Izinkan aku berkisah padamu
22:57 waktu Indonesia barat
Bersama Melodi yang mengiringi jemariku menuliskan pesan ini untukmu
Kulamat bait dalam muara candu ini
Sembari bertanya
kapan emak pulang?
Membawa rempah untuk pilu kemarin petang
Kutanya pada foto bapak
Tergantung disudut ruangan ini
Membisu
Kulempar pada lukisan kuda di sana
Di atas dampar tempat kisah bertuliskan
Dengan gagahnya bersolek
Mematung
Kapan emak pulang?
Gemerlap malam pun mulai sirna
Tinggal bayangan yang menampakan kemolekanya
Tikus tikus terus menggerogoti sisa pesta malam itu
Ibarat tak punya malu
Pada sekawanan burung yang terbang mencari bulir biji
Jijik merampasÂ
Darah
Menetes di sudut kerling pertiwi
Diremuk oleh bangkai kebodohan
Para jelata tak tau harga diri
Biadap berselimut pada gaun indah mereka
kapan emak pulang?
Gadis desa seberang telah pulang mak
Bukan intan yang dia bawa
Namun gelar baru sungguh tak pantas
Janda pulang tanpa suami
Janda mak tak, sedih kau mendengar itu
Malam belum padam
Begitu pula dengan jerit nestapanya
Yang meraung hancurkan liliput diambang ranjang
Inilah negeri kita mak
"nak, cucuran air mata ini nak
Akan merekahkan bunga untuk generasi mendatang"
Teringat emak menimangku
Kapan emak pulang?
Rekahan bunga mu melayu mak
Gegara si kumbang
Membawa benih kejahiliyahan.
Kami telah setara dengan para pujangga di sana
Tapi mak,
Dia datang lagi mak
Kami takut, pada pesta malam itu
Rindu kami pada emak
Perlahan kami mati mak
Terbelenggu kerontang kota tua
Yang gempitanya mulai temaram