film yang berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" karya sutradara Sunil Soraya yang diadaptasi dari novel karya Buya Hamka. 

Film ini ditayangkan pada tahun 2013 dengan jumlah penonton 1.724.110 orang. Film yang diperankan oleh artis-artis ternama tanah air seperti Herjunot Ali yang berperan sebagai Zainuddin, Pevita Pearce sebagai Hayati, dan Reza Rahadian sebagai Aziz. 

Dengan mengangkat kebudayaan Indonesia yaitu adat Minang, film ini berhasil membuat menangis para penontonnya dengan kisah antara Zainuddin dan Hayati. Tak sedikit pula dialog mereka booming karena penonton terasa relate dengan keadaan Zainuddin dan Hayati. 

Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013) menceritakan sebuah kisah asmara yang terhalang dengan adat dan budaya. Zainuddin seorang pemuda melarat dan tidak bersuku ini menyambangi keluarga dari ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. 

Di kampung halaman Ayahnya, Zainuddin bertemu dengan Hayati seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya.

Mereka berdua saling jatuh cinta, namun sayang cinta mereka terhalang oleh adat istiadat yang sangat kuat mampu meruntuhkan kisah cinta mereka (Irfan, 2020:100). 

Zainuddin akhirnya memberanikan diri untuk melamar Hayati, namun nahasnya lamaran itu ditolak oleh keluarga Hayati karena Zainuddin dianggap sebagai anak yang tidak tulen Minangkabau karena ibunya keturunan Makassar. 

Sedangkan status Hayati adalah seorang gadis keturunan bangsawan Minangkabau yang santun. Melihat Hayati sudah menikah dengan orang lain, Zainuddin pergi ke pulau Jawa tepatnya ke Batavia untuk memperbaiki kehidupannya. 

Setelah beberapa tahun di Jawa, akhirnya beberapa tahun kemudian Zainuddin berubah menjadi seorang pemuda yang bergelimang harta. 

Tak sampai disitu, Hayati dan Aziz datang menyambangi rumah Zainuddin yang pada saat itu keluarga Hayati mengalami kebangkrutan dan tak berapa lama Aziz pun bunuh diri meninggalkan Hayati seorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun