Mohon tunggu...
Nisa Khoirun
Nisa Khoirun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi:membaca,menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Hadist Mengenai Kesetaraan Gender dalam Pendidikan

24 November 2024   19:28 Diperbarui: 7 Desember 2024   15:49 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

وَمَا  خَلَقْتُ  الْجِنَّ  وَا لْاِ نْسَ  اِلَّا  لِيَعْبُدُوْنِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).

 Ini menunjukkan bahwa tujuan hidup keduanya adalah sama, yaitu untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Allah.

Kesetaraan gender dalam hak dan kewajiban Meskipun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan peran biologis dan sosial antara laki-laki dan perempuan, Islam tidak menganggap salah satu jenis kelamin lebih tinggi daripada yang lain. Misalnya, dalam hal mendapatkan pahala, keduanya berkesempatan yang sama untuk meraih kebaikan melalui ibadah, amal shaleh, dan perjuangan hidup. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

وَمَنْ  يَّعْمَلْ  مِنَ  الصّٰلِحٰتِ  مِنْ  ذَكَرٍ  اَوْ  اُنْثٰى  وَهُوَ  مُؤْمِنٌ  فَاُ ولٰٓئِكَ  يَدْخُلُوْنَ  الْجَـنَّةَ  وَلَا  يُظْلَمُوْنَ  نَقِيْرًا

 "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga, dan mereka tidak dianiaya sedikit pun." (QS. An-Nisa: 124)

Kesetaraan gender dalam Pendidikan. Hadits ini juga mencerminkan pentingnya pendidikan bagi perempuan, karena perempuan adalah "saudara kandung" dari laki-laki yang harus mendapatkan hak yang sama dalam hal pengetahuan dan pembelajaran. Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya ilmu untuk setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini tercermin dalam hadits: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim (laki-laki dan perempuan)." (HR. Ibn Majah)

Kesetaraan gender dalam kepemimpinan dan peran social. Dalam sejarah Islam, terdapat contoh-contoh perempuan yang memegang posisi penting, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial. Contoh yang paling terkenal adalah Khadijah binti Khuwaylid, istri pertama Nabi Muhammad SAW, yang merupakan seorang pengusaha sukses dan berperan aktif dalam dakwah. Begitu juga dengan Aisyah r.a. yang dikenal sebagai seorang ulama dan cendekiawan.  

إِنَّكُمْ سَتَجِدُونَ بَعْدِي أُمَرَاءَ يُؤْتُونَكُمْ فِي مَا لَا تَعْرِفُونَ، فَإِنْ رَأَيْتُمْ أَمْرِي قَدْ ضَاعَ فَأَعِينُوهُ

"Sesungguhnya kalian akan mendapati setelahku para pemimpin yang memberikan keputusan yang kalian tidak kenal. Jika kalian melihat pemerintahanku telah terabaikan, maka bantulah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini bukan hanya mengacu pada kepemimpinan laki-laki, tetapi juga mengingatkan pentingnya masyarakat untuk menjaga kepemimpinan yang adil dan berlandaskan pada prinsip-prinsip yang benar. Dalam konteks perempuan, meskipun tidak secara langsung menyebutkan peran perempuan dalam kepemimpinan, hadits ini menegaskan bahwa setiap orang, baik laki-laki atau perempuan, yang mampu mengemban tugas kepemimpinan yang adil dan bijaksana, harus diberikan kesempatan dan dukungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun