Mohon tunggu...
Nisa Nursiyah
Nisa Nursiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Seseorang yang mempunyai minat di bidang media, menulis, seni, pemeranan, dan travelling. Juga memiliki pekerjaan impian sebagai tim kreatif di salah satu stasiun TV.

Selanjutnya

Tutup

Film

Paradigma Film Lawas vs Film Modern

11 September 2022   19:55 Diperbarui: 11 September 2022   19:57 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Film merupakan salah satu media komunikasi yang berbentuk audio visual yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Dalam film juga terdapat banyak paradigma yang berfungsi untuk mempersepsi dan menilai sebuah pesan yang akan disampaikan.

Dalam film juga terdapat genre seperti horor, laga, dan drama. Namun, setelah tahun 1880-an terbentuklah subgenre yang memperluas aliran sebuah film.

Kali ini kita akan membahas mengenai paradigma, genre, dan subgenre melalui film Catatan Si Boy (1987) dan film Trinity, The Nekad Traveler (2017). Yuk disimak penjelasannya!

Sinopsis Film

Catatan Si Boy (1987)

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Catatan_Si_Boy
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Catatan_Si_Boy

Film Catatan Si Boy ini merupakan salah satu film terpopuler pada masanya. Film yang di bintangi oleh Onky Alexander (Boy), Ayu Azhari (Nuke), Meriam Bellina (Vera), dan Didi Petet. 

Film Catatan Si Boy ini merupakan garapan dari sutradara Nasri Cheppy yang berhasil membuat film ini sukses mencuri perhatian khalayak.

Film ini menceritakan mengenai kisah cinta Boy dan Nuke, Boy yang merupakan anak populer dan kaya raya ini berpacaran dengan Nuke yang merupakan gadis biasa, hal ini menyebabkan ayah Nuke tidak memberikan restu kepada Boy dan Nuke untuk berpacaran dan menyuruh Nuke untuk pergi ke luar negeri.

Boy yang saat itu merupakan lelaki populer di kampusnya membuat dirinya menjadi rebutan dan incaran para gadis di kampusnya, terutama Vera yang merupakan gadis keturunan bule yang baru saja datang ke Indonesia itu tertarik dengan Boy. 

Hingga akhirnya mereka menjalin sebuah hubungan, namun selama menjalin hubungan dengan Vera, Boy masih saja teringat tentang Nuke.

Hingga pada suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Vera dan disaat itu juga Boy kembali dengan Nuke dan mereka menjalin hubungan kembali.

Trinity, The Nekad Traveler (2017)

Sumber: https://www.pinterest.com/pin/824158800545549878/
Sumber: https://www.pinterest.com/pin/824158800545549878/

Film ini menceritakan seorang pegawai kantoran yang bernama Trinity (Maudy Ayunda) memiliki hobi travelling, karena memiliki jadwal yang pada dan keuangan untuk liburan pas-pasan hal ini menjadi penyebab Trinity dimarahi salah satunya oleh bosnya sendiri (Ayu Dewi). 

Selain itu, Trinity juga harus menghadapi keinginan kedua orangtua nya (Farhan dan Cut Mini) untuk segera mencari pasangan dan menikah.

Film yang digarap oleh Rizal Mantovani selain menyuguhkan cerita ia juga menyuguhkan keindahan beberapa kota di Indonesia dan manca negara. 

Dengan mengikuti keinginan Trinity yang sudah di tulisnya dalam buku diary miliknya yang disebut bucketlist berisi mengenai keinginan Trinity mengunjungi tempat-tempat pilihannya.

Ia selalu menuliskan pengalaman travelling di blog pribadi nya yang bernama naked-traveler.com. Hingga suatu saat Trinity melakukan traveling bersama saudara dan teman-temannya ke luar negeri, pada saat itu juga Trinity dihadapkan dengan berbagai dilema antara memilih pekerjaan atau passion nya, selain itu ada lagi masalah percintaannya dengan Paul (Hamish Daud) yang juga merupakan seorang traveler dan fotografer yang ia temui di perjalanan traveling nya.

Paradigma

Paradigma merupakan sebuah cara mendasar untuk mempersepsi, menilai dan melalukan sesuatu yang berhubungan dengan realistis, memiliki sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan dengan logis untuk mengarahkan cara berpikir untuk memberntuk suatu kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian (Astuti, 2022, h. 17).

Paradigma yang ditemukan dalam kedua film ini, Catatan Si Boy (1987) dan Trinity, The Nekad Traveller (2017) yaitu fenomenologi. 

Fenomenologi merupakan salah satu metode studi yang menjelaskan makna pengalaman hidup dan menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan realistis nya, fenomenologi juga berdasarkan pada tindakan sosial yang digunakan sebagai data (Anisti, 2017, h. 35).

Dalam film Catatan Si Boy (1987) fenomenologi yang diangkat adalah dari suasana yang relevan dengan tahun 80an, dan juga alur cerita yang mudah dipahami dan penonton banyak yang merasa relate dengan hal tersebut. 

Cerita-cerita sederhana di kehidupan, seperti dunia perkuliahan, kehidupan orang kaya, Boy yang ditentang oleh ayah Nuke untuk berpacaran, percintaan di kampus, perkelahian, dan lainnya.

Sedangkan dalam film Trinity, The Nekad Traveller (2017) fenomenologi yang terlihat yaitu bagaimana kehidupan dirinya sebagai pegawai kantoran yang memiliki banyak target namun di satu sisi juga dirinya ingin melakukan hobi traveling nya, lalu ada scene saat Trinity ini dilarang memakan-makanan yang kurang sehat oleh mantan pacarnya karena dirinya merupakan salah satu mahasiswa jurusan Gizi, adanya pertengkaran diantara pertemanan Trinity saat melakukan perjalanan ke luar negeri, dan masih banyak lagi.

Hal-hal diatas dikatakan menjadi sebuah Fenomenologi karena memiliki ke-relate an terhadap kehidupan sehari-sehari khalayak.

Genre

Awal mula munculnya genre yaitu dari teater atau sastra yang berbentuk narasi cerita. Sebelum perkembangan teknologi awalnya genre hanya memiliki tiga yaitu, horor, drama dan Laga. Namun berjalannya waktu ketiga genre tersebut berkembang dan menjadi subgenre (Astuti, 2022, h. 23).

Film Catatan Si Boy (1987) dan Trinity, The Nekad Traveller (2017) memiliki kesamaan dalam genre yaitu memiliki genre drama.

Hal ini dilihat dari penokohan dan alur cerita kedua film yang sangat realistis dengan kehidupan sehari-hari. Ada adegan-adegan yang bahkan membuat kita menangis, sedih, tertawa, bahkan kesal.

Yang pastinya dapat mendobrak dan mengobrak-abrik perasaan sang penonton.

Jadi, genre film favoritmu apa? Ayo komen di bawah ya!!

Daftar Pustaka:

Anisti. (2017, Maret). KOMUNIKASI MEDIA FILM WONDERFUL LIFE (Pengalaman Sineas Tentang Menentukan Tema Film). Jurnal Komunikasi, VIII, 35. doi: https://doi.org/10.31294/jkom.v8i1.2261

Asusti, R. V. (2022). Buku Ajar: Filmologi Kajian Film (1st ed.). Yogyakarta, DI Yogyakarta, Indonesia: UNY Press. Dipetik September 11, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun