Mohon tunggu...
Nisa Asfia
Nisa Asfia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Lahan Basah di Kabupaten Barito Kuala, Tantangan dan Potensi Ekonomi

10 Oktober 2024   19:13 Diperbarui: 10 Oktober 2024   19:21 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Nisa asfia

NIM: 2410416320036

Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mata Kuliah : Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Program Studi: S1 Geografi

Pendahuluan

Kabupaten Barito Kuala, yang terletak di Kalimantan Selatan, memiliki luas wilayah dengan lahan basah yang cukup signifikan. Lahan basah seperti sawah, tambak, dan rawa adalah sumber daya alam yang kaya akan potensi ekonomi. 

Namun, meskipun memiliki potensi besar, pemanfaatan lahan basah di daerah ini masih menghadapi berbagai kendala.

 Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 10 responden, artikel ini akan membahas berbagai aspek terkait pemanfaatan, tantangan, dan peluang pengembangan lahan basah di Kabupaten Barito Kuala.

Pemanfaatan Lahan Basah

Dari kuesioner yang dikumpulkan, mayoritas responden menyatakan bahwa di daerah mereka terdapat lahan basah yang luas. 

Sebanyak 40% responden menyebutkan bahwa luas lahan basah di daerah mereka berkisar antara 1 hingga 5 hektar, sedangkan 30% lainnya mengatakan bahwa lahan basah di daerah mereka lebih dari 5 hektar. Lahan-lahan ini sebagian besar dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perikanan. 

Pertanian mendominasi sebagai pemanfaatan utama, dengan 40% responden menyatakan bahwa lahan basah di daerah mereka digunakan untuk kegiatan pertanian, sementara 40% lainnya menyebutkan perikanan sebagai kegiatan utama. 

Namun, ada juga beberapa lahan yang belum dimanfaatkan dengan optimal, di mana responden yang terlibat menyatakan bahwa lahan tersebut tidak memiliki aktivitas ekonomi yang signifikan.

Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan basah di Kabupaten Barito Kuala adalah rendahnya tingkat optimalisasi. Berdasarkan hasil kuesioner, hanya 40% responden yang menyatakan bahwa lahan basah di daerah mereka sudah dimanfaatkan secara optimal.

 Sisanya, 60%, merasa bahwa pemanfaatan lahan masih belum maksimal. 

Berbagai faktor disebutkan sebagai penghalang dalam optimalisasi lahan, termasuk minimnya infrastruktur, keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya dukungan pemerintah, serta kurangnya modal. 

Infrastruktur yang tidak memadai menjadi keluhan paling umum dengan 30% responden menyebutkannya sebagai kendala utama.

 Hal ini diikuti oleh masalah keterbatasan modal yang disampaikan oleh 30% responden, serta minimnya dukungan pemerintah yang disampaikan oleh 20% responden lainnya.

Potensi Pengembangan Lahan Basah

Meskipun menghadapi banyak kendala, lahan basah di Kabupaten Barito Kuala masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil kuesioner, sektor pertanian dan perikanan diidentifikasi sebagai sektor paling potensial untuk dikembangkan. 

Sebanyak 40% responden merasa bahwa pertanian merupakan sektor yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan, sedangkan 40% lainnya memilih perikanan. 

Hal ini sejalan dengan potensi sumber daya alam di wilayah ini, di mana kondisi lahan dan iklim mendukung pengembangan sektor-sektor tersebut.

Selain pertanian dan perikanan, pariwisata juga diidentifikasi sebagai sektor yang berpotensi. 

Sebanyak 20% responden menyebutkan bahwa lahan basah di daerah mereka memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam atau ekowisata. 

Potensi pariwisata ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat jika dikelola dengan baik, terutama dalam hal promosi dan pembangunan infrastruktur pendukung.

Dukungan yang Dibutuhkan

Agar pengembangan lahan basah dapat dilakukan secara maksimal, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan. Berdasarkan kuesioner, 40% responden menyatakan bahwa dukungan modal usaha sangat penting untuk mendorong pengembangan lahan basah. 

Modal yang cukup akan membantu masyarakat setempat dalam mengembangkan usaha pertanian, perikanan, atau sektor lainnya. 

Selain itu, 30% responden menyebutkan bahwa perbaikan infrastruktur menjadi prioritas utama untuk mempermudah akses dan pengelolaan lahan. 

Infrastruktur yang baik tidak hanya akan membantu petani dan nelayan dalam mengakses lahan, tetapi juga akan mempermudah distribusi hasil usaha mereka ke pasar yang lebih luas.

Selain modal dan infrastruktur, pelatihan dan edukasi juga menjadi kebutuhan penting. Sebanyak 30% responden menyatakan bahwa pelatihan dan edukasi diperlukan agar masyarakat dapat lebih memahami cara-cara modern dalam mengelola lahan basah secara berkelanjutan. 

Edukasi mengenai teknologi pertanian, budidaya perikanan, serta pengelolaan wisata alam sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha masyarakat setempat.

Komentar dan Saran dari Responden

Responden juga memberikan beberapa saran terkait pemanfaatan dan pengembangan lahan basah di daerah mereka. Sebagian besar menyatakan perlunya perhatian lebih dari pemerintah dalam memberikan dukungan modal dan infrastruktur. 

Beberapa responden juga menyarankan agar pelatihan terkait pertanian modern dan teknologi pengelolaan lahan lebih sering diadakan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan lahan basah secara optimal.

Selain itu, ada juga responden yang melihat potensi besar dalam sektor pariwisata, tetapi merasa bahwa kurangnya promosi dan fasilitas pendukung menjadi penghambat utama. 

Pengembangan infrastruktur wisata dan promosi yang lebih agresif dapat menarik wisatawan ke daerah ini, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kuesioner, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Barito Kuala memiliki potensi besar dalam pemanfaatan dan pengembangan lahan basah, terutama dalam sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. 

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur, modal, serta minimnya dukungan dari pemerintah. 

Agar potensi ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal, diperlukan dukungan dalam bentuk modal usaha, perbaikan infrastruktur, serta pelatihan dan edukasi bagi masyarakat setempat.

Dengan adanya perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait, lahan basah di Kabupaten Barito Kuala dapat menjadi sumber penghidupan yang lebih produktif bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Pengembangan yang tepat juga akan mendukung upaya pelestarian lingkungan, sehingga lahan basah ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun