Selain itu, dalam surat Kartini kepada Ny Van Kol tanggal 21 Juli 1902. Kartini mengungkapkan keinginan memperbaiki Islam untuk Pribumi,
" Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai. "
Setelah membaca kisah Kartini tersebut, kita tahu Kartini juga merupakan santri dari Mbah Kyai Sholeh Darat. Selain itu, dari silsilah keluarga Ibundanya Kartini merupakan cucu seorang pemuka agama yang pasti diajarkan ajaran-ajaran agama. Sebagai bukti lain bahwa Kartini adalah santri dan pendorong Mbah Kyai Sholeh Darat membuat buku tafsir dapat dilihat dalam pembukaan kitab tafsir Faidhur Rohman, dimana dalam pembukaan itu Mbah Kyai Sholeh Darat menegaskan bahwa penerbitan bagian dari seluruh kitab tafsir adalah permintaan sebagian teman-temannya bahkan ditulis dengan ikhwan kito fiddin yang artinya teman yang seagama. Hal ini menjelaskan bahwa permintaan yang dimaksud bukan dari Belanda yang beda agama.
Sekian J
Sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H